37. Perhatian

22 1 0
                                    

Perhatian 21+

Dita keluar kamarnya dan dengan bersamaan,melihat Bi Mina,membawa segelas teh hangat.
" bi... Tuan minta teh hanya?"
" iya .. Nya.. Sepertinya tuan tidak enak badan"
Dita langsung masuk ke kamar Bram tanpa meminta persetujuan Bram. Benar saja suaminya itu tengah terbaring dengan menutup matanya dengan lengan. Dita menghampiri Bram.
" sayang...kamu demam.." kata Dita setelah memegang tubuh Bram
Dita membenarkan posisi tubuh Bram supaya nyaman. Dan memberikan teh hangat ke Bram.
Bram meminumnya sedikit.
" bi .. Hubungi dokter ya"
" baik nyonya"
Bi Mina keluar,Dita kemudian mengganti pakaian Bram. Bram mengigau,suhu badan Bram semakin panas. Dita sangat khawatir karena Bram hampir jarang sakit. Tak lama dokter datang. Dita terus disamping Bram.
" Pak Bram demam.. Kalau sampai nanti malam belum turun juga,langsung bawa ke rumah sakit ya bu, sepertinya beliau kena gejala tipus, sekarang saya inpus saja dulu"
" baik dok,Terimakasih"
" iya bu... Perhatian istri lebih diperlukan sepertinya untuk saat ini"
Dita tersenyum kecut. Dokter keluar diantar oleh bi Mina. Dita memeluk Bram dan mengusap pipi Bram. Pria galak dan kuat kini terkulai lemah tak berdaya. Dita meraih tangan Bram,menggenggam dan menciuminya.  " sayang... Cepet sembuh ya" kata Dita lembut
Bram hanya melenguh. Dita bersandar di sisi Bram hingga dia tertidur. Menjelang malam,Bram terbangun. Dia heran tangannya di infus dan melihat Dita tengah bersandar di sisinya.

Bram membuka jarum infus di tangannya,kemudian bangun dan membenarkan posisi tidur Dita. Bram mengusap kepala Dita kemudian mencium kening Dita. Kemudian dia pergi mandi,karena merasa badannya lengket. Sampai Bram selesai mandi,dita belum terbangun juga. Bram keluar kamarnya. Bi Mina dan dwi heran Tuannya sudah segar bugar.
" Tuan sudah sehat? " tanya Bi Mina
Bram mengangguk.
" baguslah... Nyonya khawatir sekali Tuan,terus nyonya dimana?"
" dia tidur.. Dwi..kamu tolong belikan rawon khas jawa timur ya.. Sajikan buat makan malam"
" tumben Tuan"
" keinginan Dita"
Dwi mengangguk. Bram kembali ke lantai atas namun tidak kekmana,namun keruang kerjanya. Sementara itu dita terbangun,dia terkejut Bram tidak ada. Dia memanggil manggil Bram dan berlari ke lantai bawah.
" nyonya... Tuan di ruang kerjanya,Tuan sudah sehat"
Dita menghela napas,dia lega. Kemudian dia kekamarnya untuk mandi. Jam makan malam,Dita turun ke ruang makan dan melihat rawon yang siang tadi diinginkannya. Tapi dia ingin Bram yang makan.
" bi..panggilin Tuan ya"
Bi Mina mengangguk dan berjalan ke lantai atas menuju ruang kerja Bram. Bram keluar dari ruang kerjanya dan menuju ruang makan.

Dita melihat Bram berjalan ke meja makan,dia tersenyum.
" sini sayang... Kamu makan,biar cepet sehat,kamu itu kurang makan... " kata Dita
Dita sudah mengambilkan nasi dan menyodorkan ke Bram. Namun Bram menolak,dia mengambil sendiri nasi dan rawonnya. Dia tidak menganggap Dita.
" ayo...bi.. Dwi..makan sini" ajak Bram
" Tuan sama nyonya saja,kami nanti saja"
" eh... Sudah sini bi...dwi.. Cepat" ajak Bram
Bi Mina dan dwi duduk di meja makan. Bram makan dengan lahap. Berbeda dengan Dita yang hanya mengaduk aduk nasi dipiringnya. Bram hanya melirik sekilas. Sampai Bram selesai,Dita tidak makan juga. Kemudian Bram meninggalkan meja makan. Dita berdiri dan kemudian berjalan cepat melewati Bram,masuk kamar dan membanting pintu kamarnya. Bram hanya menggeleng,Bram masuk kembali keruang kerjanya.

*****
Dikamar,Dita menangis. Dia kesana,seharusnya dia tidak perlu peduli saat suaminya itu sakit. 2 minggu lebih Bram tidak memperdulikannya. Dita menangis sampai tertidur. Bram membuka pintu kamar Dita,melihat Dita tidur seperti janin. Bram mencelos ketika melihat jejak air mata di pipi Dita. Dia sebenarnya tidak tega sudah mendiamkan istrinya itu. Apa yang Dita rasakan,sama dengan hatinya. Bram membenarkan posisi tidur Dita, dan mengecup bibir istrinya itu,yang sangat dia rindukan. Bram merapikan anak rambut Dita. Bram berusaha menahan hasratnya. Dia takut untuk meminta hanya akan membuat Dita semakin marah padanya. Hingga akhirnya,bram ikut tidur disamping Dita,memeluk istrinya itu. Dita merasa ada seseorang disamping,dia tersenyum,tanpa membuka mata dia tahu itu Bram. Dita menenggelamkan kepalanya ke dada Bram. Mereka tidur berpelukan. Hingga keesokan harinya,Bram terbangun karena Dita yang membangunkan.
" Mas..kamu kerja gak... ?"
Bram melenguh,melihat wajah istrinya yang nampak cantik,membuatnya berhasrat. Bram langsung meraih Dita,hingga istrinya itu berada di pelukannya.
" hari ini aku kerjanya setelah makan siang,soalnya mau olahraga pagi dulu"
" yaudah...kalau mau olahraga,cepet bangun"
Bram mengecup bibir istrinya. Dita membelalakkan matanya.
" mau olahraganya sama kamu"
Dita mendengus.
" aku masih marah,aku masih kesel"
" oh..ya" ujar Bram dengan senyum sirmik
Kemudian Bram menciumi wajah istrinya.,membuat Dita kegelian. Dengan sigap tangan Bram sudah membuka baju yang dikenakan Dita. Bram melihat gundukan milik Dita,dia tersenyum. Kemudian mencium lembut bibir istrinya dan sisambut oleh Dita. Mereka olahraga pagi hingga hampir melewatkan waktu sarapan. Bram menuntaskan hasratnya yang sudah dia tahan.

Bram mencium kening istrinya.
" maafin aku ya" kata Bram sambil memeluk dita dan mengusap punggung telanjang Dita.
Dita mengangguk dan memainkan telunjuknya di dada telanjang Bram.
" Mas... Maafin aku juga ya.. Ehm..aku..."
" malam itu...aku gak pergi sama Raline kok, aku ke cafe gak ke club, kepalaku pusing banget waktu itu, pemilik cafe itu teman Raline,jadi dia hubungi Raline buat anter aku pulang"
Dita mencubit perut Bram. Bram mengaduh sambil terkekeh.
" jadi kamu bohong sama aku"
" aku...malu sayang...malu.. Udah kasar sama kamu"
Dita meraih wajah Bram dan menangkupnya.
" kamu gak perlu cemburu sama lelaki manapun,karena aku cintanya sama kamu.. Bramantyo Lee" jelas Dita lalu mengecup bibir Bram,namun Bram menahannya dan melumat bibir istrinya itu. Tangan Bram bergerilya memainkan buah dada Dita. Ciuman Bram turun keleher dan melumat puting Dita.
" sayang... Aku cinta kamu.. Aku mau punya anak dari kamu sayang" kata Bram di sela kegiatannya sebelum dia memasuki Dita.
Dita mengangguk,kali ini Bram melakukannya dengan benar. Dita juga berharap bisa hamil kembali supaya mempererat hubungan mereka dan rumah tangganya baik baik saja. Harapan Dita memiliki anak kembar yang lucu lucu. Bram menciumi wajah istrinya itu.




*****
Wah... Ternyata...
Jangan pada senyum senyum ya

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang