24. Perfect to life

39 5 4
                                    

Dita sudah sehat,dia tengah sibuk di dapur,memasak nasi goreng bersama bibi. Bram baru bangun,langsung berteriak memanggil dita. Sehingga dita terkejut,bram langsung menarik dita.
" sudah berapa kali, kita punya pembantu,kenapa kamu harus repot di dapur"
Maki bram
Dita nampak heran,dia memeluk bram. Mungkin bram tengah sensitif karena pekerjaan di kantornya.
" iya... Iya... Aku minta maaf... Bi terusin"
" baik nyonya"
Dita mengajak bram duduk di sofa. Kemudian mengusap usap dada bram. Napas bram masih naik turun.
" maaf ya" kata dita
Bram melirik istrinya itu. Dita tersenyum. Bram kemudian mengusap perut dita.
" setelah sarapan kita pergi ke suatu tempat"
" kemana?"
" bimil"
Dita menepuk dada bram.
" ayo... Mandi dulu" kata bram tiba tiba langsung menggendong dita
Dita tertawa. Bram akhirnya luluh,mereka mandi bersama. Selesai mandi,dita mengenakan dress berwarna tosca,dia nampak cantik. Bram memperhatikan dita.

" wae?" tanya dita yang sedang memakai bedak
" yeppo"
Dita tersenyum. Bram mencium puncak kepala dita. Ponsel bram berbunyi, bram menerimanya namun menjauh dari dita. Dita selesai berdandan,kemudian dia turun ke ruang makan. Bram tidak ada di dalam rumah,dia datang dari luar. Dita heran,sebenarnya telepon dari siapa. Mereka kemudian sarapan. Selesai sarapan bram mengajak dita ke suatu tempat.
" kita mau kemana sih?"
" udah... Kamu duduk dengan tenang"
" hmm... "
Bram berhenti di pinggir jalan. Kemudian mengeluarkan syal. Dan meminta dita mendekat. Bram menutup mata dita dengan syal.
" jangan protes,jangan coba coba dibuka, awas aja,aku hukum kalau gak nurut" ancam bram
" okok"
Dita menurut saja dengan tingkah konyol suaminya. Bram menjalankan mobilnya, lalu berhenti lagi. Bram keluar dari mobil,kemudian membukakan pintu untuk dita. Dia mengarahkan dita berjalan. Perlahan bram mengarahkan dita. Dita penasaran,namun dia hanya bisa pasrah.

Bram meminta dita berhenti, kemudian membuka syal yang jadi penutup mata dita. Dita melihat,sebuah rumah dengan nuansa korea modern. Dita terkesima. Bram mengajak dita keliling rumah,melihat setiap ruangan. Dita tidak bisa berkata kata.
" gimana? Suka?"
Dita mengangguk, kemudian menghujani bram dengan ciuman. Bram tersenyum.
" rumah kita sebelumnya terlalu sempit,aku pikir nanti ruang main dia terbatas, jadi aku sengaja beli rumah ini"
Dita memeluk bram.
" makanya aku pekerjakan lagi art yang kamu suruh pulangin"
Dita mencubit perut bram. Dita memeluk bram,sedikit terganjal dengan perut buncitnya.
" wah... Bagus juga ya" suara tiba tiba membuat dita dan bram menoleh
Berdiri wanita cantik,sesempurna dewi aphrodhite. Siapa lagi kalau bukan Raline. Seketika senyum dita menghilang.
" hai... Raline" sapa bram santai
" hai... Bram... Hai... Dita... Gimana? Kamu suka?" tanya raline dengan penuh senyum
Dita nampak bertanya tanya.
" raline yang bantu aku temuin rumah ini,terus dekornya juga"
Seketika dita merasa kesal. Dia pikir semua benar benar usaha bram.

Dita hanya diam,ketika raline dengan semangat bercerita tentang rumah itu. Bram juga ikut berperan serta dengan cerita raline. Dita jadi merasa aneh. Sebenarnya rumah ini untuknya atau untuk raline. Ponsel bram berdering,dia menjauh dari dita dan raline. Raline tersenyum ke dita.
" perfect husband perfect life, so amazing" celetuk raline
Dita memicingkan matanya.
" what do you mean?"
Raline mendekat ke dita. Seketika dita mencium aroma yang sepertinya tidak asing. Dia pernah mencium aroma itu.
" hai... Bram... Aku pamit dulu ya... Have fun ya,kayaknya dita suka banget tuh"
Pamit raline ke bram
Mata dita seraya hampir lepas melihat raline memeluk bram. Bram tersenyum,suaminya di peluk wanita lain di depannya. Perselingkuhan terbuka. Bram memeluk dita dari belakang.
" secepatnya kita pindah ya, pas anniversary pernikahan kita gimana?"
Dita tidak menjawab. Dia hanya diam. Bram heran dita tidak meresponnya.
" sayang?"
" ayo pulang,aku capek" kata dita sembari melepas pelukan bram dan berjalan keluar rumah. Bram mengikuti istrinya itu. Sepanjang perjalanan dita pura pura tidur, supaya tidak mengobrol dengan bram. Sampai dirumah,dita keluar begitu saja dari mobil dan masuk rumah. Bram bingung dengan sikap dita. Dikamar dita mencengkeram botol parfum yang bram bawa dari thailand.

" sayang kamu kenapa sih?" tanya bram sembari barganti pakaian
" parfum ini sengaja kamu beli atau untuk hal lain?"
Bram terkekeh.
" ya beli lah buat kamu, belinya di bandara,kamu suka?"
Dita langsung melempar parfum itu ke tempat sampah. Bram terkejut.
" kamu apa apaan sih, kenapa di buang?" tanya bram dengan nada tinggi
" aku gak suka"
" tapi apa harus dibuang juga" kata bram sambil memungut parfum itu
Dita mendengus kesal. Bram meletakkan parfum itu ke meja rias dita. Dita membuangnya lagi,bram mengambilnya lagi. Kali ini dita melemparnya sehingga botol itu pecah.
" semua aja... Ya.. Tentang wanita itu,kalau kamu memang suka sama dia kenapa kamu gak nikah aja sama dia" kata dita tiba tiba
Bram terkejut dengan kata kata dita.
" dari awal pernikahan kita wanita itu selalu jadi benalu, mau kamu apa?" teriak dita
" maksud kamu apa?"
" kenapa kamu gak nikah sama dia aja,kenapa kamu gak cerai aku aja, kenapa kamu mesti repot sendiri?"
Bram memejamkan matanya berusaha menahan emosinya.
" kalau gitu balik kesepakatan awal, kita cerai setelah anak ini lahir"
Bram mengepalkan tangannya. Dia kemudian keluar dari kamar,meninggalkan dita. Dita mengikuti bram.

" jelasin sama aku,permainan apa yang kamu buat"
Bram memijit kepalanya guna menahan emosinya agar dia tidak melakukan hal bodoh lagi.
" dita... Berhenti... " kata bram geram
Dita sangat marah,selama ini mencoba diam,menjadi istri yang baik. Namun bram seolah mengejeknya.
" ceraikan aku sekarang,dan kamu bebas bisa bersama raline"
Bram langsung menampar dita. Air mata dita langsung luruh begitu saja. Bram langsung masuk ke ruang kerjanya. Sementara dita kembali ke kamar, dia mengambil koper dan membereskan beberapa pakaiannya. Dita keluar dengan menenteng koper. Para art mencegahnya.
" jangan pergi nyonya,nyonya lagi hamil" kata bi mirah
Bram mendengar keributan dibawah,dia langsung keluar dari ruang kerjanya. Bram melihat koper dita. Dia langsung menendang koper itu,membuat para wanita itu berteriak karena terkejut. Dita berjalan ke arah pintu.
" berhenti" kata bram emosi
Dita juga tengah emosi,dia tidak mengindahkan bram. Bram langsung menarik dita dan mendorong nya ke sofa. Dita memekik,para art yang melihat menjerit. Bram  langsung menindih dita. Bram mencengkeram kerah baju dita. Dita memegangi perutnya yang sakit.
" sekali lagi kamu bicara seperti itu dan pergi dari rumah ini,lebih baik kamu mati" kata bram emosi
Dita tidak bisa menjawab,perutnya sakit.
" paham" bentak bram
Dita mengaduh,dia merasa ada yang keluar. Bram tersadar,dia melihat darah keluar dari kedua paha dita. Dita langsung pingsan. Bram membangunkan dita. Dia panik melihat kaki dita berlumuran darah dan dita pingsan. Bram lekas membawa dita kerumah sakit. Sepanjang perjalanan bram menangis, dia menyesal telah bertindak bodoh.

****
Nah... Kan...
Ish... Dasar Bram
Gimana nih maunya bram gimana?"

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang