49. Rindu

21 2 0
                                    

Dita tengah menginput data murid baru. Ponsel berbunyi,pesan dari Asta yang mengirim foto Raiden. Dita sangat merindukan Raiden.
" Mama..rindu kamu sayang" ujarnya lirih

Kak Asta
Rai ke Indo sama ayah dan ibu untuk hadir di pernikahan Raline,mau ketemu ? Nanti aku atur sama Yoona

Dita hanya tersenyum miris. Dia tidak bisa menjawab,dia merasa tak enak hati kepada mantan mertuanya itu. Yang Dita pikirkan adalah Bram.

****
Dita tengah berbelanja kebutuhan rumahnya,di sebuah pasar tradisional bersama Bi Asih. Ketika asyik memilih, ada seorang wanita paruh baya memanggilnya.
" nyonya Dita"
Dita menoleh,dia terkejut.
" Bi Mirah"
" Ya alloh...nyonya..."
Dita langsung memeluk Bi Mirah. Dita tidak menyangka akan bertemu Bi Mirah. Mereka kemudian berbincang di sebuah warung.
" semenjak Nyonya pergi,Tuan,berantakan, tuan tidak pernah pulang lagi kerumah, tuan selalu di apartemen,tapi juga tidak memecat Bibi,bibi diminta tetap membersihkan rumah dan memasak kemudian mengirim ke apartemen,tapi kadang makanan tidak dimakan" cerita Bi Mirah sedih
Dita hanya mendengarkan.
" Tuan berubah,tidak seperti dulu,badan Tuan kurus, Tuan lebih suka merokok,setiap membersihkan apartemen tuan ,selalu ada banyak puntung rokok di balkon"
" ish...Dia bosen hidup kali "
" sepertinya Tuan kehilangan nyonya,setiap Tuan pulang kerumah, bibi selalu mendengar suara isak tangis di kamar,tapi setelah itu Tuan kembali ke apartemen"
Dita menghela napas.
" kamu...hancur mas?" ujarnya dalam hati
Bi Mirah menatap Dita.
" apa nyonya lebih baik sekarang,nyonya dimana?"
" Alhamdulillah lebih baik, ada kok"
" Nyonya...apa tidak ingin kembali ke tuan? Maaf saya lancang"
Dita tersenyum.
" Mas Bram berhak dapat wanita yang lebih baik dari saya Bi "

Setelah berbincang cukup lama,mereka berpisah. Bi Mirah kembali ke rumah,begitu juga Dita. Bi Mirah heran melihat mobil Tuannya terparkir.
" Pak Damar,ada apa disini?" Tanya Bi Mirah pada Damar
" Tuan pulang,minta diantar pulang katanya"
Bi Mirah segera masuk ke dalam rumah. Nampak Bram sedang duduk menonton tv.
" darimana Bi?"
" owh...dari pasar Tuan,Tuan mau dimasakin apa?"
" apa aja Bi, rapikan kamar tamu sama kamar Rai,besok mereka datang"
" Tuan kecil datang,wah...baik Tuan"
Bram kemudian menuju lantai atas dan masuk ke kamarnya. Bi Mirah sangat senang dan antusias dengan kedatangan Rai,pasalnya sudah 2 tahun tidak bertemu dengan Rai.

***
Dita tengah duduk di teras rumahnya,sembari memainkan ponselnya. Ada tukang paket berhenti di depan rumahnya.
" permisi Bu,apa benar dengan Ibu Anindita ?"
" iya saya"
" paket Bu"
Dita bingung,karena dia tidak merasa memesan apapun. Dia menerimanya karena namanya tertera. Dita membawa paket itu masuk dan ponselnya berdering.
" udah diterima paketnya,dipake dan kamu dateng sama saya" cerocos seseorang diseberang sana
" tapi..."
Sambungan terputus. Dita menghela napas. Dita membuka paket itu,isinya sebuah gaun yang cantik,lengkap dengan hello. Dita menyimpannya kembali. Bagaimana dia hadir,pasti disana ada Bram. Selama dua tahu ini, dirinya berusaha menghindar dari Bram. Tahun pertama, Jiwa Dita terguncang karena masalah bertubi tubi, sehingga harus dirawat kejiwaannya. Tahun kedua setelah bangkit, dengan bantuan Asta, dirinya bisa mendapatkan pekerjaan saat ini.

Dita termenung,dia tidak ingin datang. Ponselnya berdering lagi,kali ini dari Dina.
" mbak.. Bisa pulang kerumah gak,ibu sakit"
" bawa kerumah sakit aja din"
Dita mematikan ponselnya. Bukan tanpa alasan Dita mengabaikan ibunya. Dita sudah menukar yang dia miliki dengan keinginan ibunya. Dari kecil,ibunya itu tidak pernah menyayanginya. Dita memilih menonton televisi. Dan berita pernikahan Raline masuk infotaiment, beberapa rekannya di wawancara. Dan Pria yang pernah dikabarkan dekat dengannya,bahkan statusnya Duda, ternyata mereka tidak bersama. Dita menonton sesi wawancara Bram. Pria itu, Dita hanya bisa memandang dari layar kaca. Bi Asih mendekati Dita.
" Bu... Itu Bramantyo Lee  ya"
Dita menoleh.
" saya kira mereka itu pacaran lho Bu,soalnya berita dimana mana, sampai katanya Raline orang ketiga,gak tahunya bukan"
Dita tersenyum.
" bibi fans Raline?"
" ya... Bibi suka aja, dia cantik,baik,pintar,cocok gitu sama Bramantyo "
Dita mengangguk.
" tapi bibi heran sama istrinya Bramantyo eh...mantan istrinya,kayak apa sih, sampai bikin dia betah duda terus nolak Raline lagi"
Dita membulatkan matanya.
" ada yang bilang istrinya biasa aja,malah katanya bukan dari kalangan pengusaha,orang biasa,bibi penasaran"
" terus kalau bibi tahu istrinya kenapa? Mau apa?"
" ya... Menurut gosip,istrinya yang gugat cerai Bramantyo gara gara Raline"
" terus?"
" masak... Cowok sekece Bram,ditinggalin sih, bibi juga mau"
Dita tertawa. Bi Asih,terus mengoceh tentang Bram dan Raline. Dita tidak menyangka,2 tahun ini,Bram berubah menjadi selebritas, lewat Raline.

Pintu rumah Dita,ada yang mengetuk. Bi Nur membukanya,namun Bi Asih,tidak menyahut ketika Dita bertanya. Akhirnya Dita berjalan keruang tamu. Dia terkejut dengan kedatangan sosok di depan rumahnya. Dita menghela napas.
" masuk" kata Dita
Tamu itu masuk. Dita meminta Bi Asih membuat minum. Tamu itu duduk,sambil mengamati sekitar.
" ada perlu apa? Kenapa kesini?"
" kenapa? Kamu gak mau ketemu saya?"
Dita tidak menjawab.
" saya kesini,meminta tanda tangan kamu,untuk penyerahan aset"
" aset apa, aku udah kasih kuasa ke kamu semua Mas"
" iya... Kamu hanya memberi kuasa, tapi ayah sudah merubah pemilik perusahaan itu kamu, jadi saya kesini untuk meminta namanya diubah menjadi milik saya"
Dita menatap sinis Bram. Pria dihadapannya ini Bram,mantan suaminya.

" kalau aku tanda tangan,apa imbalan buat ku"
" imbalan apa? Lagipula itu milik ayah,bukan kamu"
Dita terdiam. Bram benar benar ingin menghabisinya tanpa tersisa.
" rumahnya pasti gak nyaman,masih nyaman dengan saya kan"
" Rai,kapan datang?"
" kenapa bertanya, dia bukan anak kamu"
" owh...sorry"
" 2 hari lagi kita bertemu di notaris" kata Bram
" seharusnya anda tidak perlu repot datang kemari, anda bisa meminta asisten pribadi anda"
Bram menelan salivanya.
" apa sebenarnya kamu,penasaran bagaimana hidup ku tanpa kamu Mas?"
Bram melonggarkan dasinya.

" ok... 2 hari lagi kita bertemu di notaris,silakan pergi jika urusan selesai"
Bram berdiri dan menatap Dita sinis.
" kamu... Benar benar pergi dari hidup saya, dan setelah ini, saya harap kamu pergi yang jauh"  kata Bram kemudian keluar dari rumah Dita. Dita hanya terdiam. Setelah Bram pergi,Dita langsung masuk kamar. Dan tidak keluar sampai besok pagi.

*******
Bram jahat???

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang