32. Pisah

39 3 0
                                    

Sore ini Bram dirumah bersama Dita, dirumah saja. Sesuai pesan ayah, dita menemani Bram diruang kerjanya. Bram memantau usahanya yang lain. Bram terus menatap layar laptopnya yang menampilkan grafik dan angka angka. Dia mengecek saham Suho Grup,dia kecewa,angkanya menurun. Bram memijit keningnya. Dita datang dan duduk disampingnya sambil membawakan minum. Bram meminumnya tanpa melihat.
" kok air putih?" protesnya
" kamu dari tadi udah minum teh manis,gak bagus... Minum air putih yang bagus"
Bram mendengus.
" saham Suho kenapa turun?" tanya dita
Bram mengernyitkan dahinya.
" kamu tahu... Ini grafik saham"
" tau... "
" darimana?"
" owh... Masa lalu,udah ah... Aku mau mandi"
Dita hendak beranjak,namun bram mencekal tangan dita. Dita tersadar,dia salah bicara.
" masa lalu... Mantan pacar kamu? Yang mana? Siapa?"
" udah gak penting, males aku bahasnya"
" dita... "
" Bram... Udahlah... "
Bram melepas tangan dita. Namun tiba tiba Bram malah membopong Dita. Dita berpikir Bram marah.
" kamu harus dihukum" bisik Bram
Dita terkekeh.

Sampai dikamar Bram menghempas Dita di ranjang dengan kasar. Aura wajah Bram sudah berubah,yang tadinya lembut,kini penuh amarah. Seketika tawa diwajah Dita lenyap,dia melihat suaminya sudah berubah. Dita mencoba bangun. Namun Bram mencekal kedua bahunya dengan lengan kekarnya. Jantung Dita sudah berdegub kencang karena ketakutan.
" Bram..." panggil Dita takut
Mata Bram melebar,wajahnya memerah. Dia berada diatas Dita,Kemudian mencekal kedua tangan Dita keatas kepala Dita. Dita berusaha melepaskan diri,namun tidak bisa. Kemudian Bram menampar Dita. Dita kesakitan,sudut bibirnya berdarah,karena tamparan Bram.
" kamu masih simpan pria lain dipikiran kamu" bentak Bram
Dita menggeleng,kemudian Bram mengangkat tubuh Dita dan menghempas dengan kasar. Dita memekik,pinggang nya terasa ingin patah.
Bram mencengkeram bahu Dita dengan kuat. Dita tidak bisa melawan,karen memang kondisinya pasca operasi belum begitu fit.
" Bram... To..long"kata Dita lirih
Bram melepaskan Dita,dia berjalan kearah lemari,mengambil dasi dan ikat pinggang. Dita berusaha bangun dari ranjang,namun Bram lebih sigap. Bram menyeret Dita ke kamar mandi. Mengikat tangan dan kaki Dita dengan dasi. Dan melayangkan ikat pinggang ke tubuh Dita dengan keras. Dita kesakitan,berusaha minta tolong. Bram langsung menyumpal mulut Dita dengan tisu. Bram melayangkan ikat pinggang ke tubuh Dita berulang ulang ,hingga Dita lemas tak berdaya.

Kemudian Bram menarik Dita kebawah shower dan menyalakan kran shower mengguyur tubuh Dita. Dita menjerit kesakitan.
" kamu masih memikirkan pria lain,kemarin aku bisa sabar,sekarang aku gak,buat aku muak"
Dita lemas,tubuhnya perih terguyur air. Bram meninggalkan Dita yang tergeletak di kamar mandi. Dita hanya bisa menangis,sekujur tubuhnya sakit. Dia berusaha melepaskan ikatan ditangan dan kakinya. Namun terlalu lemah. Sedangkan Bram berganti pakaian. Dia mengambil kunci mobilnya. Sempat dihalangi oleh beberapa body guard,namun Bram bisa keluar. Tentu mereka takut juga dengan Bram. Sementara itu Bi Mirah,yang diminta membersihkan kamar tuannya,terkejut melihat ke kamar mandi.
" nyonya..." jerit Bi Mirah
Dita sudah lemas,wajahnya lebam dan pucat.
" ya ampun... Nyonya bangun" teriak Bi Mirah
Beliau langsung meminta bantuan salah satu body guard untuk mengangkat tubuh Dita. Bi Mirah dan dwi menggantikan pakaian Dita sambil menangis.
" bi... Nyonya pingsan?" tanya Dwi
Bi Mirah hanya menangis.
" panggil dokter ya bi"
" jangan wi,kamu buatin teh hanya,ingat,tetap diam,jangan lapor siapa siapa termasuk tuan besar"
Dwi mengangguk. Bi Mirah memakaikan Dita baju.
" nyonya bangun"
Dita hanya melenguh dan mengaduh. Dita menangis,dia merasakan lagi siksaan Bram. Setelah beberapa bulan ini,Bram bersikap baik padanya.

" gggaa..kkuuatt...sssa...kitt" keluh Dita terbata bata
" sabar nyonya"
Kemudian Dita pingsan,tubuhnya langsung demam tinggi. Bi Mirah bingung,kemudian menghubungi Bram,namun tidak diangkat.
" aduh... Gimana ini?"
Bi Mirah hanya mampu mengompress Dita.
Tengah malam Bram baru kembali kerumah. Bram masuk ke kamarnya,melihat Dita tidur dengan meringkuk. Bram kemudian memeluk Dita dari belakang,dia menciumi pipi Dita,berbisik di telinga Dita.
" are you sleep honey" bisik Bram
Dita pura pura tidur,tubuhnya masih sakit dan sedikit demam. Bram menciumi leher Dita dan pundak kemudian membuka gaun tidur Dita. Bram mengusap luka di punggung Dita. Dita melenguh dan bergerak. Bram memeluk Dita dari belakang.
"Miane..." ucap Bram
Dita merasakan bahunya basah. Namun dia tidak merespon. Bram menangis,Dita membiarkannya. Dita sangat terluka,mencoba bersabar dan berharap Bram berubah. Nyatanya Bram masih belum berubah.

Keesokan harinya,Bram belum terbangun. Dita sudah pergi ke suatu tempat. Ketika Bram bangun,dia terkejut tidak melihat Dita.
Bram langsung keluar kamar dan bertanya kepada asisten rumah tangganya.
" Dita kemana?"
" nyonya keluar sebentar katanya Tuan"
" iya... Kemana?"
" nyonya tidak bilang tuan"
Bram kesana,dia hendak menghubungi damar. Namun sosok Dita muncul, Bram memeluk Dita. Dita melepas pelukan Bram,kemudian meminta Bi Mirah menyiapkan makanan yang dia bawa.
" apa itu sayang?" tanya Bram
Dita hanya melirik Bram. Kemudian dia memakan dengan lahap makanan berbahan dasar kerupuk direndam dan telur, warnanya merah. Dita memakan walaupun sangat pedas.
Bram hanya menatap heran dengan Dita.
" Bi... Tolong pindahin baju baju saya di kamar Tuan ke kamar Tamu ya, juga barang barang saya"
" hei... Sayang... Kamu kenapa?"
Dita melanjutkan makannya. Bi Mirah dan Dwi merapikan kamar tamu. Selesai makan Dita merasakan mual,dan dia muntah di wastafel. Akibat makanan terlalu pedas. Kemudian Dita duduk di meja makan,menatap dengan ekspresi Datar,pria dihadapannya.

Bram meraih jemari Dita. Dita mengelak, kemudian Dita meninggalkan Bram. Dita masuk ke kamar Bram,diikuti Bram.
" sayang... Miane... Im... So sorry"
Dita tidak menghiraukan,dia mengambil beberapa barangnya. Dikamar ada Bi Mirah dan Dwi. Para asistennya keluar kamar sembari membawa barang barang Dita. Dita kemudian membuka bajunya dan menunjukkan ke Bram luka di punggung nya.
" bagaimana sama ini? Apa maaf kamu bisa ilangin rasa sakitnya?"
Bram hendak menyentuh luka Dita. Tiba tiba Dita menampar Bram. Bram nampak terkejut.
" kamu pikir,aku ini apa hah?" kata Dita dengan sedikit teriak
" mm...maaf"
" aku... Berusaha maafin kamu ya,berusaha nerima kamu,tapi setelah anak kamu gak ada,kamu kasar lagi sama aku, mau kamu apa?" teriak Dita serak
Dita menjerit lalu mendorong Bram. Dan terduduk di lanta,sambil menangis.
" aku mau kita pisah... Aku gugat kamu... Atas dasar KDRT" kata dita sambil tersisa
" aa...apa...gak sayang...jangan"
Dita langsung berdiri dan meninggalkan Bram setelah mengenakan bajunya. Bram berusaha meluruhkan keputusan Dita. Bram bodoh,dia tidak mampu mengontrol emosinya.



*******
Masih setia sama
Bram - Dita

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang