12. kenapa?

41 4 0
                                    

" tyo" sanggah ibu
Bram menurunkan Tangannya.
" ibu" ujar dita
" kalian ini? Apa kamu gak bisa tanpa main tangan tyo" omel ibu
" dita minta maaf bu, tapi ini masalah kami, biarkan kami menyelesaikan"
" ini udah kelewatan Kalian menyebut cerai, ibu gak salah dengar kan?"
" bu... Tyo minta tolong, jangan ikut campur untuk kali ini saja"
Dita yang masih kesal langsung meninggalkan mertua dan Suaminya. Dita masuk kamarnya.
" ibu pulang ya,tyo bisa tangani ini"
" jangan kasar, ingat dia sedang hamil,kamu gak mau kehilangan semuanya kan?"
" iya bu... Tyo mohon"
" baiklah"
Ibu lalu keluar dari rumah Anaknya. Perasaan nya khawatir dengan dita. Beliau takut bram tidak bisa menahan emosinya.

Bram langsung menyusul dita ke kamar dita.
Bram melihat dita tengah merapikan baju bajunya ke koper. Bram menahan tangan dita.
" apa yang kamu lakukan"
" pergi... Biar kamu bebas dengan wanita itu"
Bram langsung menarik dita ke pelukannya. Dita meronta ingin lepas.
" apakah ini namanya kamu cemburu?"
Dita membelalakkan matanya lalu mendorong bram. Kembali merapikan bajunya di koper.
" siapa yang cemburu" ujar dita
" kamu cemburu sama raline"
Dita mendorong bram lalu menarik kopernya.
" hei... Kamu mau kemana?"
" dibilang aku mau pergi dari rumah ini"
Bram menahan tangan dita.
" dita... Berhenti... Apa mau kamu? Tadi kamu lihat kan ibu melihat kita bertengkar,apa kamu mau ayah juga tahu"
" apa urusannya?"
Bram menarik napas dalam lalu menghembuskan perlahan.
" miane" ucap bram lalu menggendong dita ala bridal style dan membawanya masuk ke kamar.
Bram meletakkan dita di ranjang dan menggelitikinya. Dita tertawa karena merasa geli. Dan akhirnya mereka berakahir dengan bercanda.

*****
Keesokan harinya,bram merasa lengannya sedikit kram. Dia membuka matanya dan melihat dita tidur dipelukannya berbantal lengannya. Bram meletakkan kepala dita perlahan di bantal. Bram mengecup kening dita lalu beranjak karena dia harus bergegas ke kantor. Ponselnya berbunyi dari damar.
" oh... Ya... Yasudah... Saya akan urus sendiri, laporannya bisa kamu kirim sekarang"
Bram memperhatikan dita lalu tersenyum.
" kenapa senyum senyum" ujar dita membuat bram terkejut
" kamu udah bangun"
" udah,kamu mau ke kantor"
" gak... Hari ini meeting perombakan management di mall,tapi damar izin,anaknya sakit"
" owh...apa ada masalah?"
" sedikit, tapi gak apalah, aku bisa mengatasinya, aku mandi dulu"
" hmm"
Bram masuk kamar mandi. Dita bangun merapikan tempat tidur,lalu menyiapkan setelan jas bram. Dan dia melihat benda itu lagi. Dita memilih tidak menghiraukannya.
" bram... Kamu mandinya lama banget sih"
" kenapa? Mau ikut?"
" jangan konyol ah... Aku mandi dikamar ku ya"
Dita bergegas ke kamarnya. Para art tengah mengerjakan tugas mereka. Ketika dita turun ke lantai bawah,bram sudah siap di meja makannya. Dia sarapan tetapi matanya tertuju pada tabletnya. Dita menghampiri bram lalu mengecup singkat pipi bram. Sambil berbisik.
" sarapan ya sarapan, jangan sambil liat tablet"
" ehm... Kamu kan pernah kerja di administrasi,coba lihat laporan ini, ada yang janggal gak,kamu paham kan akutansi"
Dita melihat laporan yang ditunjukkan bram.
"aku gak paham banget akutansi,tapi ini sih jelas bram jangan, laporannya dimanipulasi"
" jadi maksud kamu,ini sejenis korupsi?"
" bisa jadi"
" ok... Hari ini kamu bantu aku ya, gantiin damar"
" aku?"
" iya... Sepertinya aku butuh kamu"
" hmm... Alasan"
Bram tersenyum. Mereka lalu sarapan. Selesai sarapan dita berganti pakaian formal. Hari ini dia menjadi sekretaris bram... Anggaplah begitu.

Mereka lalu berangkat bersama. Hari ini bram menyetir mobilnya sendiri ke kantor. Di mobil dita mempelajari laporan ditablet bram.
"aku akui cukup jago ya memanipulasi datanya, kenapa kamu bisa dibohongi?"
" apa maksudnya?"
" sepertinya kamu harus periksa keseluruhan dokumen dari marketing sampai ke pelaksana, juga nanti ambil kotak keluhan, kamu harus baca"
Bram tersenyum.
" wah... Kamu bersikap seolah sekretaris aku ya, tapi kamu memerintah aku lho, damar gak berani"
" iya... Dia pegawai kamu, aku... Aku... Istri kamu "
Bram tertawa.
" ok... Siap nyonya bramantyo" canda bram dihadiahi tinju oleh dita ke lengannya.

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang