50. Terpendam

17 2 0
                                    

Dita terbangun dengan terkejut.
" Astagfirullah... Cuma mimpi"
Dita bergegas untuk mandi dan berangkat kerja. Dita keluar rumah disaat ibu ibu tetangganya tengah belanja sayur di samping rumahnya.
" berangkat bu Anin?" sapa ibu rt
" iya bu, mari"
" aduh... Bu Anin makin cantik,pantes para suami suka nongkrong deket sini" timpal seorang ibu
Dita hanya diam.
" ibu...ibu... Hati hati ya... Suaminya tergoda sama janda " sindir seorang ibu menekankan kata janda
Dita hanya diam,telinganya sangat panas dan kesal. Namun dia hanya bisa diam,tidak ingin cari masalah. Awalnya mereka baik baik saja,namun setelah tahu status Dita,seolah salah dengan status itu. Terlebih Dita memang sengaja tidak ikut kegiatan ibu ibu di sekitarnya.

Dita berjalan untuk menunggu angkot. Dita merasa pakaiannya pun sangat sopan, mengenakan rok sebetis dan kemeja, biasa saja. Dita termenung duduk di halte menunggu angkot lewat. Dia harus berebut dengan penumpang lain. Hingga harus menunggu angkot selanjutnya. Tiba tiba mobil yang sudah dia kenal berhenti,Dita segera masuk mobil. Dan seseorang tengah mencengkeram setir mobil dengan geram. Kemudian menjalankan mobilnya mendahului mobil yang di naiki Dita.

****
" Tania... Kamu undur jadwal meeting saya hari ini, hari ini saya tidak mau di ganggu" kata Bram tegas
" Baik.. Pak" Tania menghela napas lagi, lagi lagi dia dibuat pusing oleh Bram
Bram masuk keruangannya dan terlihat dia mengamuk,Tania melihat dari kaca pintu ruangan Bos nya itu.
Sementara itu Damar tengah menjemput Rai dan orang tua Bram.
" antarkan kami kerumah Asta saja" kata Ayah
" tapi... Rai... Rindu ayah" ujar Raiden lesu
" biar dia yang menjemput kamu disana" kata ayah
Raiden hanya bisa tertunduk.
" nenek... Rai kangen Mama.. Apa Rai bisa ketemu Mama"
Ibu menoleh ke arah Ayah. Ayah hanya menampilkan wajah datar. Rai tidak berani melanjutkan perkataan nya. Damar hanya melihat dari kaca spion,bahwa anak kecil itu sangat merindukan orang tuanya.
Mereka sampai disebuah rumah bergaya korea minimalis. Rai langsung berlari memeluk Yoona.
" noumo bogosippo" ujar Yoona
" Nado, noona" balas Rai
" kamu tidak sekolah Yoona ?"
" Hari ini sekolah Yoona libur,karena kelas 5 dan 6 ada study tour kakek"
Ayah mengangguk, beliau kemudian masuk rumah. Setelah mengantar Damar kembali ke kantor,setelah berbicara sebentar dengan ibu.

*****
Disekolah,Dita tengah memeriksa data murid baru.
" Bu Anin, ada yang mencari ibu,beliau di luar" kata salah seorang guru
" iya bu... Terimakasih"
Dita segera keluar dari kantor,dia mencari tamunya. Tiba tiba saja seorang anak kecil berlari memanggilnya.
" ma..ma...."
Dita memeluk rindu Raiden. Raiden terisak, begitu juga Dita.
" Mama rindu..rindu sekali sayang"
" rai..juga... Mama.. Gak jemput Rai, padahal katanya dulu, nanti mama jemput Rai"
" maaf sayang...mama gak bisa"
Dita menyudahi memeluk Rai,kemudian memeluk mantan ibu mertuanya.
" ibu..."
" Dita ... Apa kabar? Sehat nak?" tanya ibu sambil menahan tangis
" Alhamdulillah sehat bu,ibu"
" sehat nak"
Dita merasa tidak enak jika mengobrol di sekolah,walaupun sudah sepi.
" bu... Tunggu 15 menit lagi bisa? Ibu tunggu di dalam saja,sebentar lagi jam kerja Dita selesai"
" owh...ya sudah tidak apa apa,ibu tunggu,kita makan siang di luar"
" Rai mau ikut Mama kerja?"
Rai mengangguk. Dita menggendong bocah itu. Rai duduk disamping Dita.
" mama... "
" iya sayang"
" kita ketemu ayah yuk"
Mata Dita beradu pandang dengan ibu mertuanya.
" ehm... Ayah...pasti sibuk sayang"
" ayah sibuk terus padahal Rai kangen ayah"
Dita mengelus kepala Rai. Setelah menyelesaikan pekerjaan nya. Mereka ke sebuah restaurant. Restaurant yang mengingatkan Dita dengan kenangan mereka bertiga. Kepala Dita tiba tiba sakit,namun dia menahannya.
Mereka makan siang bersama.
" maafkan...kami ya nak"
" tidak apa bu?"
" apa kamu kesulitan?"
" tidak bu"
" Tyo tetap memberikan kompensasi kan?"
Dita mengangguk. Kompensasi dari Bram,tidak Dita pakai semua,jumlahnya sekarang sudah bisa untuk membeli rumah dan mobil. Dita hanya menggunakan untuk sumbangan panti Asuhan dan biaya perawatan makam kedua anak mereka. Dita tersenyum.

" besok kamu datang? Datang lah,bersama Asta,jangan hiraukan Tyo"
Dita tersenyum.
" Dita tidak janji bu"
Ibu melihat cincin itu masih melingkar di jari Dita dan kalung pemberian Bram juga masih dikenakan Dita.
" apa ... Kamu bahagia seperti ini?"
Dita mengangguk.
" kembalilah nak,kembali bersama Tyo"
Dita meringis,kemudian menarik napas dalam.
" untuk saat ini ... Tidak bisa bu"
Ibu menghela napas. Semua ini karena keegoisan suaminya dan kebodohan anaknya. Dan Dita terlalu baik menjadi wanita. Setelah selesai makan,mereka berpisah. Rai tidak mau berpisah dengan Dita,namun ibu terus membujuknya. Akhirnya Rai bisa diajak pulang. Dita berjalan untuk mencari taxi,namun kepalanya kembali pusing dan tiba tiba limbung tak sadarkan diri. Samar samar dia melihat wajah yang membawanya kerumah sakit.

Dita bangun dengan kepala berat.
" akhirnya bangun juga" kata Asta
Dita nampak bingung.
" tekanan darah kamu rendah, terus stress juga"
Asta duduk disamping bangsal Dita.
" stress kenapa? Apa kerjaan di sekolah bikin kamu stress?"
Dita menggeleng.
" terus apa? Tekanan darah rendah?"
Dita masih lemas,sudah dapat teguran dari Asta.
" apa... Mikirin Tyo? Rai?"
Dita mengisyaratkan supaya Asta diam.
" setelah infus habis kamu bisa pulang"
Kata Asta lalu pergi meninggalkan Dita. Dokter macam apa yang memarahi pasien yang baru sadar dan meninggalkannya begitu saja.

******
Hmmm... Maunya apa donk?


Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang