14. Masa itu

31 3 0
                                    

Dita melihat pengumuman di mading sekolah. Tentang lomba melukis tematik. Dita terus membaca sambil berpikir. Tangannya memang sudah lama tidak mengikuti lomba semenjak 2 tahun lalu. Karena mamanya tidak pernah menyukai dia mengikuti lomba melukis. Dibawahnya ada lomba cerdas cermat antar kelas. Sepertinya itu diadakan oleh osis. Dita lalu hendak ke kelas,namun pandangan dita teralihkan oleh seorang lelaki tampan, sepertinya bukan murid. Namun lelaki itu pergi setelah ada yang memanggilnya. Dita mengingat namanya. Lalu berjalan perlahan mengikuti lelaki itu. Dia masuk ke lab ipa. Ternyata dia mahasiswa magang untuk pelajaran biologi. Dita lalu berjalan ke kelasnya.

" oi... Darimana aja ?" tanya nindy tiba tiba
" owh... Dari mading,liat ada lomba tuh"
" owh... Iya... Lomba antar kelas, jadi tiap kelas harus ada perwakilan"
" siapa yang mau wakilin?"
" belum ada, hadiahnya kalau yang menang lomba melukis,bisa masuk ke eskul seni lukis, kalau yang lomba cerdas cermat,masuk ke kelas super,isinya anak pinter semua"
" gitu,tahu darimana,gue gak baca ada hadiahnya kayak gitu"
" aih... Tahu dari anak osis, kelas kita kan ada yang jadi anggota, sinta, anak paling pinter dikelas"
" owh... Gue ikut lomba semua boleh?"
" what?"
" ayo"
Mereka berjalan ke kelas,lalu berunding untuk keikutsertaan lomba.
" aduh... Sayang banget sinta anggota osis jadi gak bisa ikut"ujar nindy
" terus gantinya siapa?"
Dita mengangkat tangannya. Dan semua tertawa.
" dita sadar, peringakat elo aja cuma ke 7" cela salah seorang teman
" gue daftar lomba melukis juga"
" gak bisa, melukis udah di tentuin si arya ,dia kan jago gambar"
Dita menghela napas. Lalu keluar kelas. Dan menuju ke belakang sekolah dibawah pohon,tempat favoritnya.

" kenapa sih,semua selalu remehin gue,gak mama,gak kalian" umpat dita sambil menendang botol yang tergeletak di tanah.
" aww" terdengar pekikan seseorang
Dita bersembunyi. Seorang pria tampan,pria yang dia lihat tadi.
" aduh... Siapa sih ini yang lempar botol bekas" omelnya lalu membuangnya ke tempat sampah
Pria itu melihat ada yang bersembunyi dibalik pohon.
" heiii... Kamu... Coba keluar" kata pria itu sambil menunjuk ke arah dibalik pohon
Dita keluar dengan perasaan takut. Lalu tersenyum kikuk.
" maaf"
" cewek.. Kirain cowok" pekik pria itu
Dita hanya cengengesan.
" siapa nama kamu?"
" anindita,dita "
" kelas 10 ya"
" iya"
" kamu ngapain disini? Mau bolos ya"
" gak kok... Menenangkan pikiran"
Pria itu tertawa.
" saya bramasta, mahasiswa kedokteran"
Dita tersenyum lalu berlari ke kelasnya.
Pria itu hanya menggeleng.

*****
Sinta menghampiri dita ke mejanya lalu memberikan buku ke dita.
" apa ini?"
" buat belajar,elo harus wakilin kelas kita buat cerdas cermat, soalnya ada debat juga"
"Anak anak gimana?"
" tenang gue yang atur,nanti elo gue ajarin sampai pinter"
" setidaknya kita berpartisipasi, kalah juga gak apa apa" ujar nindy pasrah
" gak... Kita harus bisa juara" kata dita semangat
Nindy menoyor kepala dita karena dita terlalu berharap untuk menang.
Demi mempersiapkan lomba cerdas cermat, dita setiap pulang sekolah belajar bersama di rumah sinta. Sinta tahu bahwa dita mampu.
dita berusaha sangat keras.

*****
Perlombaan cerdas cermat dimulai. Dita nampak gugup. Sedangkan peserta lainnya nampak kesal dengan keputusan sinta yang meminta dita untuk ikut lomba cerdas cermat.
" seriusan ini,elo dita, mendingan kita nyerah deh" ujar mario
" iyah... Gue gak sanggup malu deh rasanya" tambah bella
Dita menepuk pundak mereka berdua.
" percaya sama gue,kita pasti bisa" ujar dita semangat
Dan apa, mereka semua tertawa mendengar dita yang begitu antusias. Bukan tanpa alasan, dita memang tidak mendapat juara,bahkan masuk 10 besar. Juara kelas mereka sinta yang notabene osis, sedangkan selain itu mengikuti lomba yang lain. Tersisa dita yang punya nyali.
Mereka bersiap ketika nama kelas mereka dipanggil.

Babak pertama,pertanyaan mudah, bisa dilalui oleh dita dkk. Persaingan terus sampai babak kedua,dan mereka lolos ke babak final. Dita sangat senang. Dia heboh sendiri.
" woy... Elo bahkan gak jawab sama sekali" omel bella
" gue kan bantu pencet bel dengan cepat"
" awas ya..  Babak final, ini pertaruhan,kita lihat lawan kelas apa" kata mario
Dita mendengus kesal,lagi - lagi dia diremehkan. Dia lalu pergi ke tempat lomba melukis. Nindy nampak panik.
" woy kenapa?"
" gawat... Arya kena musibah,dia gak bisa dateng"
" hah... Terus gimana?"
" siapa lagi yang bisa lukis"
" ehm... Gue gimana?"
" ta.. Yakin?"
" iya... Cerdas cermat juga usaha, besok finalnya,tinggal tunggu lawan nya siapa?"
Dita segera ke meja panitia,untuk registrasi ulang. Akhirnya di perbolehkan karena darurat.

Lomba melukis dimulai, dita terkejut melihat jajaran juri. Pria yang beberapa waktu lalu kena botol yang dia tendang. Dita berusaha fokus dengan kanvas dan kuas,yang sudah satu tahun dia tinggalkan. Dan inilah come back nya. Dita melukis objek yang ada di depan. Ditengah tengah lomba banyak yang menyerah,sedangkan dita tetap bertahan dan di saksikan oleh teman teman sekelasnya. Sampai babak akhir tersisa 3 orang,dita dan keduanya adalah kakak kelas. Diakhir tulisannya dita tiba tiba terngiang kejadian yang membuatnya berhenti melukis.
" gara gara kanvas sialan ini,lihat,dasar gak berguna" kata kata mamanya yang membuat dita menyerah.
Tiba tiba dita pergi setelah menyelesaikan lukisannya. Dia berlari ke belakang pohon,untuk menangis.

Setelah lega,dita langsung pulang kerumahnya.  Dita tengah,mencuci piring,terdengar suara nindy memanggilnya. Dita keluar menemui nindy. Nindy langsung memeluknya.
" wah... Selamat ya, ta,elo menang bahkan juara pertama" kata nindy sambil menyerahkan piagam dan piala. Dita mengajak nindy masuk ke kamarnya. Mata nindy terbelalak,oleh dinding kamar dita.
" what?... Ini penghargaan semua ta?"
Nindy melihat.
" what? Dari tk ta, macem macem lomba"
Dita mengangguk. Mata nindy tertuju pada piagam penghargaan lomba matematika dan debat bahasa inggris tingkat provinsi.
" what... Ini waktu smp, sekolah gue ikutan,mereka juara 3, katanya pemborong yang menang,jadi pemborong itu elo"
Dita tidak mengingatnya.
" wah... Gila,terus kenapa elo gak masuk sekolah favorit,atau internasional ta? terus kenapa dikelas elo gak nunjukin kalau elo pinter"
Dita menggeleng lalu tersenyum.
" mendingan elo pulang deh"
" what.. Elo ngusir gue"
" gue mau belajar sama sinta ntar malem"
" aih... Sombong... Oke deh... Fighting"
Nindy lalu pamit pulang. Dita memasang piagam di dinding kamar.

Malam harinya dita kerumah sinta.
Sinta baru selesai makan.
" dita udah makan?" tanya ibu sinta
" udah bude"
" kata sinta kamu menang lomba lukis ya"
Dita mengangguk.
" trus besok final cerdas cermat?"
" iya... Kalau itu,dita gak jawab,cuma pencet bel aja"
"Bohong bu, dia pencet bel karena pasti tahu jawabannya, cuma keduluan bella sama mario"
" dita,kenapa gitu,kamu harus tunjukin donk"
" kalau dita serius,sinta gak akan jadi juara kelas bu" ujar sinta
" mulai sekarang tunjukin ya kamu mampu, hadiahnya apa sin"
" masuk di kelas super, ntar kelas 11 biar kita bisa bersaing lagi"
" gak minat sin"
" why? Dengan elo masuk kelas super,bisa dapet kesempatan buat masuk kampus manapun tanpa tes"
" ah... Gak berguna kata mama juga,tetep sekolah bayar,tetep ayah kerja keras"
ibu sinta memeluk dita.

*****
Final cerdas cermat dimulai.  Dita,bella dan mario sudah bersiap. Mereka pasrah melawan kelas favorit. Ketika dimulai, grup dita lumayan ketinggalan poin. Dita berusaha mengejar ketinggalan poin. Semakin sengit ketika dita mampu menjawab semua pertanyaan dan mengalahkan kelas favorit. Hingga babak akhir,pertanyaan paling sulit. Bella dan mario ingin menyerah.
" tenang... Gue bisa"
Dita berhasil memecahkan pertanyaan fisika. Membuat semua orang heran. Bahkan si jenius kelas favorit tidak mampu menjawab. Akhirnya kelas dita yang menang. Semua guru heran dibuatnya. Dita sangat semangat. Membuat dirinya diakui lagi. Dan dia semakin bersemangat untuk berprestasi lagi.


******
Inilah seperempat kepingan masa lalu.

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang