13. secuil masa lalu

36 4 0
                                    

Sampai dirumah dita merenung dikamarnya.
Dia mengunci pintu kamarnya. Bram tidak bisa masuk. Bram sangat khawatir. Dita lalu membuka pintu ketika bram mengancam akan mendobrak pintu. Wajah dita nampak pucat.
" kamu kenapa? Bisa cerita sama aku" kata bram
Dita tidak menjawab.
" kamu makan ya,kamu belum makan kan?"
Dita menggeleng. Lalu memeluk bram.
" maafin aku bram,aku emang gak pernah pantes buat jadi istri kamu"
Bram merenggangkan pelukannya.
" kamu ngomong apa? Ayoo makan dulu,baby kita perlu makan"
Bram mengajak dita turun ke ruang makan. Bram menyuapi dita. Dita hanya makan sedikit.
" kenapa cuma sedikit? Kamu mau makan apa? Bilang,nanti aku beliin buat kamu"
Dita menggeleng.
" aku mau tidur"
" yaudah aku temenin"
Dita menggeleng lalu berjalan ke kamarnya sendiri,bukan kamar bram. Bram nampak frustasi. Terdengar suara ketukan pintu. Ayah ,ibu berserta marcell dan nindy. Mereka datang menanyakan keadaan dita.
" dimana dita ,tyo"
" dikamar, dia bilang pengen tidur"
" boleh gue,ke kamar,liat dita"
Bram mengangguk. Lalu mengantuk nindy ke kamar dita.
" sayang, ini ada nindy, ada ayah sama ibu juga"
Nindy menelan ludah mendengar suara lembut bram dan caranya berbicara ke dita.
" wait... Gue gak salah denger?"
" apanya?"
" barusan, panggilan lo,cara bicara elo ke dita"
Bram melirik tajam. Pintu terbuka,nampak dita berwajah pucat. Nindy lalu masuk, bram hanya bisa menghela napas. Lalu turun ke bawah. Dia kesal.
" kenapa sih wanita itu gak bisa bicara dengan kata kata, marah diam,kesal diam, sedih diam"umpat bram

Sementara yang mendengar tertawa.
" karena para pria gak pernah peka" jawab ibu meniru gaya bicara anak muda
Ayah dan marcell tertawa.
" udah tenang aja bro, wanita emang gitu" kata marcell
" apalagi dia sedang hamil jadi emosi nya bisa jadi tidak stabil" kata ibu
" lebih baik kalian itu sharing, marcell lebih pengalaman dari kamu,dia sudah punya anak 2" kata ayah
" aish... Ayah salah sangka, peduli apa dia sama istrinya waktu hamil"
Marcell melempar bram dengan bantal sofa.
" brengsek lo"
" ayo... Maki gue, proyek bisa gue gagalin" ancam bram
" kebiasaan "
" tyo,jangan bercanda seperti itu" kata ayah
"apa perlu ibu panggil dokter"
Bram menolak.
Sementara dikamar nindy menanyai dita.
" what... Elo ketemu sama si sialan mesya itu?"
" elo tahu kan,gue kehilangan mimpi gue gara gara dia"
" itu dulu ta,sekarang apa yang elo takuti, elo takut kehilangan apa?"
Dita memeluk nindy.
"Jangan takut,elo gak akan Kehilangan apapun,sekarang elo punya segalanya,gak ada yang perlu ditakuti"
Dita masih diam. Nindy melepaskan pelukan dita dan menatap dita.
" jangan lemah, jadi dita yang kuat, pemberani, ayoo,elo pasti bisa, ingat hadapi bram aja elo bisa, kenapa masih takut sama mesya"
Dita mengingat perkataan nindy.
" jangan stress ,inget ada baby di perut elo,gak boleh stress,biar dia bisa jadi penerus keluarga Lee, paham"
Dita mengangguk.

******
Dita dan nindy turun menemui keluarganya. Dita langsung duduk disebelah bram dan memeluk bram. Bram merasa malu.
"Dita,tumben,kenapa" ujarnya tidak nyaman
" nikmatin aja bro,hormon ibu hamil" celetuk marcell
" oppa, aku mau hamil lagi ya"ujar nindy
" No" tolak marcell
" wae?"
" pokoknya cukup 2, kita sudah punya sepasang bukan" kata marcell
" jagiya,aku mau punya 4 anak ya" kata bram
Ayahnya yang tengah minum tersedak. Dita langsung melotot menatap bram. Sementara yang berujar hanya tersenyum jahil.
" wah... Ibu suka,banyak,biar ramai, asal jangan seperti kalian saja"
" 2 lelaki,2 perempuan,gimana?" tanya bram
Dita tidak menggubris. Sementara yang lain tertawa.
Melihat dita sudah baikan. Mereka semua pamit. Marcell dan nindy sudah pulang marcell kembali ke kantor dan nindy harus menjemput si sulung dari les balet.
" apa ibu menginap disini saja"
" laras,kamu jangan ganggu mereka" kata ayah
" ibu bercanda"
" oh ya... Ayah lupa, besok kamu ke kantor pusat ya,kalau damar sudah masuk, biar dia yang urus mall,kamu fokus dulu di pusat"
" kenapa tiba tiba,bukannya ayah sudah bisa kembali "
" tidak ada bantahan"
" iya"
Ayah dan ibu pulang. Sementara dita tengah duduk di ruang tv. Bram mendekati dita.
" kita kerumah sakit yuk"
" buat apa? Belum jadwalnya check up"
" sekalian jenguk anaknya damar"
" ok, aku ganti baju dulu"
" aku juga"
Dita tersenyum geli ketika bram mengikuti dita sambil memeluknya dari belakang.

****
Disini diruang dokter kandungan dita dan bram. Dita berbaring dan perutnya dilumuri gel. Alat usg diperutnya,dokter menunjukkan titik kecil di layar monitor. Bram melihat itu,dia terharu. Pemeriksaan selesai,dokter memberikan foto usg dan memberikan nasehat.
" tolong jaga supaya ibunya tidak stress ya, nampaknya ibu tengah stress,oh iya... Untuk trimester pertama,jangan sering sering untuk berhubungan ya pak,bu" kata dokter
Bram tersedak.
" i.. Iya.. Dok" jawab dita malu
" tolong rutin pemeriksaannya mulai sekarang ya bu,ini ada beberapa vitamin yang harus diminum"
Dita dan bram keluar dari ruangan dokter. Mereka menuju apotek. Bram tengah mengantre,sedangkan dita izin ke toilet. Sekembalinya dari toilet, dita melihat bram mengobrol bersama wanita cantik, mengenakan kacamata. Dita mengamati,dia adalah raline. Perasaan dita bergemuruh.
Dia berjalan mendekati mereka.
" sudah diambil resepnya?" tanya dita ketus
Mereka menoleh ke arah dita.
" oh... Udah"
" hai... Dita" sapa raline
Dita hanya tersenyum kecut. Bram langsung merangkul dita.
" kebetulan kok aku ketemu raline,dia habis ketemu asta"
" iya... Asta... Kakaknya tyo"
Dita melirik bram.
" kalian periksa kandung ya,oh... So sweet banget sih, dita kamu harus bersyukur,tyo mau nemenin kamu ke dokter kandungan,soalnya manusia satu ini super sibuk"
"Ya,dia harus nemenin lah,ini kan anaknya juga,sesibuk apapun" kata dita dengan nada ketus
Raline tersenyum.
" okelah, aku permisi dulu ya, bye" pamit raline
Setelah raline pergi. Dita memasang wajah kesal. Ya,karena dia benar benar kesal. Dita cemburu,raline begitu sempurna. Jauh darinya. Bram menangkap sinyal yang tidak menyenangkan dari wajah dita.
" ayoo.. Keruangan anaknya damar" ajak bram mengalihkan topik
Dita berjalan duluan,bram meraih tangan dita lalu menggenggamnya.
Mereka sampai diruangan tempat anak damar dirawat.

"T..tuan" damar nampak terkejut
" gimana anak kamu sudah baikan"
"Sudah mendingan tuan,tuan dan nyonya kenapa disini"
" tadi check up kandungan dita,jadi sekalian aja " kata bram
Dita mendekati gadis kecil berusia 2 tahun itu.
" lucu banget anak kamu damar" kata dita
" istri kamu kemana?"
" owh... Lagi ke kantin tuan"
Dita terpana dengan wajah lucu anak damar,atau karena hormon wanita hamil.
"apa anak kita nanti selucu dia"
" anak kita bakal lebih lucu,tapi dia harus cowok"
Dita melirik tajam bram. Pintu ruangan terbuka,nampak seorang wanita cantik masuk. Dita dan wanita itu saling bertatapan. Mereka nampak terkejut.



*****
Siapa?
Saling kenal ya

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang