54. Kelepasan

27 2 0
                                    

" Son... Are you ready " ujar Bram
" ready,go"
Mereka nampak keren dan kompak mengenakan pakaian casual. Bram mengenakan kaos tangan panjang warna hitam dengan celana denim berwarna blue denim sepatu putih. Begitu juga Rai menggunakan baju dengan warna senada dengan Bram.
" kita jemput Mama"
" iya... Kita gak berenang hari ini,tapi kita ke taman bermain ok"
" Yes ... Ayah"
Mereka berangkat menuju rumah Dita. Perihal urusan pekerjaan,Bram meminta Damar menggantikannya. Mereka sampai rumah Dita,namun tidak turun karena banyak orang orang tengah berkumpul.
" ayah... Banyak orang"
" coba telepon Mama"
Rai menghubungi Dita.
" Mama... Rai sama ayah di luar"
" kalian mau ngapain?"
" ehm... Rai pengen jalan jalan sama Mama"
" sama ayah juga?"
" no... Ayah have important business"
" Yaudah kalian tunggu ya"
" Ok...Mama"
Rai menyudahi teleponnya.

" Mama mau kita tunggu aja"
Bram mengangguk. Mereka menunggu cukup lama. Mereka menunggu agak jauh dari rumah Dita. Terlihat Dita berjalan ke arah mobil Bram. Dita masuk ke mobil,Rai langsung peluk Rai.
" Gimana kamu tahu ini mobil kami?" tanya Bram
" menurut Anda? Siapa disini yang punya mobil dengan harga lebih dari 1 milyar parkir di komplek seperti ini"
Bram tersenyum. Dita berada di jok belakang bersama Rai.
" apa kamu nggak pindah depan? Ini kesannya kayak saya supir"
Dita mengendikkan bahu. Bram kemudian menjalankan mobilnya menuju Taman bermain. Dita nampak sibuk dengan Rai. Bram hanya memperhatikan melalui kaca spion. Dia akui Dita sangat cantik,rambutnya di ikat.

" ayah... mama cantik kan?"
Ucapan Rai membuat Bram terkejut. Namun dia pura pura tidak mendengar. Ponsel Bram berdering. Bram mengangkatnya dan menjawab melalui headset bluthooth.
" Ya... "
" Dimana?"
" di jalan... Hubungi damar aja...bye"
Bram mematikan panggilannya. Mereka sampai di Taman bermain. Bram mencari parkiran. Setelah itu mereka berjalan.
" Mas...kamu ikut?"
Bram tersenyum. Senyum yang 2 tahun ini amat Dita rindukan. Rai juga tersenyum.
" Rai...kamu bohong Nak"
" Gak...Rai gak bohong... Memang ada urusan penting,tapi saya berubah pikiran,saya punya karyawan"
Dita menghela napas,dia kesal. Kemudian dia mengajak Rai berjalan duluan. Bram menyusul dibelakang lebih seperti body guard. Setelah membeli tiket, Rai ingin mencoba semua wahana. Ada yang dia naiki bersama Dita dan ada pula bersama Bram.

*****
Sudah tengah hari Bram mengajak mereka makan.
" Dita... Can you back to me" gumam Bram
" Ya...kamu ngomong sama aku Mas?"
Dengan cepat Bram menggeleng.
" Mama... Rai mau sekolah di sini"
" bagus dong,ayah pasti carikan sekolah yang bagus buat kamu"
" tapi.. Ayah sibuk...aku sama siapa?"
" bisa sama Mama"
" No... Dirumah kamu... Tidak ada ac, lingkungan juga tidak memungkinkan untuk Rai"
Dita menghela napas.
" Tuan yang terhormat,memang rumah saya jelek, dan tidak layak untuk anda, tapi apa gunanya rumah Anda,tapi tidak ada kehidupan?"
" banyak fasilitas,apapun tersedia,ada Bi Mirah, yang mengurus semuanya,kamu tahu itu "
" Ayah... " Rai mendelik ke Bram
" its ok... Semua terserah kamu Nak"
" Mama tinggal dirumah ayah,sama aku"
Dita memicingkan matanya. Dita menggeleng.
" ayah... Kita pulang... Mama udah gak sayang sama Rai, Rai mau ikut kakek aja"
" No... Rai... Mama sayang sama kamu,but.. Mama gak bisa penuhi soal itu"
Rai cemberut,dia bangun dari duduknya, Bram meminta Dita menyusul Rai. Bram harus membayar terlebih dahulu.

Dita dan Rai duduk di depan sebuah kedai es krim. Bram menghela napas.
" Dita bujuk dia" pinta Bram
Dita melotot ke arah Bram.
" Menurut anda saya sedang apa tuan?"
Bram sibuk dengan ponselnya. Rai menarik narik baju Bram. Kemudian membisikkan sesuatu.
" Mama mau ayah" bisik Rai
Bram tersenyum sarkas.
" ok... mama temani Rai cari sekolah yang bagus, temani Rai saat Ayah sibuk,tapi setelah Ayah pulang Mama pulang ya"
Rai mengangguk.
" ya sudah... Kita pulang ya, kita antar Mama pulang,lalu kita pulang"
Mereka berjalan ke tempat parkir.
" Lho... bu Anin? " sapa Kepala TU tempatnya bekerja Pak Wisnu
Dita nampak kikuk.
" Bu Anin... Ini?" tanyanya mengambang
Bram langsung menarik bahu Dita supaya mendekat ke Bram.
" saya... Suami dari Anindita " ucap Bram
Dita melotot ke arah Bram.
" maksudnya calon suami Pak, ini anak nya"
" iya... Bu... Ini anak saya"
Bram menggendong Rai.
" kami permisi dulu ya Pak... Ayo sayang" kata Bram menginterupsi
Dita tersenyum. Mereka meninggalkan Wisnu dan anaknya.
" kamu serius dengan ucapan kamu tadi" bisik Bram
" yang mana?"
" yang kamu bilang saya calon suami kamu"
Dita tidak menjawab dia berusaha melepaskan rangkulan Bram. Rangkulan terlepas dan Bram menggandeng tangan Dita. Kali ini tidak bisa lepas.
" kamu mau saya cium?" bisik Bram
Dita mendelik. Rai hanya tersenyum melihat Dita dan Bram.

Sampai di mobil Rai duduk di belakang dan Dita di depan. Rai tertidur. Suasana di mobil tampak hening. Dita sibuk melihat ke arah luar ,sedangkan Bram fokus menyetir.
Ponsel Dita berbunyi.
" Iya Kak... Lagi sama Rai sama Mas Bram juga,ok... Bentar lagi sampai rumah"
Dita mengakhiri teleponnya.
" kalian sebenarnya ada hubungan apa?"
" bukan urusan Mas"
" ok... Bukan urusan saya,tapi Rai.. Jangan buat dia kecewa"
" aku gak pernah buat kecewa siapa siapa, kamu tanya diri kamu sendiri"
" ok...ok... Saya minta maaf"
" kalau kamu minta maaf apa bisa kembalikan 2 anak kita"
" Dita.. Stop it... I know, thats not all my fault ok"
Dita menoleh ke arah Bram dengan sinis.
" Raline...dia yang sengaja berbuat semuanya"
Bram menepikan mobilnya.
" Yes... I know... But..."
" apa... Kamu gak bisa hukum dia... Gak punya bukti? Nindy udah jelasin ke kamu semua,tapi kamu tetap anggap dia buronan"
Bram mencengkeram setirnya.
" dia sekongkol dengan suaminya,menghancurkan perusahaan,menghancurkan kita,kamu,karena dia juga kan,kamu gagal dapat beasiswa"
" itu masa lalu, aku bisa maklumi itu,tapi urusan itu Marcel sepenuhnya"
" tapi dia menutupi semuanya,dia tahu semuanya"
" Lalu ... Raline,kenapa kamu gak laporkan dia,why? Karena apa? Kalian pernah ada hubungan?"
" Raline melakukan itu karena dia... Cemburu.."
" iya... Dia cinta sama kamu"
" tapi saya gak pernah cinta sama dia"
" Kamu egois Mas"
" Saya melakukan ini untuk semuanya,kita,kamu sama Rai"
" kamu melakukan ini buat kamu sendiri Mas"
" kamu itu jahat Mas"
Bram langsung menyambar bibir Dita,dia melumat dengan kasar bibir itu. Dita memukul mukul dada Bram. Bram menekan tengkuk Dita dan tangan satunya memegang tangan Dita. Dita yang tidak kuasa diserang oleh Bram,mulai membalas lumatan Bram. Bram berubah lembut, tangan Dita beralih ke kepala Bram,saat Bram turun menjelajahi leher Dita.
"Mmmph.. Mas...kita gak bisa lakuin ini" sanggah Dita dengan terengah engah.
Bram berhenti. Dia segera sadar.
" sorry"
Dita segera merapikan diri. Mereka melanjutkan perjalanan. Bram mengantar Dita ke rumahnya. Bram melihat mobil Asta.
" Dita... Can you back to me?" tanya Bram sebelum Dita turun
Dita menoleh dia tidak memberikan jawaban apapun. Dita keluar dari mobil Bram. Bram hanya mampu melihat dari dalam mobil.


Akankah Bram dan dita kembali bersama???

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang