46. Mengejutkan

19 2 0
                                    

Hari ini ada peristiwa besar di Perusahaan,senyum tak henti dinampakkan oleh Bram. Sementara Damar hanya diam mengikuti bos nya itu. Bram datang bersama Ayahnya,yang tiba 2 hari yang lalu. Mereka masuk ke ruang meeting,yang dihadiri jajaran pemegang saham. Sebelumnya Damar menjabarkan nama nama pemegang saham. Marcel dan Ayahnya nampak tidak senang dengan kehadiran beberapa pemegang saham yang berada di pihak Bram. Tiba tiba polisi masuk keruang meeting dengan membawa surat perintah penangkapan Marcell dan Ayahnya. Bram tersenyum sarkas. Mereka ditangkap dengan berbagai tuduhan. Raihan ada disana,dia menghampiri ayah Bram.
" Jadi...untuk sementara saham atas nama Marcell dan Mr Park akan saya kelola,dibantu keponakan saya Raihan" kata Mr Lee membuat Bram terkejut
" ayah..." kata Bram
" Saham atas nama saya, sudah saya alihkan atas Nama menantu dan cucu saya,semua sudah sah di Notaris" lanjut Mr Lee
Bram langsung berdiri dari kursinya.
" ayah... Maksudnya apa?"
" anda semua mengenal menantu saya Anindita Prameswari bukan,putri dari almarhum kawan saya Bapak Hartono, untuk mengelolanya dibantu oleh Adik dari Anindita, Andina,yang setuju dengan keputusan ini silakan angkat tangan,sedangkan yang tidak bisa keluar dari ruangan ini" jelas Ayah
Bram mengepalkan tangannya.
Para peserta menyetujui keputusan Mr. Lee. Pintu ruang rapat terbuka, Dita muncul ditemani ibu mertuanya.

*****
2 minggu yang lalu

" Dita... Kamu hanya perlu ikuti apa yang ayah bilang,semua sudah ayah atur,tapi ayah mohon kamu berbesar hati kali ini" kata ayah " ayah tahu,anak ayah brengsek, tapi ayah mohon kamu bertahan dengan dia, apapun yang terjadi, bertahanlah,tetap bersamanya,hanya kamu yang bisa ayah percaya " lanjutnya
Dita menitikkan air mata,dia bertahan,demi mengambil miliknya.
" baik ayah... "
" baiklah... Ayah sudah atur semuanya,Damar juga sudah tahu,jadi jangan khawatir,tetapi jika ada sesuatu diluar kendali ayah,itu bonus buat kamu, jangan terkejut,ikuti saja"
" baik ayah... Ayah... "
" baik...baik ya Nak,Gumawo "
" iya yah"
Dita menyudahi teleponnya. Bertepatan dengan Bram masuk ke ruangannya.

"sayang... Kamu udahan rapatnya"
" udah... Kamu lagi apa sih?" tanya Bram sambil memeluk pinggang Dita dan menyandarkan dagunya di bahu Dita.
" grafik suho grup kok naiknya lamban apa gara gara  kejadian pabrik"
Bram menghela napas,kemudian menyandarkan kepalanya di pangkuan Dita.
" ada perkembangan apa ? Polisi gimana?"
" Ayah bilang tutup aja penyelidikannya,karena memang gak ada korban jiwa,rugi materi bisa dicari soalnya"

******

Diruangan CEO...
Bram ,Dita, Raihan, Dina dan ibu tengah duduk saling berhadapan dengan wajah tegang. Apalagi Bram,yang sangat tidak menyetujui keputusan ayahnya.
" jadi Ayah akan jelaskan semuanya"
" tentang?" tanya Bram
" tentang semuanya"
Semua diam menyimak.
" Jadi... Ayah dan Hartono adalah teman baik, kami bertemu di Korea,saat itu Hartono membantu ayah ketika ayah di rampok, sejak saat itu kami berteman dan ayah merintis usaha di indonesia dengan bantuan Hartono, dan intinya beliau yang membantu Ayah"
Cerita Ayah,sedangkan yang lain menyimak dengan seksama,terkecuali Bram.
" kami bertiga mendirikan usaha ini,entah apa yang terjadi, hartono yang baru menjemput istrinya yang tengah melahirkan tiba tiba mengalami kecelakaan, mereka meninggal dalam perjalanan,saat itu ayah tengah di New york, setelah mereka meninggal ayah mencari tahu keberadaan anaknya,yang saat itu tidak ikut pulang,anaknya diasuh oleh supir Hartono, demi menyelamatkan anak itu,ayah membiarkannya"
Dita menitikkan air mata, selama ini hidupnya sulit, bahkan kasih sayang ibunya tidak pernah dia dapatkan. Ibu menepuk punggung Dita.

" terus ... Cucu yang ayah maksud siapa? Bahkan anak kami meninggal sebelum sempat dilahirkan"
Ayah menghela napas,kemudian mengisyaratkan Bram untuk mendekat ke arahnya. Tiba tiba Ayah meninju wajah tampan Bram. Dita sangat terkejut.
" kamu memang brengsek,ayah tidak pernah mengajari kamu menjadi pria brengsek"
Bram mengusap usap wajahnya. Dita hanya menunduk,berusaha sabar menerima semua,walau sebenarnya dia sudah Diceritakan lebih dahulu.
" Raiden itu anak kamu" kata ayah tegas
Bram mendelik,terkejut,dia bingung,tidak pernah melakukan apapun dengan wanita lain seingatnya dan hanya Dita ,istrinya yang pertama.
" 2 tahun lalu kamu tidak ingat? Kamu menghamili seorang gadis , sebelum akhirnya kamu ke Indonesia?"
" me make pregnant a girl? Oh...please!! Dont joke"
Bram terkekeh, ayah melempar sebuah map coklat ke arah Bram. Bram membuka dan membaca isi map itu, matanya membulat. Dia melihat ke arah Dita,Dita tertunduk dan mencengkeram celananya,menandakan dia menahan semuanya. 
" ayah... Dita izin ke toilet" ucap Dita dengan suara serak
" mau ibu temani?"
Dita menggeleng. Dita berjalan perlahan keluar dari ruangan menuju toilet khusus excecutif. Dita masuk ke dalam toilet dan terdiam. Hidupnya terasa di permainkan, apa pula, selama ini hidupnya dipermainkan oleh keluarga Bram.

Menjalani hidup sulit,diabaikan, dikhianati, dan menikah dengan lelaki yang kejam. Menerima segala perlakuannya yang seperti bunglon. Dan sekarang, harus menerima anak hasil kebejatan suaminya sendiri,persetan dengan harta, Dita tidak butuh. Kepalanya seakan mau pecah dan hatinya sesak luar biasa. Cinta Bram padanya hanya kamuflase, sedangkan dita memberikan segalanya. Harusnya dari awal dia sadar, harusnya tidak menerima tawaran Nindy, yang ternyata bagian dari rencana mertuanya. Dita keluar dari toilet karena kepalanya sangat sakit. Beberapa langkah,badannya limbung melayang dan terjatuh.

Sementara itu Bram hanya bisa menunduk membaca berkas, kemudian menatap bocah laki laki yang berada di pangkuan raihan. Bocah itu korban kebodohannya,dan Dita,ya dia memikirkan perasaan Dita selanjutnya. Tiba tiba Raiden gelisah dan mencari Dita.
" Mama..." panggil Rai
" mama ke toilet sayang " kata Raihan
" Mama...om... Kok lama"
Ibu menghubungi Damar untuk mengecek Dita. Tak lama ponsel Bram berdering.
" apa? Dimana sekarang?"
Bram mematikan ponselnya.
" Dita pingsan" ujar Bram kemudian segera beranjak pergi mencari keberadaan Dita. Bram  berlari melihat Dita yang tengah terbaring di lantai.
" damar kamu sudah hubungi dokter?"
" sudah tuan, sebentar lagi datang"
Bram meraih tubuh Dita, tubuh Dita sangat dingin.
" sayang bangun" teriak Bram sambil menepuk pelan pipi istrinya
Petugas medis datang,Bram membawa Dita keruangannya yang Tersedia kamar pribadi. Dita diberi infus,dia akan sadar sebentar lagi.
" istri kamu sepertinya shock dan stress, gak baik buat kondisinya saat ini, bisa mempengaruhi janinnya" jelas dokter
Bram dan keluarganya terkejut.
" ja..nin...ha..mil? Dita hamil dok?"
" ya... Usianya masih rentan baru 4 minggu ya, harus extra hati hati ya , apalagi pernah keguguran"
Bram mengangguk. Dia langsung mencium kening istrinya.
Dokter pamit diantar oleh damar. Bram berada di sisi Dita. Ibu menggenggam tangan ayah,matanya tersirat permohonan. Ayah mengangguk.

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang