43. Anak

18 2 0
                                    

Dita dan Bram berada di Mall. Dita ingin memastikan omongan Bram tentang Raline. Mereka sampai di lobby Mall. Dita berjalan menggandeng lengan Bram. Dita tersenyum puas tidak mendapati foto Raline yang beberapa waktu lalu tergantung di tengah Mall.
" terbukti kan? Aku gak bohong"
" iya suamiku" ujar Dita gemas
Saat mereka dengan santai berjalan,tiba tiba seorang anak kecil laki laki berusia sekitar 2 tahun menarik narik baju Dita sambil menangis dan memanggil Mama. Dita reflek dan menggendong bocah kecil itu.
" hai... Sayang... Cup..cup...sayang"
" Mama...Mama..." kata bocah kecil itu sambil menangis
" kayaknya dia kehilangan Mamanya"
" iya Mas... Mendingan kita keruang informasi"
Bram memanggil security yang tengah berpatroli. Mereka ke meja informasi. Resepsionist mengumumkan berita tentang bocah kecil ini. Cukup lama Bram dan Dita menunggu,namun hingga 3 jam tidak ada satupun pengunjung yang merasa kehilangan anak.

" Bagaimana ini Pak... Apa kita serahkan saja kepada polisi" tanya kepala security
" jangan...nanti dia dibawa ke panti sosial" ujar Dita
" itu lebih baik sayang... Mungkin polisi bisa menemukan ibunya" kata Bram
" Kita tunggu lagi ya... Please... Kalau perlu sampai Mall tutup"
Bram mendelik. Dia benar benar heran dengan istrinya. Bocah kecil itu terlelap di pangkuan Dita,setelah diberi minum dan makan. Dita dan Bram berada di management office. Sekertaris Bram menyampaikan informasi. Bram segera keruangan kontrol guna melihat rekaman cctv yang sudah dicermati oleh kepala security. Dalam rekaman cctv anak kecil itu dibawa oleh seorang wanita berusia sekitar 30 tahun. Kemudian masuk ke departemen store dan masuk ke toko buku. Kemudian wanita keluar dari toko buku menuju lobby tanpa membawa anak kecil itu.
Bram mengangguk.
" serahkan rekaman ini ke polisi,cari tahu siapa wanita itu, biar anak kecil itu sama saya"
" baik Pak"
Bram kembali keruangannya. Dia terkejut kemudian tersenyum melihat istrinya tertidur sambil duduk  di sofa sambil memeluk anak kecil laki laki itu.
Bram mengusap lembut kepala Dita. Dita terbangun.
" Ayo pulang" ajak Bram
" pulang..terus anak ini,jangan dibawa ke kantor polisi Mas"
" enggak sayang...kita bawa pulang aja... Dia sengaja ditinggalkan oleh ibunya"
" hah... Terus?"
" iya... Aku minta keamanan kasih rekaman cctv ke polisi supaya bisa di selidiki, anak ini kita bawa pulang aja"
" serius Mas"
Bram menggaguk. Dita sangat senang sekali. Bram mengambil alih menggendong anak kecil itu. Mereka langsung masuk ke mobil dari management office.

****
Sampai dirumah Bram meminta Bi Mirah menyiapkan kamar yang biasa ditempati Dita. Bi Mirah heran melihat Bram menggendong anak kecil. Namun tatapan Bram mengisyaratkan untuk tidak banyak bertanya. Bram menidurkan anak kecil itu,sebelumnya meminta mengganti pakaiannya. Dita dan Bram ke kamar mereka.
" Mas... Kalau anak itu gak di akui,sengaja ditinggal, gimana kalau kita adopsi aja"
Bram menatap istrinya penuh tanda tanya.
" sayang... Kamu jangan aneh aneh "
" serius... Ya... Dia itu lucu,ganteng"
Bram menghela napas,kemudian ke kamar mandi. Tak lama Bram masuk ke kamar mandi, dia memanggil Dita. Dita masuk ke kamar mandi dengan menanggalkan seluruh pakaian nya. Ternyata Bram sudah berendam di bathup. Dita menyusul masuk ke dalam bathup. Mereka mandi bersama.

Selesai mandi dan menggunakan bathrobe, terdengar ketukan pintu dikamar mereka. Dita membukanya,bi Mirah berdiri di depan pintu kamar.
" ada apa Bi?"
" anu ... Nyonya... Bibi menemukan ini"
Kata Bi mirah sambil memberikan sepucuk surat
" apa ini bi?"
" bibi nemu dikantong bajunya anak ganteng" 
" owh...iya bi...makasih... Dia masih tidur"
" masih nyonya"
" yaudah Bibi siapin makan malam,terus Dwi suruh jagain sebentar ya...takut dia bangun tapi gak ada orang"
" baik nyonya"
Bi mirah pamit. Dita segera masuk dan membuka surat itu.
" apa sayang?" tanya Bram
" Bi mirah nemuin surat di kantong baju,waktu gantiin bajunya"
Dita membaca surat itu. Hanya tertulis nama anak itu.
" Raiden  " baca Dita
" hanya itu sayang?" tanya Bram
Dita mengangguk. Mereka sekarang tahu nama anak itu. Dita segera berganti pakaian. Ketika hendak turun makan malam ponsel Bram berbunyi. Dari Damar.
" Iya... Kamu cari tahu segera kasih kabar ke saya" kata Bram kemudian menyudahinya
Dita ke kamar sebelah dan ternyata Raiden sudah bangun. Dia langsung memanggil Dita Mama dan meminta di gendong. Dita tersenyum dan langsung menggendongnya. Dita menuju meja makan. Sedangkan Bram sudah duduk di ruang makan. Bram dan anak itu saling bertemu pandang. Bram memperhatikan anak itu dengan seksama. Tiba tiba anak itu memanggil Bram.
" Ayah..." panggilnya
Sedangkan Bram terkejut. Dita tersenyum.
" Jadi nama kamu Raiden... Kamu makan ya sayang" kata Dita
Dita memangkunya.
" Bi... Kesini... Pangku dia,suapi,biar Dita makan" Perintah Bram
Bi Mirah menghampiri Raiden,mengambil alih dari Dita.
" biar aku aja yang suapi"
" Dita... Makan... " kata Bram tegas
Dita memberikan Raiden ke Bi Mirah. Raiden di suapi sambil menatap takut ke arah Bram. Bram menatap tidak suka ke arah Raiden. Lama lama Raiden hendak akan menangis,Dita langsung menggendong Raiden dan membawanya jauh dari Bram.

" cup..cup.. Sayang... Cup nak.." kata Dita menenangkan
Bram kesana dengan anak itu. Dia lalu menyudahi makannya dan pergi keruang kerjanya melewati Dita. Dita hanya menggeleng. Kemudian menawari Raiden makan,dia mengangguk.
" Rai... Mau makan lagi kan?"
Raiden mengangguk. Dita tersenyum,kemudian Dita menyuapi dengan penuh kelembutan. Bi Mirah tersenyum melihat interaksi itu.
" nyonya.. Sepertinya tuan marah "
" biarin Bi.. Dia kesel aja...takut aku gak makan karena sibuk sama Rai"
" Mama... "
" iya sayang"
" ayah...marah"
Dita mengernyit heran. Sepertinya Rai,mengerti pembicaraan Dita dan Bi Mirah.
" Rai...mau..minta maaf sama ayah" ujarnya menggemaskan
" ok... Rai makan dulu,setelah itu kita ke ruangan ayah ya"
Raiden mengangguk senang. Dita meminta Bi Mirah membuatku teh hangat untuk Bram. Setelah Rai selesai makan,Dita mengajaknya keruangan Bram di ikuti Bi Mirah yang membawakan teh hangat. Bram tengah fokus di depan laptopnya. Rai menarik narik lengan baju Bram. Bram menengok sekilas.
" wae?" tanya Bram dengan sengaja menggunakan bahasa korea
" Miane... appa" ujarnya seketika membuat 3 orang dewasa terkejut dibuatnya.
Bram langsung menggendong Rai.
" noe...duguya?"
" Raiden"
Bram semakin heran.
" where is your home?"
" i dont know" Jawaban Rai membuat Bram semakin bingung
" who your parents?"
" im havent parents"
" you lie"
"Gak..ayah.. "
Bram memberikan Raiden ke Dita.
" bawa dia ke kamar,atau nonton tv dulu,aku mau hubungi Damar dulu"
Dita membawa Rai ke kamar bersama Bi Mirah. Sedangkan Bram semakin penasaran dengan anak kecil itu. 

*******
Kira kira dia siapa ya?
Ada yang bisa nebak?

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang