52. Cemburu tahap akut

27 2 0
                                    

Bram mendekatkan wajahnya ke Dita. Dita berusaha menghindar. Bram menahan tengkuk Dita dan mengecup bibir Dita. Dita terkejut, napas Bram memburu. Bram mengecup bibir Dita lagi. 
Dita menatap Bram. Bram langsung mencium dan melumat bibir Dita, Dita terhanyut dengan ciuman Bram. Dita mengalungkan tangannya ke leher Bram. Ciuman Bram bergairah dan menuntut lebih. Ciuman itu turun ke leher,Dita mendesah sembari menjambak rambut Bram,ketika Bram sudah meloloskan gaun tidurnya dan menjilati dada Dita. Bram yang sudah tidak kuasa menahan langsung membawa Dita ke kamar. Sampai dikamar Bram langsung menuntaskan gairahnya yang selama ini terpendam. Dita juga sama,mereka sama sama menikmati kegiatan malam mereka.

Bram terbangun tiba tiba,dia nampak bingung lalu melihat sisi ranjangnya. Bram menghela napas.
" sial...kenapa bisa mimpi gitu" umpat Bram
Dia menyadari Dita tidak ada disamping Rai. Bram bangun dari ranjangnya dan keluar kamar,untuk mencari Dita. Bram melihat cahaya dari arah dapur. Bram berjalan ke dapur,namun langkahnya terhenti ketika mendengar Dita berbicara dengan seseorang.
" iya... Bram tidur sama rai, aku gak bisa,lagipula kita kan udah bukan suami istri,takut terjadi sesuatu" ujar Dita " iya... Yaudah besok jemput aja pagi,aku gak mau Bram antar kerumah,yaudah selamat bekerja,makasih udah khawatir" kata Dita
Dia menyudahi teleponnya kemudian duduk di meja makan dan meminum air putih. Dita kembali ke kamar,langkahnya terhenti ketika melihat ruang kerja Bram terbuka pintunya. Dita menghela napas,kemudian masuk kamar,menyusul Rai tidur. Dita bersyukur,mungkin Bram akan tidur di ruang kerjanya.

****
Keesokan harinya, Dita terbangun karena Rai membangunkannya.
" eh..anak Mama sudah ganteng"
" bangun Mama,ayo mandi, ayah udah dibawah buat sarapan"
Dita tersenyum, Rai keluar kamar. Dita kemudian mandi di kamar mandi Bram. Dita masuk ke walk in closet. Dia terkejut,pakaiannya masih tertata rapi disana. Dita mengambil salah satu pakaiannya. Setelah berdandan,Dita menyusul Bram dan Rai. Bi Mirah dan Dwi sangat senang melihat kehadiran Dita. Dita nampak asyik dengan Rai,sedangkan Bram hanya diam,dan menjawab seperlunya. Bram nampak sangat dingin,karena dia menahan perih hatinya.

" Ayah berangkat, nanti kalian ada yang jemput kan"
" ayah" panggil Rai
Bram menoleh.
" Rai...pengen kerumah Mama boleh? Tinggal disana sebentar aja"
Bram mengangguk pasrah. Kemudian dia pergi,ketika membuka pintu. Sosok yang dari dulu dia benci jika menyangkut wanita di hadapannya,tersenyum.
" masuk ya"
Bram tidak menjawab,dia langsung pergi dan tidak menghiraukan Asta. Bram langsung ke mobilnya,mengemudikan menuju kantor. Sampai dikantor,Bram kembali diam dan dingin.
" Tania schedule saya hari ini apa aja?" tanya Bram melalui intercom
" Bapak hari ini meeting bahas perkembangan perusahaan sama para direksi lalu setelah makan siang bapak ada interview sama calon brand ambasador, sore bapak kosong jadi bisa pulang cepat"
" interview BA nya saya serahkan ke kamu,kalau kamu gak bisa minta sama Rayhan,bilang ini perintah"
" bb..baik pak"
Bram menghela napas. Dia membenturkan kepalanya di meja. Terdengar suara orang yang membuatnya kesal.

" benturin teross sampe pecah itu kepala,terus elo mati,jadi gue bebas bisa deketin Dita" ujar Asta
Bram mendongakkan kepalanya lalu melempar asta dengan pulpen. Asta menghindar lalu memungut pulpen itu dan berjalan menuju kursi di depan Bram.
" elo cemburu? Kesel? Marah? "
" diem... Bangsat" umpat Bram
" elo ngalah aja sama gue, paham dong ya gue duda udah lama,yoona butuh mama dan wanita yang yoona suka cuma Dita,kan seru Yoona sama Rai bisa sharing mama"
Bram mengepalkan tangannya.
" Dita nya juga udah benci sama lo"
" diem... Ngapain lo kesini? Ada urusan apa? Bukannya elo sama Dita"
" iya... Balik anter Dita gue kesini"
" buruan ada apa? Gue mau rapat"
" Gue mau lamar Dita,nanti malem dateng ya,gue mau adain dinner sekeluarga gitu,di Italian resto,jangan lupa dateng"
Bram langsung berdiri dan keluar ruangannya dengan kesal. Dia berjalan ke ruang meeting diikuti oleh Tania.

Selama meeting Bram menjadi tidak konsen. Dia kesal dengan Asta,memang saudaranya itu selalu lebih unggul soal wanita. Tidak sedikit wanita yang dia suka tetapi lebih menyukai Asta. Raline wanita itu menyukai Asta saat pertama mereka berkenalan,hingga Asta memilih Jie un, Mama Yoona,wanita yang Bram suka, karena itu Raline dan Bram terpaksa pura pura berpacaran. Sehingga akhirnya Raline terbawa perasaan padanya. Bram tidak pernah menganggap Raline lebih dari seorang teman. Hingga saat Jie un meninggal karena melahirkan Yoona,Asta tidak ada disamping Jie un, sehingga Bram membenci Asta hingga kini. Hingga bertemu dan menikah dengan Dita yang awalnya hanya karena desakan Mama dan upaya menghindari Raline, Bram jatuh hati sungguhan dengan Dita. Namun kesalahan dia perbuat,karena memang dia bermasalah dengan emosinya. Dan lagi lagi , Asta menang darinya. Tidak sadar Bram menggebrak meja. Membuat para dewan direksi terkejut.
" maaf... Meeting kita akhiri,saya tidak enak badan" kata Bram langsung meninggalkan ruang meeting
Tania sangat kerepotan dengan ulah Bram.

Di dalam ruangannya Bram nampak mengamuk dan memporak porandakan ruangannya. Dan itu menambah beban Tania,mencari dan membeli barang yang serupa.
" Ya Tuhan anak anak ku,kalian harus jadi anak yang nurut sama mama ya nak,Mama kerja gini banget lho,buat kalian" gumamnya menahan kesal
" kenapa mba?" tanya Rayhan
" biasa Pak bos ngamuk"
" kok...bisa...why?"
" tadi pak Asta kesini,eh habis itu pak bos marah marah ngamuk deh"
" yaudah... Minta data calon BA ya"
" ini pak" Tania menyerahkan map berwarna biru kepada Rayhan
" ok..makasih...owh iya... Anak anak sehat mba"
" sehat pak"
Rayhan mengintip Bram sebentar. Lalu tersenyum ke Tania.
" kacau... Lebih parah dari bom hirosima" canda Rayhan
Tania hanya bisa mendengus kesal.

" Brengsekkkkkk" teriak Bram
Dia kemudian keluar ruangannya begitu saja tanpa pesan ke Tania.




*******
Bram kesal ya...
Makanya jadi laki laki jangan labil

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang