59. Dita

14 0 0
                                    

Bram termenung di ruangan kantornya,menatap ke arah kaca yang menampilkan pemandangan seluruh bangunan disekitar kantornya. Dua map dokumen yang baru diserahkan oleh kuasa hukumnya membuat Bram termenung. Ponselnya berdering dari rumah,Raiden sakit,Bram segera pulang kerumah. Sedangkan dirumah sakit Asta memantau Dita. Rayhan duduk diluar ruang ICU. Asta memegang bahu Rayhan.
"Mau sekuat apapun kamu membuktikan bagaimana tidak baiknya Bram,gak akan bisa,yang tahu seperti apa Bram cuma Dita,cuma Dita yang paham Bram,begitu juga Bram,dunianya cuma Dita" kata Asta
"Tapi Bram selalu buat Dita sengsara,dari awal menikah perlakuan Bram seperti apa? Kakak tahu kan?" ujar Rayhan
" Bram gak pernah cinta sama perempuan seperti dia cinta sama Dita,dia seperti itu karena gak mau di rendahin,ayah selalu keras sama Bram,ayah memang sudah mendidik Bram untuk jadi pemimpin perusahaan,karena memang dia mampu" 

Rayhan terdiam mendengar Cerita Asta.
"Kamu tahu,waktu pertama kali Bram kenal Dita,dia beda,bahagia,entah kenapa setelah akad nikah tiba tiba Bram berubah jadi monster dan memperlakukan Dita seperti itu,tapi kamu tahu,bahagia Bram terlihat saat Dita hamil,dia berubah,itulah Bram yang sesungguhnya,hingga akhirnya peristiwa itu terjadi,kakak juga bingung,kamu tahu kita gak pernah akur gara gara Ji eun" cerita Asta
Rayhan hanya miris dengan apa yang dialami oleh Dita selama menjadi istrinya Bram,bahkan Dita sempat depresi dan harus pemulihan selama 2 tahun. Namun selama 2 tahun itu juga dia melihat kacaunya Bram,hingga dirinya yang harus membantu menghandle perusahaan. Cinta seperti apa yang mereka miliki. Itulah yang Rayhan pikirkan.

Sementara itu Raiden mengigau memanggil Dita. Bram memeluk anaknya itu.
"Mama... Mama"kata Raiden mengigau dalam tidurnya. Bram mengusap usap punggung Raiden. Bram memangku Raiden,karena dia tidak ingin ditinggal.
"Tuan.. Apa gak sebaiknya antar saja tuan kecil kerumah sakit,siapa tahu bisa bantu nyonya sadar dari koma" kata bi Mirah.
Bram nampak berpikir. Bram lalu menghubungi Asta. Kemudian Bram membawa Raiden kerumah sakit bersama Bi Mirah. Mereka sampai dirumah sakit. Raiden bangun,dengan izin dokter Bram dan Raiden masuk. Raiden mengusap wajah Mamanya. Lalu memeluk Dita. Bram menahan air matanya melihat Raiden begitu menyayangi Dita.

"Ayah...nanti kita tinggal bareng ya,Rai mau ayah sama Mama bareng lagi,Ayah janji ya" pinta Raiden
Bram tidak mampu menjawab.
"Kita tunggu Mama sadar ya nak,kalau Mama sadar Ayah baru bisa jawab"
"Ma.. Bangun ya,Ayah sebenarnya so love you so much" kata Rai membuat Bram melotot
"Rai!! Dont say that!"
"Ma... You know? Ayah sebenarnya mau sama Mama lagi,but,Mama selalu nolak,Ayah sedih banget" kata Rai
"Rai....!!"
"Are you seriusly?" tanya Dita lemah
Rai terkejut.
"Mama,you wake up?" tanya Rai
Bram melihat tangan Dita bergerak dan perlahan Dita membuka matanya.

Bram merasa lega Dita sudah sadar. Raiden menciumi Mamanya. Bram segera memanggil Dokter. Dokter dan suster tiba untuk memeriksa keadaan Dita. Namun Dita tiba - tiba lemah dan pingsan kembali. Bram membawa Raiden keluar kamar. Raiden menangis di gendongan Bram.

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang