5. Nyonya Bramantyo

55 5 0
                                    

Disini di sebuah klinik kecil bram dan dita berada. Bram kesal karena dita menolak periksa dirumah sakit. Dita meminta di klinik kecil. Dita dan bram masuk keruangan dokter. Dita diperiksa. Dokter itu tersenyum.
" selamat... Usianya baru 4 minggu,usia yang rentan ya,harus berhati hati,ibu tidak boleh stress dan makanan nya harus yang bernutrisi" jelas dokter lalu memberikan photo usg ke dita dan bram
Bram langsung meraihnya. Dia melihat photo itu. Sedangkan dita hanya datar.
" tulis diresep,vitamin apa yang harus saya beli dok" kata bram
" baik pak,tolong di bantu ibunya ya"
Bram hanya berdehem. Setelah selesai,bram mengajak dita masuk mobil. Damar yang mengambil resep obat.
" kamu gak bisa pisah sama saya"
" setelah anak ini lahir"
" apa... Kamu masih berniat pisah"
" iya... Saya benci kamu,saya gak cinta sama kamu"
Bram mengepalkan tangannya. Bram membuang napas kasar. Lalu menoleh ke arah dita.
"Baiklah... Bertahan sampai anak itu lahir,tapi anak itu harus sama saya"
Dita menoleh cepat ke arah bram.
" gak bisa, lagipula kita udah cerai,kamu sudah kasih surat pengadilan itu"
Bram tertawa.
" kamu pikir semudah itu lepas dari saya,semudah itu saya meng iyakan kebodohan kamu itu" Kata bram "itu palsu,mudah buat seorang bramantyo lee melakukan apapun"
Dita memicingkan matanya ke arah bram.

******
Disini, dirumah marcell. Pemilik rumah terkejut dengan kedatangan kedua orang ini bersamaan,momen langka bagi marcell dan nindy. Bram dan marcell mengobrol diruang kerja marcell. Sedangkan dita dan nindy mengobrol dihalaman belakang.
" serius lo"
Dita mengangguk lemah. Lalu menghentakkan kakinya sambil menjambak rambutnya,dia kesal.
" itu artinya elo masih istri sah bramantyo lee, ya ampun, tapi... Apa dia berubah sikapnya?"
Dita menghela napas.
" fisik udah gak nyakitin,cuma mulut jahatnya"
" terus rencana lo apa?"
" gue tetap pengen cerai setelah anak ini lahir, tapi dia bilang,gue harus kasih anak ini ke dia"
Nindy meringis. Bram benar benar licik.
Dia juga tidak bisa berbuat apa apa.
" ok... Gini, coba elo bersikap layaknya seorang istri ke suami,mungkin dia bisa sedikit lembut"
" gimana bisa,dari awal pernikahan dia udah nyiksa batin gue, gue benci"
" ok... Anggap aja ini negosiasi,demi anak lo,gimana,hmm"
Dita mendengus.
" gue cuma bisa kasih saran itu,turunin kadar ego sama benci lo, turunin dikit,ngalah dikit"
Saran nindy
" sudah mengadunya?" ujar suara berat yang tidak asing di telinga dita
Dita tidak menjawab.
" ayo pulang, besok ayah sama ibu datang dari new york"
" what,ajeossi lee sama ajumma laras ke indo" pekik nindy
Dita melotot ke nindy. Nindy langsung menutup mulutnya. Marcell yang dibelakang bram menepuk keningnya,atas keceplosan istrinya.
Bram langsung menatap tajam nindy.
" elo...berdua,fuck" umpat dita lalu berjalan melewati bram dan marcell
Bram mengikuti dita. Bram memberi isyarat ke nindy dan marcell,seolah menyayat lehernya. Bram mengikuti istrinya masuk mobil.

Dimobil dita terdiam. Suasana hening.
" damar,nanti kamu perintah art bersiap menyambut kedatangan orang tua saya besok"
" baik tuan"
" dan kamu dita, bersikap normal, saya tidak mau ayah sama ibu melihat kita gak akur"
" fakta"
" jangan membantah,kalau kamu pengen aman"
" terserah"
Bram mengepalkan jemarinya.
" langsung pulang atau tuan mau ke suatu tempat?" tanya damar
" pulang" jawab dita
" no... Pergi ke mall"
" baik tuan"
Damar mengarahkan mobilnya ke sebuah mall terbesar.
" ke mall saya sekalian tinjau,buat laporan ke ayah besok" ujar bram
" baik tuan"
Dita tidak merasa tertarik dengan pembicaraan bram dan damar.
Mereka sampai di mall. Damar mengarahkan parkir di parkiran excecutif di bassement mall. Bram keluar dari mobil diikuti dita. Beberapa pria menyambut kedatangan mereka. Dita heran. Bram masuk ke sebuah tempat.
" management office" baca dita lirih melihat ukiran huruf besar di dinding
" kamu tunggu di lobi saja,saya sebentar ke dalam" katanya pada dita
Dita mengangguk. Dia duduk di lobi. Bram dan damar masuk ke kantor itu. Dita membaca majalah yang tergeletak di meja. Tiba tiba senyumnya terukir begitu saja melihat foto bram terpampang disana.
" papa kamu hebat sayang" bisik dita sambil mengelus ke perutnya

Tiba tiba ada sepasang pria dan wanita berpenampilan rapi.
" kenapa dia datang tiba tiba " umpat pria berusia 45 tahun " sekarang dia dimana?" tanyanya pada seorang wanita cantik yang baru datang ke meja bertuliskan resepsionist.
" mungkin di dalam pak"
" brengsek... Ganggu saja "
Dita mengernyitkan dahinya. Pria itu baru saja mengumpat dan yang diumpat adalah bram. Suaminya,dita tersenyum sinis. Pria itu tiba tiba menegur dita.
" permisi anda siapa,ada perlu apa?"
" eh... Dilarang masuk ke kantor selain management bu" kata resepsionist itu
Pria itu nampak menelisik penampilan dita.
" tolong keluar dari sini bu" usirnya
Dita melotot.
" security" teriaknya
Beberapa orang security datang.
" tolong bawa ibu ini keluar,kenapa orang yang gak berkepentingan bisa masuk" omelnya
Security terdiam di tempat ketika melihat bram.
" siapa yang tidak berkepentingan?" tanya bram setengah berteriak.
Semua langsung tertunduk.
" pak bram" sapa pria itu
" bukannya ini jam kantor? Anda kemana? Bersama sekertaris anda?"
" ehmm.. Meninjau toko toko pak"
" tidak ke gedung sebelah?"
Pria itu terdiam.
" orang yang kamu bilang gak berkepentingan itu seperti apa lalu yang berkepentingan itu seperti apa?" tanya bram tegas
" ehmm... Anu... Pak"
" orang yang kamu bilang gak berkepentingan itu penting buat saya dia istri saya"
Semua nampak terkejut.
" iya... Dia nyonya bramantyo" tekan bram
Dita terkejut dengan pernyataan nya.
Pria itu meminta maaf ke bram.
" Minta maaf ke istri saya" tekan bram
pria itu meminta maaf ke dita. Dita merasa tidak enak.
" oh iya.. Bukannya meja resepsionist tidak boleh kosong"
" maaf pak tadi saya ke toilet sebentar"
" damar atur rapat management sabtu ini, saya mau semua hadir,saya akan lakukan perubahan management" perintah bram
Damar mengangguk.
" pak... Tolong jangan bertindak seperti itu,pikirkan dahulu"
" anda yang perlu berpikir,saya beri waktu 2 hari dari sekarang,untuk bersiap" kata bram lalu pergi dengan merangkul dita diikuti damar. Dita terdiam seribu bahasa.
" kamu berlebihan banget"
" gak... Memang sudah lama saya ingin merombak management yang gak potensial,kebetulan saya menemukan alasan"
Mereka berjalan masuk ke lift.

" damar besok ayah sama ibu tiba jam berapa?"
" pukul 9 tuan, mau jemput bersama nyonya"
" hmm"
Pintu lift terbuka. Bram berjalan bersama dita diikuti damar dan 2 orang pengawal.
" bram" panggil dita lirih
" hmm"
Dita menunjuk stand ice cream. Bram menggeleng. Dita merengut. Bram jalan terus mengajaknya ke toko baju.
" permisi tuan" sapa pegawai toko sopan
" keluarin baju yang cocok buat hmm... Istri saya"kata bram
" a.. Owh baik"
Manager toko menyambut. Bram menunggu sambil duduk di sebuah sofa. Ditemani dita disampingnya.
Pegawai toko itu mengeluarkan beberapa model pakaian.
Bram berdiri lalu mengambil dan mencocokkan ke dita.
" ok... Ambil semua,damar urus"
Dita terbelalak. Bram lalu keluar. Dita mendekati damar.
" damar "
" nikmati nyonya,ikuti saja, please" kata damar " kalau tuan marah,repot semua" bisiknya lagi
Dita lalu mengikuti bram. Bram masuk ke toko tas. Membeli hampir semua koleksi terbaru di toko itu. Dita tidak pernah belanja dengan mudah seperti itu. Jangankan melakukan membayangkan saja tidak. Rasanya seperti mimpi. Yang dipikirkan adalah hendak ditaruh dimana semua itu. Baru kali ini dia dibawa bram belanja. Selama menikah hanya diperlakukan seperti tahanan di ajak keluar kalau diperlukan.

****
Nikmatin.. Jadi nyonya bramantyo
Galak tapi keren kan...

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang