58. Pilihan Bram

32 2 1
                                    

"Cepat bilang apa mau kalian?" tanya Bram emosi. 

"Santai Tuan, anak anda atau perusahaan anda" tanya penculik. 

"Brengsek,apa mau kalian?" tanya Bram kesal. 

Dita disamping Bram sangat khawatir dengan Rai. 

"Jangan beraninya kalian sentuh anak saya" ancam Bram. 

"Sabar Tuan,ikuti petunjuk yang saya kirimkan,kalau mau anak anda selamat" kata penculik lalu terputus.

 Bram membaca pesan yang dikirimkan oleh penculik. 

"Brengsek mereka" umpat Bram. 

"Kenapa Mas? Selametin Rai mas" kata Dita dengan nada khawatir. 

Bram menghubungi Rayhan dan Damar. 

"Ini... Dita.. Yang aku gak mau,keluargaku taruhannya,aku cuma mau kalian aman" keluh Bram. Bram tidak ingin kehilangan Raiden, kedua calon anaknya meninggal,karena kecerobohannya. Dia tidak ingin kehilangan Raiden juga.

Damar dan Rayhan datang bersama beberapa detektif,mereka menyusun siasat. Yang berat bagi Bram adalah dirinya harus membawa Dita. Penculik itu tahu kelemahan Bram. 

"Dita kamu nanti jangan panik ya,walau ada Rai nanti,kamu,tetep disamping Bram" kata Rayhan. 

Dita mengangguk. Bram dan Dita datang kesebuah tempat yang diberikan oleh penculik. Bram hanya diminta membawa Dita,tanpa membawa uang tebusan. Tiba tiba terdapat layar menyala dan menampilkan foto foto lama Dita bersama arjuna,hingga chat terakhir sebelum Arjuna ditemukan tewas di apartemennya. Dita berjongkok,dia tidak ingin melihatnya. Bram tidak paham maksud semuanya.

"Bagaimana Nyonya Bramantyo Lee,menarik film nya" terdengar suara. 

Dita hanya berjongkok dan menutup telinganya. 

"Anda itu pembunuh,adik saya sangat mencintai anda,tapi anda berkhianat dan menikahi pria yang lebih kaya" lanjutnya lagi. 

Bram hanya mendengar dengan seksama. Dita menangis tersedu sedu. 

"Wanita pengeret,matrealistis " tambahnya lagi.

 "Bagaimana Tuan Bram yang terhormat,istri anda wanita penjerat lelaki kaya,adik saya menjadi korbannya dan dia selalu mengelak tidak tahu apa apa" katanya lagi. 

Bram melihat ke arah Dita. 

"Jadi apa mau kamu? Mana anak saya?" tanya Bram. 

"Serahkan Dita ke saya,saya ingin dia bertanggung jawab atas perbuatan dia kepada adik saya,maka saya serahkan anak anda"

Bram terdiam,dia melirik Dita. Raiden tengah di pegang oleh salah satu penculik. 

"Jika anda menyerahkan Dita,saya tidak akan berurusan lagi dengan anda" katanya lagi. 

"Ayah" panggil Raiden. 

Bram langsung membangunkan Dita dan mendorong Dita. 

"Kembalikan anak saya, saya serahkan Dita,lagipula dia bukan urusan saya lagi, kami sudah berpisah" kata Bram. 

Dita menoleh ke arah Bram. Hatinya sakit seperti tertusuk pisau yang sangat tajam. Sementara itu,Rayhan sangat kesal dengan Bram. Bram mendorong Dita hingga tersungkur. 

"Mama" teriak Raiden. 

"Serahkan anak saya cepat" kata Bram. Dita ditarik oleh salah satu orang mereka. Sedangkan Bram berhasil mendapatkan Raiden. 

"Ok... Urusan kita selesai" kata Bram.

Bram berjalan perlahan membawa Raiden. Dita melihat ada yang mengacungkan senjata ke arah Bram. Sekuat mungkin Dita melepaskan cengkaraman dan berlari ke arah Bram. Dita tertembak sembari memeluk Bram dan Raiden. Tempat itu sudah di kepung,polisi menangkap semua yang berada di tempat itu. Damar dan Rayhan sudah tahu pelakunya. Dita tergolek lemah dan segera dilarikan kerumah sakit. Sebelumnya Rayhan meninju Bram,karena kesal dengan perkataan nya. Dita dibawa kerumah sakit dan ditangani dokter. Bram menangis,dia sangat khawatir. Rayhan menghajar Bram.

 "Elo ya,semenjak Elo ada di hidup Dita,elo cuma bikin dia sengsara,kapan sih elo bikin bahagia dia" maki Rayhan suda kelewat kesal. 

Bram hanya diam. 

"kapan elo benar cinta sama dia? Kapan hati elo gak palsu" lanjut Rayhan. 

" elo selalu manfaatin dia,dia itu tulus cinta sama lo,gue gak peduli ya,elo saudara gue,tapi bisa gak,ya kalau emang elo gak pernah ada hati buat dia,jangan  korbanin dia" kata Rayhan.

Bram hanya terdiam tidak menjawab apapun. 

"Tinggalin dia, lepasin,biar gue yang bahagiain Dita,dia gak pernah ngerasain tulusnya disayang bang, tulusnya dicintai,dia selalu cuma di manfaatin" kata Rayhan. 

Rayhan melepaskan cengkramannya dari kerah Bram. Dia meraup kasar wajahnya menarik napas dalam dalam. 

"Bang Asta sama gue miris bang,lihat dia depresi 2 tahun yang lalu,gue pikir dia bakal lupa sama elo,ternyata enggak,dia tetep cinta sama elo,tapi elo bang" kata Rayhan lalu meninju dengan keras sehingga Bram tersungkur. 

Beruntung Asta datang bersama Damar. 

"Rayhan tenang...ok" kata asta. 

Damar membantu Bram bangun. 

"Gimana Dita?" tanya Asta. Rayhan menggeleng,pintu operasi masih tertutup. Dokter keluar. 

"Bagaimana dok?" tanya Rayhan

"Suami ibu Dita?" tanya dokter. Bram melangkah maju. 

" pasien masih kritis,detak jantungnya lemah,pelurunya hampir mengenai jantung,respon pasien juga lemah,pasien mengalami koma,kami tidak tahu sampai kapan pasien akan bertahan,hanya doa yang tulus yang bisa kita lakukan" kata dokter. 

Bram hanya diam. Rayhan sudah hendak emosi,namun asta menahannya. Entah apa yang ada di pikiran Bram saat ini.

Alat bantu masih terpasang di tubuh Dita. Wajah cantik nya pucat. Rayhan duduk menemani Dita,menggenggam tangannya. 

"Dita,please bangun,demi hidup kamu sendiri" kata Rayhan.

 "Bram gak pernah cinta sama kamu,dia hanya cinta sama harta dia" kata Rayhan lagi. Mendengar nama Bram disebut,Dita mengeluarkan air mata.

 "Dita kamu dengar aku? Please bangun,lupain Bram,seperti yang udah kamu lakuin kemaren kemaren,hidup baru tanpa Bram atau raiden,kita bisa mulai hidup yang damai" kata Rayhan. Dita kembali mengeluarkan air mata nya. Namun tubuhnya tidak ada pergerakan.

*****
Kira2 gimana endingnya ??

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang