48. Hidup baru

22 2 0
                                    

Dua Tahun kemudian....

Sebuah Taman Kanak kanak nampak ramai. Seorang wanita cantik,bermain up tipis,menikmati melihat anak anak bermain di arena permainan.
" Bu Anin" panggil seorang guru
" iya Bu"
" Kepala sekolah minta data penerimaan murid  baru"
" owh...iya baik bu"
Anindita berjalan menuju kantor,mengambil berkas penerimaan murid baru ke kepala sekolah.
" Bu Anin, nanti minta bantu guru yang lain saat pendaftaran ulang ya Bu"
" Baik Bu"
Anindita kembali keruangannya. Dimejanya terdapat bingkai foto, keluarganya. Pengingat kalendernya berbunyi.
" bahkan reminder di ponselku masih ada" keluhnya " kamu sama sekali gak cari aku" air matanya menetes
Ponselnya berbunyi.
" iya... Bentar lagi pulang"
Anindita segera merapikan tasnya. Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi. Dia bergegas pulang. Dita,dia kini menjadi salah satu staff TU di sebuah sekolah TK. Dita berjalan gontai,melihat para orang tua murid menjemput anak anaknya. Dita tersenyum melihat seseorang berdiri di mobilnya. Seorang pria tampan mengenakan pakaian santai,kaos dan celana denim panjang. Dita menghampirinya sambil tersenyum.

" tumben banget dandan gitu"
" why? "
" udahlah...ayo... Nanti tuan putri keburu ngambek"
Dita melihat gadis cantik berusia 7 tahun itu sudah cemberut. Dia segera masuk mobil.
" hai..cantik... "
Gadis kecil itu,masih cemberut.
" yaudah deh, Pah...kita gak jadi jalan jalan deh, Aunty capek,mau pulang aja"
Gadis itu langsung memeluk Dita.
" bogosippo" ujarnya sambil menangis
" hei... Kenapa nangis sayang"
" butuh perjuangan banget ajak dia,mesti pakai perjanjian"
" aunty jangan pergi pergi lagi"
" gak sayang...tapi...inget ya"
Dia mengangguk,sambil menghapus air matanya. Mereka tiba di mall, gadis kecil itu asyik bermain di tempat permainan.
" Perusahaan makin maju, Ayah dan ibu kembali ke Seoul,mereka ingin tenang dan.. " ucapnya terpotong
Pria itu memberikan sebuah undangan pernikahan. Dita membacanya,bibirnya tersenyum.

" Raline menikah?"
Pria itu mengangguk.
" aku pikir mereka akan kembali,nyatanya malah Raline nikah sama orang lain"
" kan aku udah bilang, Bram itu gak pernah suka sama Raline,dia lelah ngejar cinta Bram"
Senyum di bibir Dita tertarik mendengar nama mantan suaminya disebut.
" Mas..b...bram...apa kabar dia?" tanya Dita terbata
Asta menghela napas. Bramasta,kakak Bram.
" Dia workaholic,berusaha keras memajukan perusahaan dibantu Raihan,banyak yang berubah ta,setelah kamu pergi"
" Rai"
" Tahun ini masuk Tk tapi dibawa ayah sama ibu"
" pasti karena gak ada yang urus ya"
Asta mengangguk. Dita tersenyum,namun matanya menyiratkan kesedihan dan luka. Asta melihat leher Dita. Kalung dari Bram masih dikenakan oleh Dita. Begitu juga cincin pernikahan mereka.

" Yoona...sudah sore,ayo kita pulang " panggil Asta
Yoona mendekati Dita dan Papanya. Mereka lalu pulang, Yoona tertidur karena kelelahan. Setibanya dirumah Dita, Asta menidurkan Yoona dikamar.
" Bi Asih, tolong buatkan teh buat Pak Asta ya"
" baik bu"
Dita tinggal disebuah rumah kecil,tidak terlalu besar. Rumah itu sebenarnya milik Asta, dan Bi Asih yang mempekerjakan adalah Asta tentunya. Sekedar untuk teman Dita.

Dita dan Asta duduk diruang tamu.
" Ta...kamu yakin gak mau kembali?"
" aku udah nyaman seperti ini kak"
" aku tau,kamu masih cinta sama Bram"
Dita tersenyum getir.
" gak ada alasan kak, dia udah menukar dengan perpisahan"
" tapi kenapa cincin itu masih kamu pakai"
Dita memperhatikan jari manisnya.
" ini...susah di lepas Kak"
" kalau memang kamu udah gak cinta sama Bram, kamu bisa menerima lelaki lain?"
Dita tersenyum.
"gak dulu kak"
" kenapa,kamu juga harus bahagia Ta"
Dita menggeleng.
" aku mau bersih bersih dulu, makan malam disini aja,sebelum pulang"
Dita berdiri dan masuk kedalam kamarnya.

Isak tangis terdengar di kamar mandi. Dita benci dengan hatinya, kenapa dia masih merasa seperti ini. Dia sesungguhnya Rindu,sangat teramat Rindu Bram. Kenang kenangan satu satunya dari Bram,hilang, dia kehilangan calon anak mereka lagi.
" dua tahun Dita, harusnya elo lupa,lupain dia" maki Dita dalam tangisnya " dia aja sama sekali gak cari lo kan"
Makan malam sudah tersedia dimeja. Asta,Yoona ,Dita dan Bi Asih makan bersama. Setelah makan,asta dan Yoona pamit pulang. Yoona menangis karena harus berpisah dengan Dita.

******
" Pak...sudah malam...apa saya boleh pulang?" tanya seorang wanita cantik berambut blonde
" hmm..pulang aja,kalau kerjaan kamu udah selesai,ngapain tunggu saya"
"Ehm...iya pak,permisi"
Wanita cantik itu segera meninggalkan kantornya sembari menggerutu. Sementara Pria itu entah ,masih sibuk dengan berkas dan laptopnya. Reminder di ponselnya terus berdering. Dia mengambil ponselnya,kemudian mematikannya. Pukul 22.00, pria itu baru kembali ke apartemen nya.
Dia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang king size.
" arghhh" erangnya kesal
Ponselnya berbunyi,notifikasi pesan. Dia membukanya,berita infotaiment,dirinya menjadi bahan perbincangan di kalangan artis,yang pernah bekerja sama dengannya.

Bram,menatap bingkai foto di nakas samping ranjangnya. Foto pesta pernikahan nya. Sebuah notifikasi pesan masuk lagi,menampilkan foto Dita yang nampak cantik.

Asta
Mantan istri lo makin cantik, dia bahagia tanpa lo, kalau dia bukan mantan adik ipar ,udah gue jadiin Mama buat Yoona

Bram melempar ponselnya.
" brengsek...lo..Asta"
Bram kemudian bangun untuk membersihkan tubuhnya,selesai mandi,Bram berdiri di balkon sambil merokok. Dia merokok hingga tengah malam,kemudian tidur. Sementara Dita,nampak gelisah tidak bisa tidur. Hari ini seharusnya menjadi Anniversary mereka yang ke 4 jika masih bersama. Dita berusaha memejamkan matanya. 
Bayangan wajah kesedihan Dita masih tercetak jelas di mata Bram. Wanita itu meninggalkanmu,karena Bram lebih memilih harta. Keputusan yang dia ambil,tidak boleh di sesali.

*******
Bagaimana perasaan kalian,jika dikalahkan oleh keadaan

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang