51.

17 2 0
                                    

Bram terpaku melihat sosok yang berada di pangkuannya. Ketika mobilnya berhenti karena ingin ke restaurant,dirinya malah dimintai tolong untuk membawa orang yang pingsan kerumah sakit. Bram hanya membawa kerumah sakit dan menunggu di ruang tunggu untuk mengetahui keadaan orang yang dibawanya. Dokter keluar dari ruang IGD.
" Tekanan darahnya rendah,stress makanya dia pingsan"
Bram tidak berkata apapun.
" pulang aja,biar ntar gue yang anter"
Bram mendelik.
" makasih ya udah bawa kerumah sakit"
Asta menepuk pundak Bram.
" kalian sudah pisah,boleh dong,gue berjuang dapetin dia" ujar Asta sambil tersenyum smirk.
Bram mengepalkan tangannya. Setelah Asta pergi,Bram hanya mengintip keadaan Dita,kemudian pergi dari rumah sakit.

*****
Dita dibantu bi Asih istirahat dikamar.
" kamu istirahat,kalau ada apa apa telpon saya" kata Asta
Dita mengangguk.
" bi Asih saya titip Dita"
" baik Pak"
" kak... Besok gimana?"
" kamu mau datang? Istirahat aja"
Dita mengangguk. Asta kemudian pamit,sebelum masuk mobilnya,dia melihat ibu ibu yang sedang kumpul nampak membicarakan Dita. Asta kemudian masuk ke mobilnya dan kembali kerumah sakit.
" ibu... Kenapa bisa pingsan sih"
" cuma kecapekan aja bi"
Bi Asih memijit kaki Dita. Kepala Dita masih sedikit pusing.

Keesokan harinya,sebuah ballroom hotel mewah bintang 5,nampak ramai,diluar pintu banyak reporter dari berbagai media. Pernikahan seorang public figur dari seorang pejabat negara,tentunya bukan hal yang main main. Pesta pernikahan itu sudah pasti dihadiri tamu tamu yang luar biasa. Pengantin terlihat sangat cantik serasi dengan pengantin pria yang terlihat tampan. Pernikahan mereka membuat banyak wanita dan pria patah hati,pasalnya Pengantin Pria adalah seorang artis multitalenta dan juga pengusaha handal,putra dari Pengusaha ternama. Mereka mengenal dalam waktu lama,namun memutuskan untuk serius satu tahun ini. Para tamu bergantian memberikan selamat kepada pengantin.

" Raline... Selamat ya sayang,bahagia,cepat diberi momongan"Kata ibu Laras
" Tante...makasih banyak"
Ibu Laras datang bersama Rai dan suaminya. Raline tidak menyukai Rai,tatapannya sangat dingin. Karena Rai,yang membuat dirinya tidak bisa bersama Bram dan memilih menyerah. Rai memperhatikan Raline yang nampak tidak menyukainya.
" nenek... Rai mau pipis" pamitnya
Ibu Laras mengangguk. Rai berlari sendiri mencari toilet. Bocah itu cerdas dan mandiri,dia bertemu Asta dan Yoona.
" uncle"
" hei... Kamu mau apa?"
" mau pipis"
" bisa sendiri?"
Rai mengangguk. Asta meminta petugas mengantar Rai ke toilet. Asta dan Yoona masuk. Mereka menemui pengantin dan memberikan selamat lalu duduk bersama orang tuanya.
" tyo mana?" tanya ibu
" gak datang sepertinya bu, dia sibuk"
Ayah berdecih. Ibu mengangguk paham.
" kamu cuma sama yoona?" tanya ibu
" Dita? Lagi di toilet" kata Asta
" Dita datang bersama kamu?" tanya Ayah
" iya yah... "
Ayah menatap tajam Asta. Asta paham apa yang ayahnya pikirkan.
" gak yah, aku cuma mau jaga Dita, menebus kesalahan Tyo,yang sudah menyakiti Dita"
Ayah merasa lega. Tak lama Dita datang bersama Rai dan Bram. Rai digandeng oleh orang tuanya.

Kedatangan mereka tentu menyita perhatian. Sungguh rasanya Dita menyesal untuk datang. Kenapa harus bertemu lagi dengan Bram, dia belum siap. Bram berusaha mengatur napas nya. Jika bukan karena Rai, dia mungkin tidak akan seperti ini. Mereka berjalan menuju meja keluarganya. Mereka berkumpul dalam canggung.
" Mama... Malam ini, kita bobok bareng ya" kata Rai memecah kecanggungan
" Rai.. Mau bobok dirumah mama"
" kenapa rumah Mama,rumah ayah,kita" kata Rai
Dita mendelik.
" Rai pengen bobok sama Mama sama Ayah,kita bertiga "
Bram langsung terbatuk.
" Rai... Mama gak bisa ,soalnya besok kan kerja"
" kan besok Ma,sekarang gak kan"
" Rai... Bobok sama noona aja ya" kata Yoona menyelamatkan Bram dan Dita
" shiro "
" kan katanya kangen sama noona"
Rai nampak berpikir.
" Yaudah,ayah kita bobok dirumah Mama ya"
Bram menggeleng. Dita melihat Bram benar benar menolak untuk berdekatan atau berinteraksi dengannya. Lampu tiba tiba padam. Acara selanjutnya adalah sesi dansa. Asta dengan cekatan mengajak Dita berdansa,Dita menyambutnya malu malu.

Asta dan Dita berdansa, sementara Bram nampak kesal melihat keakraban mereka. Rai dan Yoona ikut dansa. Orang tuanya juga berdansa. Bram melihat Dita tertawa dan tersenyum. Dia berusaha mengatur dirinya saat Dita kembali ke meja untuk minum. Dita dan Bram hanya duduk dalam diam. Bram sibuk dengan ponselnya. Asta menghampiri Bram dan Dita.
" ta... Nitip Yoona ya, saya harus kerumah sakit"
Kata Asta lalu pergi begitu saja
Disinilah, Bram menghentikan mobilnya di depan rumahnya. Karena rengekan Rai, dia membawa Dita kerumah mereka dulu. Bram keluar dari mobilnya disusul Rai dan Dita. Rai sangat bahagia. Karena sudah malam,para Art sudah beristirahat.

Dita dan Rai berada dikamar Rai. Dita mengganti pakaian Rai. Terdengar ketukan pintu, Dita membukanya. Bram berdiri sambil memberikan handuk dan gaun tidur milik Dita. Dita terpaku.
" Rai,ayok... " ajak Bram
Rai langsung berlari ke gendongan Bram. Dita segera membersihkan diri dan berganti pakaian. Dita tersipu malu,ketika Bram menyertakan pakaian dalam miliknya. Dita berusaha menetralkan perasaan nya. Setelah selesai,Dita menyusul Bram dan Rai ke kamar. Mereka satu ranjang, Rai sangat senang tidur bersama kedua orang tuanya. Tak lama dia tertidur. Bram segera bangun dan keluar kamar. Dita terbangun,padahal dia baru tidur sebentar,dia merasa haus. Kemudian keluar kamar untuk ke dapur. Dita membuka kulkas dan minum di depan kulkas. Dia terkejut ketika menutup pintu kulkas, dan hampir terjungkal jika Bram tidak sigap menarik tangannya. Bram menarik dan mendekap tubuh Dita. Dita berusaha melepaskan tubuhnya,namun Bram erat menahan tubuhnya. Mata mereka saling bertemu dan berkaca kaca. 






****
Ehm... Apa ya selanjutnya???

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang