35. Sahabat??

22 2 0
                                    

Semenjak sparing kelas, Bramasta mahasiswa kedokteran yang magang menjadi Guru biologi semakin dekat dengan Dita. Dita dan Nindy tengah makan di kantin sekolah. Bramasta datang menghampiri mereka. Bramasta memberikan dokumen untuk Dita.
" apa ini kak?"
" baca aja, kesempatan bagus buat kamu,persiapkan dari sekarang"
Kemudian Bramasta pamitan,karena dia tidak lagi magang di sekolah,dia akan ke Korea. Bramasta pun memberi Dita kenang kenangan.
Dita membaca dokumen yang diberikan oleh Asta.
" beasiswa penuh untuk siswa berprestasi,wah.. Nama gue udah di input"
Baca Dita
Nindy ikut membaca.
" wah... Hebat lho bisa masuk kampus ini dengan beasiswa" ujarnya
" bukannya orang tua lo,dosen disini ya"
" hah...iya... Tapi gue nyerah,gak mampu masuk situ"
" coba dulu lah nanti"
Nindy hanya tersenyum. Orang tua Nindy adalah dosen, Kakak pertamanya seorang pengacara dan sudah menikah. Kakak keduanya seorang Dokter yang mengabdi di desa terpencil Indonesia.

Nindy sampai rumah,dia heran melihat orang tuanya sudah dirumah. Nindy segera masuk rumah.
" Mama... Papa"Panggil Nindy
Orang tuanya tengah di ruang tamu. Kemudian melempar Map kearah Nindy.
" kamu... Bisa bisanya kalah sama Dita, kamu lihat,kedua kakakmu,pengacara,istrinya dosen, kakak keduamu dokter,apa kamu gak malu?" kata Papa
" Mama malu saat mengetahui, nama yang tertera di beasiswa spesial ini"
" Nindy gak pengen kuliah disana"
" mana mungkin,Papa dan Mama kamu dosen disana,mana mungkin anaknya gak kuliah disana,lihat kedua kakakmu"
Nindy kesal.
" bagaimana mungkin kamu kalah dari anak kampung itu, dan bagaimana mungkin, bramasta bisa lebih mengenal Dita,daripada kamu"
Nindy tidak tahan mendengar ocehan mama dan papanya. Dia langsung ke kamarnya.

****
Nindy semakin lama,semakin kesana dibuatnya,dia di tuntut bisa masuk ke universitas dimana orang tuanya mengajar. Nindy dan Dita kini berbeda kelas, sejak cerdas cermat itu, Dita masuk ke kelas favorit. Kini Dita memiliki teman yang sama sama pandai. Pulang sekolah,Dita dan Nindy belum pulang karena mereka mengikuti eskul teater. Sekolah akan mengadakan pertunjukkan drama,di acara ulang tahun sekolah. Dan hari ini diadakan pemilihan pemeran drama. Nindy dan Dita menyimak bersama teman teman yang lain. Semua sudah mendapatkan peran,tersisa Nindy,Dita dan Marsya. Ternyata Dita terpilih sebagai pemeran utama. Terlihat kekecewaan di wajah Marsya.
" maaf pak... Kok Dita yang terpilih sih, bapak tahu kan kemampuan akting saya,lagipula bapak tahu kan siapa tamu yang akan datang?" protesnya
" saya tahu,kenapa memangnya? Kalau gak suka silakan keluar" kata Pak Andi pembina teater
" Bapak tahu kan siapa saya? Kelas teater ini gak akan ada tanpa saya Pak"
Pak Andi lebih memilih acuh dan diam. Setelah membagi peran, Pak Andi memberikan arahan. Beliau sama sekali tidak mengindahkan Marsya. Marsya keluar dari ruang teater dengan perasaan kesal dan menatap Dita siniis. Pak  Andi meminta muridnya tidak menghiraukan   Marsya. Latihan di mulai.

Nindy duduk dihadapan Marsya.
" gimana? simbiosis mutualisme? tujuan kita sama"
" whaaat?" pekik  Marsya
" tujuan gue supaya dia   gagal masuk kampus,tujuan elo supaya dia gak ambil posisi elo"
" ah... Gila.. Otak gue gak sekriminal elo ya"
Marsya meninggalkan Nindy. Nindy kemudian keluar   untuk pulang. Dia memikirkan cara bagaimana menyingkirkan Dita. Hari itu Nindy  pulang dari gereja     melihat Rado pacar Marsya tengah membonceng seorang  gadis. Nindy memotret mereka.
"kita lihat, apa yakin masih gak punya niat itu" ujar Nindy
Nindy tersenyum puas setelah mengirim foto itu ke Marsya...
Rado merupakan pacar Marsya,dia ketua OSIS disekolah.
Keesokan harinya, Marsya mendatangi Nindy di belakang sekolah.
" ok......   elo mau gue gimana?" tanya Marsya   
Nindy tersenyum dan membisikkan sesuatu. Marsya terbelalak, tidak  menyangka Nindy memiliki pikiran semacam itu.
" wah... gila lo.. "
" terserah... gue yang urus sisanya"
Marsya meninggalkan Nindy, kembali ke kelasnya.     

*****
Marsya menghampiri Dita yang tengah berada di kantin bersama Nindy. Marsya memberi Dita  undangan pesta ultahnya.
" dateng ya,jangan enggak" Kata Marsya sambil memberikan undangan ke Dita dan Nindy.
Dita sangat heran dengan sikap Marsya yang tiba tiba baik dengannya.
" buat gue?" tanya Dita
" iya..  Dateng ya... Temen temen yang lain juga gue undang kok"
Marsya and the gank nya berlalu,meninggalkan Dita dan Nindy yang masih heran. Pasalnya, mereka tidak begitu dekat.

" elo mau dateng?" tanya nindy
Dita beranjak dari kursi,berjalan dan membuang undangan dari Marsya. Nindy terkejut.
" kok elo buang"
" gue gak akan dateng, gue gak mau jadi bahan ejekan dia sama temen temennya"
Dita terus berjalan menuju kelasnya,Nindy mengekor. Rado menghampiri Dita. Nindy melewatinya dengan alasan kembali ke kelas.
" iya.. Nanti pulang sekolah kita harus survey" kata Dita
" iya... Kita gak punya banyak waktu"
Mereka mengobrol sambil berjalan ke kelas,tanpa diketahui sepasang mata mengarah ke mereka dengan tatapan tajam.

****
Wah... Baru lanjut...
Maaf ya... Hiatus yang lama
Jangan lupa vote dan komen ya...
Kritik atau saran boleh
Tapi kritiknya membangun ya...
Jangan yg menghina atau menjatuhkan...
Gumawo...

Jalan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang