Bab 23

270 16 0
                                    

You're too beautiful to see. I want to have you completely.

^Bagas Emilio^
________

Hari ini adalah, hari di mana Rasya dan Bagas melangsungkan pertunangan-nya. Tepatnya di kediaman Rasya--- halaman belakang, bertema outdoor.

Karena yang hadir di sana hanya keluarga inti mereka saja. Benar-benar keluarga seperti paman dan bibi atau yang lain. Tidak dengan rekan bisnis atau sahabat mereka. Biar nanti dari masing-masing saja yang menceritakan pada sahabat-sahabatnya.

Acara di mulai sejak pagi pukul 09:00, kini sudah menunjukkan pukul 11:00. Pertukaran cincin sudah terlewat, bahkan pemberian selamat pada sang pasangan tunangan pun usai. Sekarang hanyalah kesenangan saja bagi mereka, berbincang-bincang dari dua belah pihak keluarga. Terlihat jika mereka sangat akrab.

Bagas dan Rasya keluar dari kerumunan keluarga. Mereka sekarang sedang di atap rumah Rasya. Yang kebetulan rumahnya memang di desain seperti itu.

Sedari tadi tidak ada yang memulai obrolan. Hanya suara deru nafas yang di hembus dan di keluarkan secara perlahan.

Rasya sedang menunduk, juga mengusap jari manisnya yang sudah tersemat cincin.

Kemudian tanpa di sadari Rasya, Bagas menoleh ke samping. Di mana Rasya sedang menunduk sambil mengusap jarinya. Entah mengapa jantungnya kini berdegup kencang, kembali. Padahal tadi ia sudah bisa menetralkannya, dengan bersikap biasa saja. Tapi rasa-rasanya, jika melihat Rasya yang seperti itu, membuat ia jadi gemas sendiri.

Rasya terlihat begitu anggun dan cantik. Terlebih sekarang penampilan Rasya berbeda dari biasanya. Memakai gaun pas selutut, berwarna dark blue tanpa lengan. Di tambah polesan di wajahnya yang sangat pas tanpa berlebihan. Juga rambut yang di buat gelung dengan menyisakan sedikit rambut-rambut halus dari sangkarnya. Membuat Bagas berkali-kali terkagum akan penampilan Rasya hari ini.

Ehem

Bagas sengaja mengeluarkan suaranya dengan deheman, agar Rasya dapat beralih dari jarinya itu.

"Kenapa?" tanya Rasya sambil menoleh pada Bagas. Dari sekian kosa kata, mengapa harus dengan pertanyaan ini yang Rasya lontarkan? pikir Bagas dalam hati.

"Enggak. Gue cuma ...."

"Cuma apa?"

"Gue cuma ... terkagum."

"Terkagum?" Rasya menautkan ke-dua halisnya tanda tidak mengerti akan ucapan Bagas.

"Iya, terkagum sama lo. Seorang Rasya Abigail sangat berbeda hari ini, dia ... cantik." Bagas mengucapkan itu dengan sangat lembut tanpa ada paksaan juga suara otot dari mulutnya. Ucapan yang benar-benar tulus.

Kini wajah Rasya merona, hawa di sekitarnya menjadi panas. Cuaca hari ini memang lumayan terik, tapi rasanya bukan dari cuaca, ini panas yang berbeda.

"Muka lo merah-merah gitu," ujar Bagas sambil menoel-noel pipi Rasya sebelah kanannya.

"Ishh, apa sih Bagas. Lo tuh ya." Rasya memberikan cubitan-cubitan kecil pada Bagas.

"Ampun Sya, ampun. Cubitan lo kaya emak-emak yang lagi di mintain duit sama anaknya, buat ke warnet atau main ps. Lo persis banget kaya gitu." Selesai mengucapkan itu Bagas mengangkat ke-dua jarinya membentuk huruf V (peace).

Gasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang