Apa iya? Aku salah mengartikan perasaan?
^Fathur Geofahri^
________
Rasya baru saja dari toilet, berjalan di koridor sendirian. Tapi langkahnya tiba-tiba berhenti, akibat ulah tangan Fathur.
"Kenapa?" tanya Rasya sekaligus heran.
"Gue mau bicara sama lo. Ikut gue!" Tanpa menunggu jawaban dari Rasya, Fathur menggeret tangan Rasya menuju rooftop sekolah.
"Kita ngapain ke sini? Lagi pula, lo kan ketos, masa iya mau bolos?" Fathur tidak menjawab, melainkan duduk di kursi yang tersedia di sana.
"Gue suka sama lo."
Rasya terkejut atas ucapan Fathur yang terbilang to the point, tanpa adanya basa-basi sama sekali.
"Gue udah ada Bagas. Dia itu milik gue dan gue milik dia, harusnya lo tahu itu."
"Gue tahu, bahkan sangat tahu. Tapi perasaan gak ada yang bisa di tebak, kan? Bahkan gue bisa suka sama lo."
Rasya menelisik bola mata Fathur. Dirinya melihat ke sana dengan penuh intimidasi. Rasya berpikir, jika Fathur itu berbicara lain di mulut juga lain di hati.
Rasya membalikkan badannya dan menatap langit yang tampak cerah. "Lo gak bisa bohongin diri lo sendiri, Thur. Lo hanya sebatas kagum sama gue, bukan cinta. Jangan mengatasnamakan cinta, jika hati lo itu masih stuck di satu orang."
Fathur melihat Rasya dari samping. Mengapa Rasya dapat berbicara seperti itu padanya? Apa iya selama ini dia salah mengartikan perasaannya pada Rasya?
"Jangan menyangkal dan memberi pembelaan dalam bentuk apapun. Gue tahu, karena mata lo gak bisa bohong. Lo hanya sebatas kagum sama gue, gak lebih dari itu. Oh iya, gue juga masih bingung dengan kehidupan lo, Thur. Akhir-akhir ini, gue lihat lo selalu interaksi sama Rio. Sebenarnya hubungan kalian tuh apa? Bahkan Bagas selalu menyuruh gue hati-hati sama lo."
Fathur yang tadinya diam, kini mulai bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri tembok pembatas.
"Ada banyak hal yang lo gak tahu, contohnya yang lo sebut tadi. Gue sama Rio ada sesuatu yang gak bisa gue ceritakan saat ini. Pasti lo juga tahu, kan? Gue yang selalu memakai topeng ketika disekolah?" Rasya mengangguk tanda meng-iyakan.
"Gue bandel, bahkan lebih dari Rio. Dia apa adanya, sementara gue munafik. Dari luar aja terlihat baik, padahal hati gue busuk."
Rasya mengernyit bingung. Mengapa Fathur bisa seperti itu? Lalu ... hubungannya dengan Rio itu apa?
"Lo sama Rio terkait hubungan apa sih? Masalah cewek?"
"Lebih dari itu. Bahkan kalau gue ceritain, lo dan semua orang gak akan percaya. Dan ... lo masih ingat, ketika gue hampiri lo dan di susul temen gue yang terbilang anak nakal?" Lagi, Rasya mengangguk sebagai jawaban.
"Gue ikut serta di dalamnya. Sebut aja gue bad boy, lebih buruk di banding Rio."
"Kenapa selalu di sangkut pautkan dengan Rio, sih? Gue makin bingung dengan hubungan kalian."

KAMU SEDANG MEMBACA
Gasya (End)
Teen Fiction16+ Bagi Bagas, Rasya itu lucu, menarik, apa adanya, tidak jaim, galak, dan dia tidak manja. Mungkin itu saja tidak cukup untuk mendeskripsikan seorang Rasya. Bagas sayang terhadapnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Perasaan yang diam-diam i...