I'm happy because you, I'm happy with you, I'm happy everything about you.
________
Tok tok tok
"Bagas, ini aku. Kamu udah bangun?" Rasya mengetuk pintu juga memanggil Bagas. Karena ingin mengajak sarapan bersama, juga mereka akan berangkat bersama ke sekolah.
"Bagas, kamu udah mandi juga, kan?"
Ceklek
"Hai," sapa Rasya saat Bagas membuka pintu kamarnya. Bagas yang kini sudah memakai seragam lengkap, tapi ... tanpa dasi juga rambut yang masih basah dan berantakan.
Bagas mengacak rambut Rasya, karena gemas.
"Ishh, jangan di acak-acak dong. Berantakan, nih." Rasya membenarkan rambut yang agak berantakan akibat ulah tangan Bagas.
"Kamu turun duluan aja ke bawah! Aku mau ambil dasi, sama sisir rambut aku." Rasya pun mengangguk juga segera menuruni anak tangga menuju dapur.
Ya, pagi tadi, Rasya sengaja bertamu di kediaman Frans. Lantaran ia ingin membuat sarapam bersama Wanda, mereka sudah merencanakan jauh-jauh hari, tapi baru kesampaian di hari ini.
Maka dari itu, tadi Rasya meminta Damian untuk mengantarnya ke rumah Bagas. Jadi, di sini lah ia sekarang.
"Sya, Bagas udah bangun?"
"Udah, Tante. Lagi cari dasi, sama sisir-in rambutnya sekarang." Wanda pun mengangguk juga segera menyiapkan sarapan di meja makan, di bantu Rasya.
"Sya, Tante mau ke kamar dulu, ya. Mau ngecek suami." Wanda berucap sambil terkekeh di akhir kalimatnya. Rasya pun mengangguk dan tersenyum akibat ucapan Wanda.
Memainkan ponselnya, sambil menunggu tuan rumah dan orang yang ia tuju, masuk ke area meja makan.
Hahaha
Rasya tertawa dengan melihat sesuatu di layar ponselnya itu.
"Ehem, seru banget si." Rasya mendongak dan melihat Bagas yang sudah berada di samping kirinya.
"Bagas. Kaget tahu," jawab Rasya.
"Nonton apa si? Seru banget kayanya."
"Ini lho, meme-meme lucu, kamu kalo nonton juga pasti ketawa ngakak."
Mereka terus mengobrol dengan penuh canda di dalamnya. Hingga obrolan mereka terhenti, akibat Frans dan Wanda menarik kursi di area meja makan.
"Om," sapa Rasya.
"Pagi-pagi, kamu udah repot siapin sarapan disini. Pasti ... khusus untuk Bagas, kan?" Rasya tersenyum malu akibat perkataan Frans. Pipinya bersemu merah.
"Pah, jangan di godain gitu lah anak orang. Tuh lihat, pipinya kaya kepiting rebus." Kini Bagas malah semakin memojokkan-nya. Rasya yang kebetulan di sebelah Bagas, langsung menggeplak tangan Bagas karena malu akibat ucapan ke-dua laki-laki di meja makan ini. Bagas dan Frans.
Bagas dan Frans tertawa pelan. Lantaran respon Rasya yang malu-malu kucing seperti itu.
"Udah-udah, kasihan Rasya-nya. Kita langsung makan aja, ya. Ini makanan buatan Rasya, enak banget," ujar Wanda menengahi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gasya (End)
Novela Juvenil16+ Bagi Bagas, Rasya itu lucu, menarik, apa adanya, tidak jaim, galak, dan dia tidak manja. Mungkin itu saja tidak cukup untuk mendeskripsikan seorang Rasya. Bagas sayang terhadapnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Perasaan yang diam-diam i...