Bab 35

277 9 0
                                    

Sempat memiliki mu, tapi itu dulu. Sekarang, aku ingin mendapatkannya lagi. Lalu, bisakah aku memiliki mu kembali?

^Mike Tan Deandra^

________

Suara riuh terdengar di persimpangan jalan, jaraknya cukup jauh dari arah komplek rumah Rasya. Ia tadi sehabis jalan-jalan sore, sambil membidik objek melalui kamera, dan ia hanya sendiri.

"Ada apaan si? Kok rame banget?" gumamnya pada diri sendiri.

Rasya memutuskan untuk berjalan dengan cepat, agar menemui suara keributan di sana.

Tapi, ketika langkahnya tepat dekat suara riuh tersebut. Rasya langsung memelototkan matanya dengan lebar.

"Tawuran," lirihnya.

Rasya berbalik arah, sebelum ia di temukan oleh mereka. Karena takut akan kena imbasnya.

Berlari dengan tak tentu arah, hingga dirinya berhenti tepat di gang yang begitu sepi.

"Gila! Gimana gue bisa kabur dari sini? Di persimpangan ada tawuran, dan rumah arahnya ke sana. Terus gue gimana baliknya? Hp gue gak di bawa pula. Aishh bodoh!" Rasya mendumal akibat keteledoran-nya. Di mana sekarang, ia bingung untuk membebaskan dirinya sendiri. Jalan yang ia tuju untuk ke rumah, ya hanya ke sana. Tapi ia takut dengan tawuran itu.

Ya, kan, gak masuk akal, jika Rasya harus menerobos orang yang sedang tawuran. Bebas enggak, bonyok iya.

"Mamah, Papah tolong Rasya."

"Bagas, tolong aku. Di sini bahaya."

Rasya terus menerus merapalkan do'a, agar dirinya terbebas dari hal terkutuk ini. Tapi, mau sampai kapan tawuran itu akan selesai? Belum lagi, ini sudah pukul 14:30. Bisa-bisa Marinka khawatir padanya.

Rasya yang sedang memperlihatkan hasil bidikan-nya lewat kamera, tiba-tiba terusik karena ada suara langkah kaki yang masuk ke dalam gang ini.

Rasya pun akhirnya berlari masuk lebih dalam, hingga bertemu dengan teras kosong.

Ia buru-buru mematikan kamera dan menutup lensanya, kemudian di masukkan ke dalam tas.

"Siapa lagi si ini?"

Rasya bersandar di tiang teras tersebut. Setelah itu suara orang yang mendarat tepat di teras rumah kosong ini, terdengar di telinga Rasya. Suara hembusan nafas yang memburu itu sangat jelas. Hingga Rasya memutuskan untuk menolehkan pandangan-nya pada asal suara tersebut.

"Mike?" kaget Rasya saat tahu siapa yang ia curigai sejak tadi.

"Lo terlibat dalam tawuran itu?"

"Lo gila ya hah? Makin ke sini, makin jadi tau gak kelakuannya." Rasya mengomeli laki-laki yang bernama Mike itu, dengan serentetan kata yang keluar, tanpa jeda.

"Suutt, jangan berisik! Nanti kita ketahuan, diem dulu, nanti gue jelasin." Rasya akhirnya mengalah dan mengangguk. Ia memilih diam, juga memainkan jari-jarinya, sesekali melihat ke arah gang. Takut-takut ada penyerangan mendadak dari arah sana.

***

Jreng jreng jreng

Suara gitar terdengar dari bilik kamar, sang pemilik ialah Bagas Emilio. Dirinya sedang tidak ada kerjaan, maka dari itu untuk mengisi kebosanan-nya, ya dengan cara bermain gitar sambil bernyanyi.

Gasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang