Aku terkagum akan penampilanmu, hingga tanpa sadar seulas senyum terbit dari bibirku.
^Rasya Abigail^
Mataku tak bisa berhenti melihatmu, meski dari kejauhan. Entah mengapa ada rasa getaran aneh di dalam dada.
^Bagas Emilio^
________Bagas sejak bangun pagi hingga sarapan, masih saja diam tanpa bertingkah, entah itu jahil atau menyapa Frans juga Wanda.
Semalam ketika Wanda ke kamar Bagas, sang empu tak membuka suara, pintu pun terkunci. Ia hanya ingin membicarakan hal yang bersangkutan dengan perjodohan ini. Ia ingin menasihati Bagas, tapi rasanya belum saatnya untuk berbicara dari hati ke hati bersamanya. Karena ia tahu Bagas ingin menjernihkan pikiran terlebih dahulu.
Selesai sarapan, Bagas segera beranjak dari sana tanpa salam atau mencium punggung tangan Wanda juga Frans. Ia keluar menuju motornya yang sudah di keluarkan dari bagasi, melenggang pergi dari rumah ke sekolah.
Selama di perjalanan ia di penuhi dengan pikiran tentang semalam. Jujur di hatinya ada sedikit rasa senang di jodohkan dengan Rasya. Tapi kini ia masih sekolah, tak terpikirkan olehnya di usia belasan tahun ini, kedua orang tuanya ingin menjodohkannya.
Apakah ia bisa menjalankan perjodohan ini? Apa ia terima saja perjodohan ini?
***
Pagi ini Rasya sudah di sibukkan dengan berbagai peralatan kamera, ia sengaja pergi pagi sekali pukul 05:30 karena persiapan untuk acara nanti.
Karena mulai hari ini di adakannya acara ulang tahun sekolah. Banyak panitia OSIS yang sudah wara-wiri sibuk dengan kegiatan yang sudah di tetapkan masing-masing. Guru-guru serta kepala sekolah pun sudah stay di sana. Tapi mereka masih di ruangannya masing-masing, acaranya resmi di buka pukul 08:00 nanti.
"Gimana konsumsi, udah siap?" ujar Fathur pada Raka dan Salma, yang bertanggung jawab atas konsumsi di acara tersebut.
"Udah siap, Thur. Udah ada di ruangan OSIS semua," jawab Raka.
Fathur melihat wakilnya berjalan ke arahnya. "Kenapa?" tanya Fathur saat sudah berada di hadapannya.
"MC, belum dateng dua-duanya," ujar Tirta, wakil ketua OSIS SMA Taruna Bangsa.
"Udah lo hubungin?"
"Udah, tapi gak di angkat."
Baru saja Fathur mengeluarkan ponsel dari saku celananya, ia di kagetkan dengan kedatangan Gandi dan Popy, MC dalam acara ini.
"Akhirnya lo berdua dateng, udah sana siap-siap, check sound! Fathur menitah mereka berdua dan di dapati anggukan dari mereka, setelah itu mereka pergi dari hadapan Fathur dan Tirta.
"Bagian dokumen, gimana?"
"Udah, lagi di urus sama Zidan." Selesai Tirta berucap, Zidan dan anak-anak dokumentasi keluar menggenggam kamera serta peralatan-peralatannya. Termasuk ada Rasya juga di sana, dan itu mampu merebut perhatian Fathur, yang sejak tadi sedang memperhatikan anak-anak OSIS yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.
"Dan, Sya," panggil Tirta.
"Kenapa?" tanya Zidan dengan Rasya yang berdiri di sampingnya.
"Udah siap, kan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/248051755-288-k226682.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gasya (End)
Ficção Adolescente16+ Bagi Bagas, Rasya itu lucu, menarik, apa adanya, tidak jaim, galak, dan dia tidak manja. Mungkin itu saja tidak cukup untuk mendeskripsikan seorang Rasya. Bagas sayang terhadapnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Perasaan yang diam-diam i...