Bab 15

388 20 0
                                    

Kamu memang berbeda dari kebanyakan.
Entah mengapa hati ini tertuju padamu.
Rasa ingin menggapai, selalu ada.

^Fathur Geofahri^

________

Fathur sedang berada dalam kantin bersama Zidan. Makanan mereka telah habis, kini tersisa air saja yang masih ada setengah gelas cup. Sambil bercakap-cakap tentang kegiatan sekolah sampai luar sekolah.

Pandangan Fathur tiba-tiba ter-alihkan berkat Rasya dan Rere datang bersama ke kantin. Jam segini mereka baru masuk ke kantin.

Saat Rasya baru hendak mendudukkan bokongnya di bangku, tiba-tiba Bagas menariknya untuk pindah ke tempat duduk Bagas dan kedua sahabatnya.

Bisa di lihat dari Fathur jika Rasya jengah dengan perlakuan Bagas, menariknya begitu saja. Sampai kemudian Rere datang membawa makanan mereka berdua.

Rasya makan dengan lahap tanpa ada rasa jaim ataupun malu-malu kucing, seperti kebanyakan cewek, terlebih di hadapannya ada ketiga cowok tampan.

Fathur tersenyum kala melihat kegiatan Rasya itu. Benar-benar membuatnya terkagum akan sikap cuek dan sedikit galak itu.

Zidan yang baru saja menyelesaikan melihat-lihat akun sosmed miliknya, kini beralih menatap Fathur yang sedari tadi senyum-senyum sendiri.

"Thur, lo sehat, kan?" tanya Zidan sedikit ngeri.

Fathur segera tersadar akan perlakuannya tadi. Dan kini menatap Zidan, "Gue masih sehat, Dan. Gak usah aneh-aneh nanya-nya."

"Justru yang aneh tuh lo, Thur. Senyum-senyum sendiri, lagi liatin siapa si?"

Zidan segera mencari sang pelaku yang membuat Fathur berlaku aneh. Kepalanya terus berputar, hingga terhenti di sosok perempuan yang sedang berkumpul bersama sahabatnya dan musuh bubuyutannya.

"Gotcha, gue tahu lo lagi mandangin siapa ...," Zidan tersenyum penuh arti pada Fathur, dan dia segera memajukan wajahnya dan berbisik pelan. "Rasya, kan?" Sambil menaik turunkan halis sebelah kanannya.

Fathur segera mendorong dahi Zidan menggunakan jari telunjuk. Karena ia merasa risih dengan wajah Zidan tepat di hadapannya.

"Kalo ngomong bisa biasa aja gak sih, Dan. Berasa homo gue sama lo."

"Diih gue juga masih doyan perempuan kali, gak suka batangan." Zidan berucap sinis.

"Tapi bener, kan ... tebakan gue? Gak mungkin lo mandangin adek-adek kelas gemes di sana, dan itu udah pasti Rasya," ucap Zidan penuh yakin.

"Terus, kalo iya kenapa? Lo gak suka?"

"Bukan gak suka, seneng malah gue. Semenjak lo putus dari Queena, gak pernah gue lihat lo deket sama cewek lagi. Dan sekarang tiba-tiba ada seorang cewek yang bisa mengalihkan pandangan lo."

Fathur hanya diam tanpa menimpali pernyataan Zidan. Ia juga berpikir sama dengan sahabatnya itu. Semenjak putus dari mantannya, ia tak pernah dekat dengan perempuan mana-pun. Meskipun selalu bercengkrama dengan siswi di SMA-nya saat kegiatan OSIS, ia hanya menganggap itu semua sebegai kegiatan dan pekerjaannya. Tak ada sekalipun yang berhasil menarik hatinya.

Tidak sedikit yang ingin dekat dengan Fathur. Tapi sayangnya Fathur tak pernah menganggap mereka lebih, hanya sekedar teman saja.

Banyak juga siswi-siwi lain, dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas, yang memuji ketampanan seorang Fathur. Tapi sayangnya, tak ada yang bisa membuka hati seorang Fathur Geofahri.

Gasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang