Bab 1

1.1K 58 0
                                    

Ketika rasa hadir, namun ragu untuk mengungkap.

________

"HEH SEPATU GUE!" teriak seorang siswi saat ia baru saja keluar dari kelas.

Sang empu yang membawa sepatu hanya mengangkatnya ke atas, kemudian berjalan santai tanpa peduli pemilik yang meneriakinya.

"Iihhh rese banget lo ya, Gas."

Baru saja ingin mengejar orang yang membawa sepatunya, tiba-tiba saja sahabatnya muncul dari pintu kelas.

"Kirain gue lo udah ke kantin. Lah ... itu kenapa lo nyeker sih, sepatu lo mana?"

"Ck di bawa Bagas kabur, ngeselin, kan?"

"Kalian tuh kaya tom and jerry tahu, lucu."

"Dih, malah bilang gue gitu. Bantuin gue buat ambil tuh sepatu kek, malah ngomong aneh."

"Ya udah lo diem aja di situ sampe Bagas balik lagi ke kelas."

"Itu mah pas bel masuk, gue laper kali, Re."

"Maka dari itu ayo ke kantin! Bagas lagi nungguin lo disana pasti," ucap Rere sambil menaikkan halis kanannya naik turun.

Rasya menunduk dan melihat kakinya sebelah kiri, yang hanya terbalut kaos kaki tanpa sepatu. Mau tidak mau dirinya ke kantin dengan memakai sepatu sebelah, ok gak usah ada malu-maluan segala.

Tanpa ragu Rasya menarik pergelangan tangan Rere agar cepat sampai ke kantin.

***

Sebenarnya sedari tadi banyak tatapan aneh yang di berikan pada Rasya. Lantaran hanya memakai sepatu sebelah, tapi itu semua tidak dihiraukan oleh Rasya. Pikirannya kini tertuju pada Bagas, bagaimana cara agar ia melampiaskan kekesalannya itu padanya.

Masih istirahat pertama saja Bagas sudah usil. Keadaan lagi lapar pula, kan jadi tambah emosi.

"Udah lo duduk disini, nanti aja ambil sepatunya." Rere berucap seraya menunjuk bangku yang kosong.

"Gue mau samperin Bagas. Lagian bangku mereka masih ada luang buat kita duduk." Selepas berkata seperti itu Rasya langsung menghampiri Bagas dan kawan-kawannya, Rere hanya pasrah dan menuju stand makanan.

Mulai duduk di bangku kosong dan tidak peduli akan tatapan semua yang ada di meja tersebut.

"Gas, sepatu gue," ujar Rasya tanpa basa-basi.

"Terus, urusannya sama gue apa?"

"Gue lagi gak pengen ladenin lo Gas, serius. Please berhenti dulu usilnya, dari tadi gue pake sepatu sebelah doang."

"Bodo amat, itu sih derita lo," jawab Bagas santai sambil memeledkan lidahnya.

Ketika Raya sudah di ujung tanduk, ingin mengamuk saat itu juga. Rere datang dengan membawa nampan, dua menu yang akan mereka makan.

"Di tunda dulu ya Asya sayang marahnya. Nih makan dulu, nanti boleh dilanjut."

Rasya langsung saja memakannya tanpa menghiraukan tatapan semua yang ada di meja tersebut.

Gasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang