Pernikahan adalah sebuah ikatan cinta, yang tak bisa di lepas begitu saja. Menyatukan dua hati, yang saling mengikat.
^quotes by, my mom^
________
Warning 🔞
Bagi kalian yang belum cukup umur, mohon tinggalkan cerita ini!
Meskipun dalam genre fiksi remaja, kini di beberapa part banyak sekali adegan yang menurutku itu lumayan vulgar.Jadi aku mohon, untuk yang belum cukup umur, jangan lanjut di baca ya, ingat!
Tapi aku yakin sih, meskipun di peringatkan masih banyak yang baca adegan seperti ini, meskipun kalian belum cukup umur.
Tapi ya sudahlah, yang pasti aku sudah memperingatkan pada kalian. Yang pasti adegan ini khusus untuk orang yang sudah dewasa ya.
Jangan pernah mempraktekan bersama pasangan kalian (pacar), kecuali kalian sudah menikah.
Kebanyakan basa-basi ya aku wkwkwk.
So, lets start read ...
Dua minggu telah berlalu. Keputusan pernikahan Bagas dan Rasya sudah final di selenggarakan besok. Semua sudah di persiapkan dengan matang.
Acara di adakan di kediaman Damian, dengan kekeluargaan saja. Karena memang sengaja mereka melakukan itu, agar tidak ketahuan oleh pihak sekolah.
Saat ini Rere memutuskan untuk menginap di rumah Rasya. Lantaran ia ingin menemani sahabatnya di hari pernikahan besok.
"Sya, gue seneng banget. Akhirnya penantian lo berakhir, sekarang lo bisa bahagia bersama Bagas."
"Iya, Re. Gue juga seneng banget, karena besok hari bahagia gue bersama Bagas. Makasih ya, Re, karena lo selalu ada buat gue, hingga sejauh ini. Dan ini juga bukan sebuah penantian berakhir, tapi awal dari penantian gue."
Kemudian Rasya dan Rere berpelukan, menyalurkan rasa haru serta bahagia.
***
"Tan, udah, kan, yang ini?" tanya Amel saat mereka sedang mengemas parsel bersamaan dengan saudara yang lain. Wanda sengaja mengemas parsel--- untuk di bawa besok itu--- di lakukan bersama saudaranya yang lain di rumah. Lantaran Sarah dan Melinda--- adik kandungnya, sangat ahli dalam mengurus ini. Padahal suaminya menyarankan untuk di serahkan saja pada WO (wedding organizer), tapi Wanda tetaplah Wanda, tak bisa di bantah.
"Udah-udah, makasih, Mel. Sekarang kamu tolong cek pakaian untuk di pakai besok kita sama-sama ya. Tere, Dimas, tolong bantu Amel ya sayang." Amel segera melangkah ke kamar tamu, khusus Amel. Ya, karena dirinya sering sekali menginap di sini. Tere dan Dimas--- anak kandung dari Melinda--- segera mengikuti langkah Amel.
Mereka benar-benar sibuk sekarang, bahkan rasanya untuk tidur saja tidak bisa. Terlalu antusias dengan acara esok hari.
Bagas yang saat itu baru saja pulang membeli camilan--- untuk mereka yang sedang sibuk semua--- menyerahkan tiga kantong plastik di hadapan Wanda, Sarah, dan Melinda. Kemudian dirinya bergabung bersama para pria dewasa. Di mana ada papahnya, Tian, serta Arby--- suami Melinda.
"Kamu istirahat aja, Bagas. Supaya besok segar dan tidak lelah," ujar Arby pada Bagas.
"Bagas gak bisa tidur, Om."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gasya (End)
Ficção Adolescente16+ Bagi Bagas, Rasya itu lucu, menarik, apa adanya, tidak jaim, galak, dan dia tidak manja. Mungkin itu saja tidak cukup untuk mendeskripsikan seorang Rasya. Bagas sayang terhadapnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Perasaan yang diam-diam i...