Bab 2

666 36 0
                                    

Hal yang paling menarik adalah ... melihatmu marah hingga wajahmu memerah.

________

Senyum yang tak pudar sejak tadi, kini terlihat dari pandangan seorang Rasya Abigail.

Melihat mamahnya yang masih saja tersenyum dibalik layar ponselnya. Ia pun menegur.

"Mah, kenapa sih? Aneh banget tahu senyum-senyum sendiri."

"Kaya kamu gak pernah aja."

"Dih, wajar lah aku kan masih muda. Lah mamah apa coba, nonton film ya bukan, terus berasa kaya lagi chatan sama gebetan tau gak sih."

"Ngaco kamu." Mamahnya pergi dari hadapan Rasya dan mulai memasuki kamarnya.

Aneh, pikir Rasya. Karena jika mamahnya sedang chatan dengan papah, pasti akan memberitahukan padanya. Kemudian ia pun pergi ke atas menuju kamar. Membuka pintu balkon dan mulai memegang pembatas pagar balkon tersebut.

Semilir angin bertiup kencang, sehingga rambut Rasya yang terurai kini tertiup ke kanan dan ke kiri.

Entah mengapa nama Bagas terlintas dalam pikirannya. Apa karena Bagas yang terlalu sering menjahilinya, sehingga ia tiba-tiba teringat namanya begitu saja?

Ia juga tidak melupakan atas kejadian-kejadian yang telah Bagas lakukan padanya sedari kelas sepuluh. Hingga saat tadi istirahat pertama, Bagas lagi-lagi jahil. Membuat dirinya kesal bukan main atas tingkahnya.

Kapan Bagas akan berhenti menjahilinya? Rasya lelah sebenarnya jika terus-terusan seperti ini. Ia ingin bebas tanpa ada yang mengganggu.

Karena udara semakin dingin ia masuk ke kamar dan mulai menutup pintu balkon. Naik ke atas ranjang dan meraih benda pipih miliknya.

***

Rasya Abigail. Anak tunggal dari Damian Abigail dan Marinka Anisa. Mereka adalah keluarga yang sangat harmonis. Damian bekerja di perusahaan miliknya, terkadang sampai bulak-balik ke luar kota. Sedangkan Marinka ialah seorang ibu rumah tangga yang terkadang ia mengambil pekerjaan membuat pesanan kue, seperti acara arisan atau pesta ulang tahun.

Rasya atau kerap disapa Asya, itu memiliki tubuh yang lumayan tinggi, berpenampilan natural, sedikit galak jika ada yang membuatnya emosi, dan apa adanya. Ia tidak pernah yang namanya mengikuti trend masa kini, menurutnya itu terlalu norak. Apa yang ia pakai atau gunakan, itu yang menurutnya nyaman. Jadi ia terlalu slow dengan yang namanya kekinian.

Mempunyai sahabat yang bernama Renaya Kalila atau disapa Rere. Berteman sejak SMP hingga saat ini. Rere itu sahabat yang selalu pengertian, terkadang bawel, selalu menjadi penengah ketika Bagas dan Rasya mulai bertengkar, lebih tepatnya Bagas yang memancing Rasya. Rere juga anak yang supel, sehingga banyak yang ingin berteman dengannya. Orang yang mengajak bicara padanya tidak akan pernah bosan.

Drrtt drrttt drrtt

Sebuah notif pesan dari aplikasi whatsapp.

Mulai membuka dan melihat siapa saja yang memberi pesan padanya.

Rereluv
Sya, lagi ngapain lu?
Btw, tadi masa gue liat Bagas di cafe. Dan lo tahu dia sama siapa? Sama Amel anak musik itu, yang kelas 10.

Rasya mengerutkan dahinya kala Rere mengirim chat seperti itu padanya. Lagi pula, apa urusannya coba memberitahu jika Bagas sedang dinner dengan Amel.

Rasya pun mulai mengetik, membalas atas pesan Rere.

Rasya
Bukan urusan gue re. Bodo amatan dia mau ngapain juga, yang gue seneng kalo dia itu jatoh jungkir balik, atau gak kesandung kaki sendiri. Asli bakalan ngakak gue 😅😅

Tidak lama kemudian Rere membalasnya lagi.

Rereluv
Jangan gitu lho sya, do'ain yang jelek itu gak baik. Lagian kalian berdua kapan akurnya sih? Pengen banget deh gue liat kalian ngedate gitu, ishh lucu kali ya 😁

Rasya
Gak jelas lo sumpah re. Bodo amat bodo, males gue ngebahas dia 😒

Rereluv
Sorry deh bikin lo bad mood. Oh iya udah dulu ya, gue mau balik nih, soalnya bawa motor, bubay 😚

Rasya
Hati-hati re, bubay 😚

Selesai bertukar pesan pada Rere, ia kembali dari chat room. Tapi ada satu notif tiba-tiba muncul kembali. Dan itu membuat ia memutar bola matanya malas.

Bagong
P
P
P
Yuhu
Babang ganteng nih
Jangan di anggurin elah
Sombong amat neng
Bales kek bales
😢

Sungguh Bagas ini menganggu sekali baginya. Padahal belum ada satu menit keluar dari obrolan dengan Rere, eh sekarang malah muncul chat dari Bagas.

Rasya
Heh bagong, berisik lo. Ganggu tau!

Bagong
Alhamdulillah di bales :)

Rasya
Apaan deh lo

Bagong
Cuma mau nanya kabar.
Bagaimana kabarnya nyonya Abigail?
Udah makan?
Udah minum?
Udah mandi?
Sikat gigi?
Cuci muka?

Rasya tak habis pikir dengan yang namanya Bagas. Bertanya hal-hal yang tidak penting padanya, untuk apa coba? Ia tidak suka berbasa-basi seperti itu.

Rasya
Semua pertanyaan lo gak berfaedah gas, sumpah. Basa-basi banget, males gue sama lo.

Di seberang sana, seorang Bagas sedang tersenyum kala melihat obrolannya bersama Rasya. Benar-benar lucu baginya, entah dilihat dari mana. Tapi jika saat ini mereka sedang berhadapan, ia yakin wajah Rasya memerah menahan emosi yang ingin meledak.

Saat ini dirinya sedang di dalam mobil. Karena sehabis bertemu Amel tadi saat di kafe.

Bagong
Hahahaha
Gue yakin lo bakalan kangen, kalo nanti gue gak kasih lo kabar lagi.

Ya kan???
Btw, good night sya, have a nice dream ❤

"Dih percaya diri banget dia kaya gitu. Dan ishh apaan nih, pake love-love segala lagi, aneh banget. Dasar Bagas bagong." Rasya bergumam sendiri, akibat melihat chat terakhir dari Bagas.

Tak lama kemudian ia mulai merebahkan diri juga memejamkan matanya.

________

To be continue

Thank you ❤

Gasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang