Selamat membaca ...
________
Rasya dan Bagas kini sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Rasya dengan ponsel-nya, Bagas fokus menyetir dengan pandangan lurus ke depan.
Saat sampai di sekolah, mereka berjalan beriringan tanpa diselingi obrolan.
Baru sampai di koridor, Bagas berhenti melangkah. Itu membuat Rasya pun berhenti dan menoleh pada Bagas.
"Kenapa?"
"Aku mau ke toilet, kamu duluan, ya." Bagas menepuk-nepuk puncuk kepala Rasya sebentar. Tapi sebelum ada respon dari Rasya, Bagas langsung berlari menuju toilet di ujung koridor.
Rasya berbalik arah, juga mulai melangkah menuju kelas-nya.
***
"Bagas."
Bagas baru saja keluar dari toilet, tapi langkahnya berhenti sebentar akibat suara perempuan yang memanggil nama-nya.
"Mau ngapain?" tanya Bagas dengan wajah yang di buat sedatar mungkin.
"Lo ada waktu, gak? Gue mau ajak lo jalan, hmm ... ke Mall."
Bagas menyelipkan ke-dua tangan di saku celana-nya. Kemudian menatap perempuan itu dengan bengis. Ya, tidak dengan tatapan lembut. Karena ia muak.
"Stop untuk berpura-pura baik didepan gue. Lo cuma cewek yang gak tahu diri. Berulang kali lo nyakitin cewek gue, bahkan gue udah kasih peringatan buat lo untuk gak macam-macam sama cewek gue. Tapi agaknya, lo bebal, ya. Denger ya, Zev. Sampai kapan pun, gue gak akan pernah suka sama lo. Karena hati gue hanya untuk Rasya." Bagas melengos begitu saja tanpa mau tahu respon dari sosok perempuan yang bernama Zevanya Raquela.
Zevanya hanya datang sendiri menemui Bagas, tidak bersama dua teman-temannya.
"Berapa kali lagi gue harus nyakitin cewek lo, supaya lo bisa bertekuk lutut sama gue? Gue benci gue yang lemah, dengan cara apapun dan bagaimana pun, gue harus bisa dapetin Bagas dari Rasya." Zeva bergumam sambil tangannya mengepal, tanda ia marah akan tindakan Bagas tadi.
Bagas sudah sampai di kelas. Tapi dengan raut wajah yang keruh, itu terlihat dari pandangan Rasya.
"Kamu kenapa?" tanya Rasya, sambil membalikkan tubuhnya menghadap belakang.
Bagas menggeleng dan mencubit pipi Rasya. "Aku cuma kesel, karena Zevanya selalu gangguin kamu."
"Termasuk kamu juga?" Bagas mengangguk.
"Tuh kan, aku kesel deh sama dia. Maunya apa sih? Gak ada kapok-kaponya buat ganggu kita berdua. Segitu tergila-gilanya, ya, dia sama kamu?"
Rasya kesal saat Bagas mengadu tentang Zevanya yang mengganggu-nya tadi. Tanpa di beri tahu detail, Rasya yakin tadi Zevanya menemui Bagas.
"Kamu lucu." Bagas terkekeh akibat tingkah Rasya yang terbilang lucu. Bagaimana tidak, Rasya mengomel dengan raut wajah yang di buat marah, di tambah bibir yang cemberut, menimbulkan bibir itu menjadi maju.
"Aku lagi kesel, lho. Kok malah bilang lucu, sih." Rasya mendecak kala Bagas menyampaikan kata lucu padanya.
"Iya, kesel-nya tapi lucu. Gemessss." Bagas tak kuasa menahan tangan-nya itu untuk mendarat di kedua pipi Rasya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gasya (End)
Novela Juvenil16+ Bagi Bagas, Rasya itu lucu, menarik, apa adanya, tidak jaim, galak, dan dia tidak manja. Mungkin itu saja tidak cukup untuk mendeskripsikan seorang Rasya. Bagas sayang terhadapnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Perasaan yang diam-diam i...