Bab 70

238 4 0
                                    

Selamat membaca ...

________

Beberapa bulan kemudian ...

Di sebuah gedung Hotel, yang terbilang cukup mewah. Banyak para manusia yang bercengkrama di halaman dekat kolam renang.

Suasana Hotel pada malam hari sungguh indah. Di tambah ada dekorasi yang sengaja dibuat untuk menyambut para manusia yang datang ke sana.

Bukan, itu bukan tamu Hotel yang menginap. Melainkan sebuah acara reuni--- SMA Taruna Bangsa--- khususnya kelas IPS 3.

Acara ini benar-benar ide dari mantan ketua kelas mereka, juga beberapa teman-teman yang ikut menimbrung. Sampai akhirnya ide tersebut banyak disetujui oleh semuanya. Oh ya, mereka menyampaikannya pada grup alumni yang memang masih tertera dalam ponsel mereka.

Tempat tersebut, sengaja di booking oleh mereka. Dan untungnya, Hotel tersebut milik paman dari salah satu teman mereka. Jadi sangat mudah untuk mereka meminta izin.

Mereka memang memutuskan untuk mengadakan acara reuni yang hanya ada pada kelas IPS 3. Lantaran jika mengajak kelas lain--- meskipun dari jurusan yang sama--- tetapi mereka tidak kompak. Bahkan juga ada yang memang benar-benar tidak akrab. Dari pada canggung dan lebih ke masing-masing saat pertemuan ini, lebih baik ya mereka saja.

Acara yang di dominasi dengan penuh canda dan tawa. Di tambah ada live music, yang di sewa Doni tentunya. Salah satu dari pemain musiknya ialah teman dari sepupunya Doni. Maka dari itu, ia mengajukan diri untuk mencari pengisi live music diacara reuni ini.

"Gak nyangka ya, Sya ... kita udah sejauh ini. Bahkan perut lo udah makin besar aja tuh, dan sebentar lagi kalian udah mau jadi Ibu dan Ayah," ujar Rere disela sesapan jus melonnya itu.

"Iya, bahkan gue juga gak nyangka kalau kita masih bisa sama-sama. Dan  bahkan ada acara reuni ini."

"Han, kapan halalin Rere?" tanya Rasya sambil melirik Farhan yang matanya fokus pada layar ponsel.

"Sebentar lagi, Sya. Nanti juga tahu-tahu sebar undangan." Farhan menjawab dengan santai disertai senyuman menggoda pada Rere. Tetapi sang empu hanya bisa menahan senyum juga ada rona merah di kedua pipinya.

Rasya terkekeh akan jawaban Farhan. Setelah itu matanya fokus pada Doni yang sejak tadi bermanja ria dengan Amel.

Ngomong-ngomong soal hubungan Amel dan Doni. Mereka itu sudah pacaran semenjak Doni lulus sekolah dan keterima di Universitas. Dan Amel saat itu senang bukan main atas pencapaian Doni. Seusai itu, mereka memutuskan untuk berlibur bersama dan disaat itu lah kesempatan Doni untuk menyatakan perasaannya pada Amel. Karena Amel pun memang mempunyai perasaan yang sama, akhirnya ia langsung menerimanya.

"Amel, gimana sekolahnya? Lancar?" tanya Rasya pada Amel.

Amel tersenyum dan mengangguk. "Lancar dong, Kak. Bahkan lagi sibuk-sibuknya sekarang."

"Iya, tahu banget kok aku, Mel. Jaga kesehatan terus ya, jangan sampe nanti pas ujian kamu down." Amel pun mengangguk dan mengatakan kata terima kasih pada Rasya.

Seusai percakapan tersebut, mereka fokus dengan acara yang masih terus diisi dengan penuh rasa cinta dan kekeluargaan. Bahkan juga ada yang menari-nari ke tengah dengan live music yang menyanyikan lagu berharap tak berpisah dari Reza Artamevia.

Lagu sedih tapi dalam bentuk up beat. Sehingga banyak yang menikmati lagunya dengan menari-nari.

***

Acara semalam ditutup dengan sambutan akhir oleh Bagas. Belum lagi, Bagas meminta do'anya atas kelangsungan bayi yang di kandung istrinya agar selalu diberi kesehatan dan dimudahkan dalam persalinannya. Mereka tak lupa saling bersalaman serta berpelukan sebelum pamit. Reuni semalam itu, menjadi begitu berkesan bagi mereka.

Kini Bagas dan Rasya sedang dalam perjalanan menuju kediaman Frans juga Wanda. Mereka ingin memberitahukan kabar gembira. Tentunya di sana ada kehadiran orang tua dari Rasya, yakni Damian dan Marinka.

Sengaja mengumpulkan mereka, karena ingin berbagi kebahagiaan bersama.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka sampai. Saat baru keluar dari pintu mobil, mereka disambut hangat oleh Frans juga Wanda. Mereka sedang sama-sama bersantai di rumah.

Wanda memeluk Rasya hangat, karena Wanda merasa sangat rindu dengan Rasya. Seusai berpelukan, mereka segera masuk ke dalam rumah.

Di sana sudah ada Marinka yang sedang menata makanan di meja makan, sementara Damian membantu istri tercintanya.

Rasya menghampiri mamah dan papahnya, ia mencium punggung tangan mereka dan memeluknya sebentar. Lalu Bagas dan Rasya memutuskan untuk mencuci tangan terlebih dahulu, barulah mereka duduk di meja makan dengan rapi, beserta ke-dua orang tua mereka.

Sebelum berbincang-bincang, mereka memutuskan untuk makan bersama terlebih dahulu. Kebetulan, mereka juga belum mengisi nasi sejak tadi.

Makan dengan keadaan hening dan penuh khidmat. Tanpa ada obrolan di dalamnya.

Seusai makan, para pria memilih untuk pergi ke ruang tengah. Sementara Rasya, Wanda, dan Marinka beberes di dapur yang masih berantakan dengan wadah kotor serta lauk-pauk yang masih tercecer di meja makan. Mereka bertiga saling bekerja sama dalam mengerjakannya, supaya cepat selesai.

Tak lama kemudian, pekerjaan mereka telah selesai. Lantai pun sudah disapu hingga bersih. Rasya, Wanda, dan Marinka menyusul para pria ke ruang tengah. Tak lupa membawa camilan kering serta minuman kopi pesanan mereka.

"Aku dan Rasya sengaja berkunjung dan berkumpul bersama, karena ingin memberi kabar bahagia."

"Intinya, Bagas." Pinta Frans pada  anaknya itu, dia sudah tidak sabar untuk mendengar kabarnya.

Rasya tersenyum dan mengangguk setelah melihat Bagas sebentar.

"Aku hamil. Saat diperiksa kemarin, usia kandungan sudah memasuki hari ke-12. Berarti bertambah hari ini jadi 13."

Raut dari para orang tua sangat-sangat terkejut. Mereka bahagia sekaligus terharu. Karena Bagas sudah menumbuhkan benih diperut Rasya. Bahkan kini, sudah mulai ada janin di dalam perut Rasya. Dan mereka, sebentar lagi akan memiliki cucu pertama. Bagaimana tidak bahagia coba. Itu keinginan mereka sejak lama.

Wanda dan Marinka menghampiri Rasya bersama. Mereka berdua memeluk Rasya dengan penuh hangat. Bergantian dengan Frans dan Damian.

Rasya bersyukur dalam hati. Karena ia selalu dikelilingi orang-orang yang sayang padanya. Dari orang tuanya, suaminya, sahabatnya juga sahabat suaminya, dan kini bertambah mamah dan papah mertuanya yang tak kalah sayang dari orang tua kandungnya.

Kebahagiaan yang tak bisa diucap melalui kata-kata. Jika di istilahkan, kebahagiaan ini sungguh tak terbendung, bagaikan luasnya laut dan samudera.

Rasya berkali-kali mengucap syukur dan berterima kasih. Karena dihadirkannya orang-orang yang berarti dalam hidupnya.

Senyum Bagas tak berhenti sejak tadi. Sebegitu antusiasnya orang tuanya dan orang tua Rasya saat mengetahui Istrinya tengah mengandung. Mereka memberi petuah agar Rasya tak usah pergi ke kampus dahulu, mereka juga memberi nasihat jika Rasya tidak boleh kecapekan dan ini-itu. Mereka juga tak lupa untuk merencakan agar selalu mengantarkan keperluan Rasya, entah itu soal makanan atau pekerjaan rumah yang lain, dan mereka juga bilang sering-sering berkabar. Karena dengan cara itu supaya mereka bisa menjaga Rasya dari jauh.

Ini adalah cucu pertama mereka. Mereka sama-sama anak satu-satunya mereka. Jadi, wajar jika seantusias itu dalam menyambut kandungan Rasya yang terbilang masih sangat muda.

_______

Sebentar lagi akan berpisah di cerita Gasya. Jadi, aku sangat-sangat berterima kasih pada kalian, karena sudah menyempatkan untuk membaca dan memberi suara pada cerita ini.

Untuk menuju ending, kira-kira seperti apa ya???

But, di cerita aku rata-rata happy ending sih.

Tunggu di part selanjutnya ...

Thank you ❤

Gasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang