Dulu aku dan kamu memang sedekat nadi.
Tapi kini tak lagi sama, aku dan kamu hanya sebatas orang asing.^Rasya Abigail^
________
"Sya, ketos tuh," ujar Rere saat mereka sedang jalan di koridor menuju kantin."Kenapa?"
"Bukannya dulu lo suka ya sama dia?"
"Rasa-rasanya gue hanya mengagumi aja deh." Asya menjawab dengan rasa tak acuh.
Baru saja melewati lapangan, tiba-tiba ketua OSIS yang di bicarakan tadi menghampiri mereka.
"Hmm hai, sorry ganggu. Gue cuma mau minta tolong sama lo, Sya. Bisa bantu gue gak, buat dokumentasi acara ulang tahun sekolah nanti?"
"Kenapa harus gue? Kan ada Zidan sama yang lainnya."
"Butuh satu orang lagi, Sya. Gue tahu cuma lo aja yang hasil jepretannya bagus. Gimana, bisa?"
"Nanti gue pikir-pikir lagi deh, kalo bisa gue langsung hubungi lo." Asya menjawab di sertai senyuman.
"Makasih, Sya. Kalo gitu gue permisi, maaf udah menyita waktunya." Ketua osis tersebut pun pergi meninggalkan mereka berdua. Sementara Asya dan Rere meneruskan jalannya menuju kantin.
***
Bagas yang sedang asik bercanda bersama dua sahabatnya, kini terhenti melihat dua orang perempuan memasuki kantin. Setelah itu mereka duduk di meja tengah, yang kebetulan kosong.
Senyum penuh arti kini terpatri di wajahnya. Mengambil botol kosong bekas minumnya, kemudian ...
Tuk
Lemparan pun tepat mengenai kepala perempuan yang menunggu temannya memesan makanan.
Bagas kini terkikik geli lantaran lemparannya tidak meleset.
"Tega lo bos, sakit tuh kepalanya si Asya," ujar Farhan.
"Gak ada otak lo emang," tambah Doni.
"Bodo amat, yang penting gue puas." Bagas masih saja tertawa di sela percakapannya.
Sementara di tempat duduk Asya dan Rere.
"Siapa sih yang lempar gue pake botol. Mana botol sprite lagi, kan lumayan kalo kena kepala," ujarnya kesal seraya mengusap kepalanya.
Mengambil botol tersebut dan mulai menoleh ke kanan, kiri, depan, dan belakang.
Oh, kini ia sudah tahu. Siapa yang berani melempar botol ke kepalanya. Dengan enaknya dia tertawa, ketika dirinya kesakitan akibat lemparan botol.
Baru saja bokongnya terangkat, kini terhentikan lantaran Rere membawa makanan yang memang mereka pesan.
"Mau kemana, Sya?"
Asya melihat Rere, kemudian ia duduk kembali. "Gue mau lempar balik nih botol ke pemiliknya," ujar Asya kesal seraya membanting botol sprite kosong itu ke meja.
"Maksud lo?" tanya Rere tak mengerti maksud dari Asya.
"Tuh si pelaku lagi asik ketawa-ketawa disana, karena udah kena mangsanya." Setelah itu Asya segera menyambar makanan yang di pesan Rere dan mulai melahapnya.
"Pelan-pelan, Sya. Itu makanan bukan Bagas. Nanti lo bisa bales Bagas kok, sepuas lo," canda Rere di selingi kekehan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gasya (End)
Genç Kurgu16+ Bagi Bagas, Rasya itu lucu, menarik, apa adanya, tidak jaim, galak, dan dia tidak manja. Mungkin itu saja tidak cukup untuk mendeskripsikan seorang Rasya. Bagas sayang terhadapnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Perasaan yang diam-diam i...