Selamat membaca ...
________
Prita khawatir dengan keadaan Rasya. Ia mundar-mandir di luar UKS, guna menunggu kekasih Rasya, yaitu Bagas.Saat kejadian tadi, Prita segera menghubungi teman kelasnya, yang sekiranya memang bisa di mintai tolong. Sampai akhirnya ada empat orang laki-laki, dua teman kelasnya dan dua lagi adik kelas 10.
Mereka membantu Prita yang sedang kesusahan untuk membangunkan Rasya. Saat ke-empat laki-laki itu datang ke gudang, Zevanya dan Jihan sudah tidak ada lagi di dalam. Mereka menghindari orang-orang sekitar, agar tak ketahuan jika itu ulah Zevanya.
"Gimana? Bagasnya ada?" tanya Prita ke salah satu temannya.
"Tenang, Ta. Bagas ada kok, gue ke sini duluan cuma mau pastiin ke lo, jangan terlalu khawatir, ya." Prita mengangguk atas ucapan temannya tersebut.
Tak lama kemudian Bagas berlari dengan tergesa bersama adik kelas tadi, menuju pintu UKS. Saat sampai, Bagas langsung menerobos masuk ke dalam dengan raut dingin. Prita yakin, ada kekhawatiran serta kemarahan di dalamnya.
Bagas berjalan menuju brankar. Ada Rasya yang masih setia memejamkan matanya, serta seragam yang lusuh dengan warna agak kecokelatan.
Di sana ada satu siswi PMR yang menjaga, sedang menyimpan obat-obatan yang tadi di pakai guna mengobati Rasya.
"Udah berapa lama Rasya gak sadar?" tanya Bagas pada siswi PMR tersebut.
Siswi tersebut membalikkan badannya dan menatap Bagas sekilas, lalu ia melihat Rasya yang masih terpejam.
"Udah 25 menit, setelah Kak Rasya di bawa ke sini, dan dia belum juga sadarkan diri. Aku udah obatin disekitar pundak yang memerah dengan obat salep memar. Tapi aku gak yakin nanti gak akan ada bekasnya, nanti Kak Bagas atau salah satu orang tuanya Kak Rasya mengobati Rasya dengan mengompres. Juga ada goresan luka di tangannya, kata Kak Prita pas jatuh itu gak sengaja terkena papan triplek yang agak runcing. Makanya di sana ada luka."
Bagas mengetatkan rahangnya. Ia benar-benar tak menyangka jika Rasya bisa terluka seperti ini, bahkan ia lalai mengawasi istrinya itu.
"Makasih atas penjelasannya. Tolong panggil Prita ke sini, gue mau ngomong sama dia. Dan lo ... bisa tinggalkan ruangan, ini?" Siswi tersebut tersenyum dan mengangguk seraya mengucapkan kata permisi.
Ketika siswi tersebut keluar. Ia melihat Prita juga dua laki-laki yang tadi ikut mengangkat Rasya ke ruang unit kesehatan.
"Emm, Kak Prita."
"Ya? Gimana keadaan Rasya?"
"Masih sama, Kak. Belum ada perubahan. Tapi sebentar lagi juga siuman kok, paling lambat kalau kaya gitu 30 menit-an." Prita mengangguk.
"Kakak di panggil Kak Bagas, untuk masuk ke dalam. Mungkin untuk menjelaskan kejadian yang di alami kak Rasya." Prita mengucapkan terima kasih, setelah itu ia langsung masuk ke dalam tanpa menghiraukan kedua temannya yang sedang menunggu di bangku luar UKS.
Prita masuk dan menuju dekat brankar dan berdiri di seberang Bagas.
"Gue tahu, pasti lo ingin penjelasan dari gue, kan?" ujar Prita seraya bertanya.
"Jelasin!"
Prita mengangguk dan segera menjelaskan kejadian tadi saat di gudang.
Saat di pertengahan cerita, Bagas mengerutkan dahinya. "Tunggu, itu berarti lo emang ada kerja sama dengan dua teman lo, gitu?" Prita mengangguk dengan ragu-ragu, ia saat ini takut pada tatapan Bagas yang menajam juga menghunus.
![](https://img.wattpad.com/cover/248051755-288-k226682.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gasya (End)
Novela Juvenil16+ Bagi Bagas, Rasya itu lucu, menarik, apa adanya, tidak jaim, galak, dan dia tidak manja. Mungkin itu saja tidak cukup untuk mendeskripsikan seorang Rasya. Bagas sayang terhadapnya, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Perasaan yang diam-diam i...