Bab 5

515 28 0
                                    

Perlakuanku adalah bukti dari rasa hati.

________

"Sya ... Rasya bangun!" seseorang menggoyangkan tubuh Rasya yang masih terbalut selimut di tempat tidurnya.

"Ish Sya, ayo bangun udah siang woy," kesal orang itu.

Erangan keluar dari mulut Rasya. Dia mulai membuka mata perlahan,  menyesuaikan cahaya pada netranya.

"Lo ganggu banget sih, Re." Rasya berucap seraya membangunkan tubuhnya menjadi duduk, dengan suara yang serak khas orang bangun tidur dan mata yang masih sedikit sipit.

Rere menabok lengan atas sebelah kiri Rasya. Lalu ia berucap, "Lo gak lupa kan, kalau hari ini kita mau kemana?"

"Sakit nih lengan gue lo tabok," keluh Rasya sambil mengusap lengan atas sebelah kirinya.

"Ilih, lebay lo. Udah sana mandi, gue tunggu disini gak pakai lama!"

Mau tidak mau Rasya segera beranjak dari kasur, menuju kamar mandi yang kebetulan ada di dalam kamarnya.

Rere segera merapikan tempat tidur Rasya. Menepuk-nepuk sprei, juga merapikan bantal-guling serta selimut. Kemudian ia duduk di bawah beralas karpet sambil memainkan ponsel.

Tidak lama kemudian Rasya keluar dari kamar mandi. Lalu ia memilih pakaian yang pas untuk jalan hari ini.

Gaya pakaian yang di pilih Rasya ialah model casual, karena menurutnya itu nyaman.

Mereka pun turun ke bawah menemui Marinka dan Damian, yang sedang berada di ruang tamu.

"Mah, Pah. Aku mau izin pergi jalan sama Rere," ucap Rasya pada Damian juga Marinka.

"Boleh, kan? Om, tante," imbuh Rere, meyakinkan mereka.

Damian segera menganggukan kepala serta Marinka menjawab dengan, "Iya, kalian berdua boleh pergi jalan. Tapi ingat! Jangan jauh-jauh, juga jangan sampai telat dari pukul 04:30 sore." Begitu kata Marinka.

Rasya dan Renaya mulai keluar dari rumah, mereka membawa mobil milik Rere. Tapi kali ini Rasya yang membawa/mengendarai, karena Rere lelah katanya.

***

"Re, lo kenapa ngajak gue ke cafe ini?"

"Ya kan kita mau makan dulu, lagian tadi lo yang nyetir. Kenapa mau pas gue bilang berhenti?" Rasya memutar bola matanya jika Rere sudah berbicara seperti itu. Benar-benar bikin kesal sahabatnya ini.

Pesanan mereka datang, lalu di santaplah makanan tersebut.

Tapi tak lama, bola mata milik Rasya teralihkan dari makanan menuju orang yang terhalang dua meja dari tempat duduknya sekarang. Hal itu membuat Rere mengernyit dan memandang sahabatnya aneh, ia mulai mengikuti kemana arah pandang Rasya.

Rere segera tersenyum kala melihat pemandangan itu. Entah mengapa dirinya ingin mereka berdua itu menjadi pasangan yang real. Bukan pasangan yang hanya ketika bertengkar saja.

"Lo cemburu liat dia sama Amel?"

Rasya segera memutuskan penglihatannya menuju makanan kembali. Menyendokkan makanan tersebut dan disuapkan ke dalam mulutnya.

Gasya (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang