58. Nikah

504 16 1
                                    

Let's start reading...

🌻🌻🌻

Manusia kini berlalu-lalang, berbondong-bondong memasuki gedung nan megah dan mewah itu.

Gedung bak istana kerajaan, yang di dominasi warna biru laut dan putih susu. Di sana, di sini terdapat hiasan pernak pernik menempel di setiap sudut gedung itu.

Lampu menyorat nyorot kesana kemari, membuat gedung itu nampak terang. Kipas angin di setiap sudut bergeleng-geleng berputar-putar menyebar angin ke seluruh penjuru ruangan. Kesan sejuk dan indah membuat manusia semakin bertambah banyak.

Kursi dan meja berderet dengan rapi menjuntai kedepan kebelakang, yang sudah penuh di duduki para manusia yang memasuki gedung itu. Duduk manis memandang kedepan.

Objek yang membuat gedung itu tampak indah adalah, sederet bunga warna warni terpampang di depan mereka. Kursi kebesaran berjejer rapi di sana. Di tambah dua anak Adam dan Hawa yang di rias ala pengantin duduk bersanding di sana. Terakhir bocah laki-laki yang duduk di tengah tengah mereka, dengan ekspresi bahagia.

Mereka Dirga, Amel dan Khaisar.

Seperti yang di bilang tempo hari kalau nikahan Dirga dan Amel dilaksanakan setelah pembagian nilai sekolah Erly. Dan yeah sekarang lah hari yang mereka tunggu-tunggu terutama Amel dan Dirga.

Setelah mengucapkan janji suci di depan penghulu, saksi, dan banyak orang kini mereka--Amel dan Dirga sudah sah menjadi pasangan suami istri. Menjadi keluarga kecil. Dirga yang melengkapi keluarga Amel dan Amel menjadi pendamping hidup Dirga selama-lamanya.

Walaupun pertemuan mereka belum lama tapi apa salahnya mencoba saling melengkapi sesama. Cinta berjalan seiring berjalanya waktu bukan?

Kini para tamu undangan berjalan menaiki papan panggung kecil sekedar memberi salam dan selamat atas pernikahan Dirga dan Amel.

Si kecil Khaisar pun sama, tapi kini raut wajahnya sudah cemberut. Bibirnya manyun ke depan. Tamu sudah berkurang sedikit demi sedikit. Kini Dirga dan Amel mulai duduk lagi.

Dirga mengalihkan ke arah bocah akh lebih tepatnya anaknya.

"Ical kenapa hemm kok cemberut?? Gak seneng ya punya ayah baru?" tanya Dirga yang mengelus surai hitam anaknya yang mulai memanjang itu.

Khaisar menggeleng.

"Terus kenapa?"

"Ical apek," keluhnya dengan bibir semakin di monyongkan.

"Baru sebentar masak udah capek, Ical gak mau nylimi tamu lagi?"

Dirga tau bocah seumuran Khaisar mudah capek dan gak suka melakukan hal-hal berulang kali dan yang terpenting membuatnya kesal dan capek.

"Ndak au, Ical apek asak aus iat'in atas mulu hihh," rajuk Khaisar yang semakin memonyongkan bibirnya, tapi malah menambah kesan imut di mata Dirga.

"Yaudah Ical sama oma dulu gih," suruh Amel kepada Khaisar, dirinya merasa kasian kepada anaknya itu.

Khaisar melihat kesamping kearah Amel, "oleh unda?"

"Boleh kok, tapi jangan nakal ya," pintah Amel.

Khaisar menggunakan kepalanya, "Iya unda."

Khaisar hendak berjalan tapi ia urungkan karena melihat Audi dan Erly berjalan menaiki atas panggung kecil itu.

"Ante," pekik Khaisar.

Orang yang di panggil mendekati Khaisar lalu berjongkok di depannya, "Kenapa kok mukanya kesel gitu hemm?" tanya Audi diiringi mengelus rambut panjang khaisar.

ERLY ALBETRO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang