28. Koma

391 26 31
                                    

Ceklek

Mereka semua mengalihkan pandangan ke pintu, terlihat Dokter keluar dengan raut wajah yang tak enak di pandang.

Mereka semua yang ada di depan ruang UGD berdiri tak terkecuali para guru.

"Dok bagaimana keadaan pasien?" tanya Pak Ambul.

Dokter, itu terlihat menghela nafas, "Huhh" pasien kami nyatakan koma," lanjut Dokter itu.

"BOHONG."

Teriakan dari kejauhan membuat mereka--yang ada di depan pintu UGD mengalihkan pandangan, di sana ada Audi dan Dirga berjalan dengan tergesa-gesa bukan berjalan lebih tepatnya berlari dengan raut wajah tak percaya.

"Dokter bohong kan?" tanya Audi setelah sampai di depan Dokter, begitu juga dengan Dirga, ia berdiri di samping Audi, raut wajah mereka panik, khawatir, dan gak percaya. Pokoknya jadi satu. Jadinya obok obok:D

"Saya tidak bohong," kata Dokter, "pasien koma karena benturan yang ada di kepalanya begitu keras, karena itu juga pasien kekurangan darah dan untungnya rumah sakit masih memiliki stok darah yang sama, dan juga ada bekas patokan ular di kaki kanan, akibatnya racun ular yang hampir menyebar ke seluruh tubuh pasien, untung kalian semua cepat membawa kesini, kalau telat sedikit saja, dipastikan nyawa pasien tidak akan tertolong," lanjut dokter panjang lebar mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya.

"Gak mungkin Erly koma gak mungkin," Audi mengeleng tak mungkin.

"Racun ular Dok?" Beo Satria yang mendengar penjelasan dari Dokter.

Dokter mengangguk, "Iya di tubuh pasien ada racun ular yang hampir menyebar ke seluruh tubuh, tapi untungnya kalian semua cepat membawanya kesini."

"Berarti ular yang tadi ada di samping gue, ular yang matok Erly?" tanya Satria dengan mengalihkan pandangan kearah Aksa.

Aksa mengangguk, "Kemungkinan iya."

Dokter itu lalu melanjutkan ucapanya yang terpotong tadi, "Untuk menjenguk pasien, tolong satu persatu agar tidak menganggu istirahatnya, kalau ada apa-apa bisa panggil saya secepatnya, kalau begitu saya permisi dulu selamat malam."

"Malam dan terimakasih Dok," sahut Pak Ambul.

"Sama-sama itu udah tugas saya," Dokter itu berlalu meninggalkan ruangan UGD diikuti para suster tadi.

Audi masih tidak percaya apa yang ia dengar tadi. Dia menganggap mimpi?? Kalau mimpi tolong bangunkan dari mimpi buruk ini!!

Audi memohon.

Audi memejamkan matanya mencoba menenangkan dirinya sendiri, ia teringat seauatu, orang yang membuat semua ini ada di sini, dirinya melihat ke arah Dela yang masih menunduk sedari tadi Dokter keluar dari ruangan sampai pergi dia tidak berani  mendongkongkan kepalanya.

Ia berjalan mendekati Dela, dengan raut wajah yang berubah, matanya menggelap karena dendam, "INI SEMUA GARA-GARA LO! KALAU LO GAK NGLAKUIN INI, ERLY GAK AKAN KOMA! PUAS LO?? PUAS HAH PUAS??" murka Audi, "BISU LO GAK NJAWAB??" Lanjut Audi dengan nada lebih rendah terkesan menyeramkan bagi seorang yang mendengarnya.

Mereka semua kaget dengan Audi yang mengamuk. Dika langsung menghampiri Audi dan langsung menuntun lebih tepatnya menyeret buat duduk kembali tapi, Audi meronta

"Lepasin gue!! GUE BENCI SAMA LO DELA OLIVIANA GUE BENCI, PERGI LO!! PERGI!!! ERLY GAK BUTUH SAHABAT MACAM LO, PERGI LO!!” Audi semakin menjadi jadi seakan dia sedang dirasuki arwah suster ngesot.

Pak Ambul mendekati Audi dan Dika, "Audi tenang ini rumah sakit" dirinya mengusap pindah Audi.

"Di lo tenang ya," Dika mencoba menenangkan Audi yang dalam mode marah dengan nangis.

ERLY ALBETRO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang