41. Khaisar

242 15 11
                                    

Enjoy the reading..

🌻🌻🌻

Setelah sesi minta maaf tadi Aksa dkk plus Audi dan Dela, sekarang ini sedang di Cafe Mantan. Cafe punya Dirga, hanya sekedar nongkrong dan mengembalikan kedekatan mereka.

"Kalian masih di rumah Erly?" tanya Dela setelah menyesap jus alpukat yang ada di depanya.

Audi mengangguk, "Masih kok"

"Emm..gue mau ke sana juga boleh?? Gue mau ikut acaranya dan juga mau minta maaf sama orang tua Erly?" tanya Dela dengan nada tak enak.

Bagaimana Dela bisa tau kalau ada acara itu?? Karena orang tua Dela adalah rekan bisnis orang tua Erly, jadi dia bisa tau.

"Boleh kok nanti kita ke sana," sahut Audi antusias.

"Sekarang aja, gue mau tepar, rebahan pegel gue dari tadi duduk mulu," usul Satria sambil merengangkan otot pinggangnya.

"Hayuk lah."

Mereka eh lebih tepatnya Aksa menuju kasir untuk membayar makana mereka dan yang lain menuju parkiran.

Dela?? Audi??

Tenang mereka tadi berangkatnya berboncengan Dela dengan Satria dan Audi dengan Dika.

Selesai membayar, Aksa menuju parkiran melihat mereka yang sudah siap dengan tumpangan masing-masing.

Dika melihat Aksa berjalan mendekat motornya, "Udah Sa?” tanya Dika memastikan

"Dah," setelah itu Aksa menaiki motornya lalu menarik pedal gas-nya meninggalkan parkiran cafe. Tentunya diikuti Dika dan Satria, menuju kediaman Aldebaran.

Dalam perjalanan, angin kencang menerpa wajah Audi yang menyebabkan Audi sedikit menutup mata karena silau di tambah beberapa helai rambut yang mengenai matanya. Alhasil rambutnya melayang kesana kemari menjadi berantakan, karena Dika tidak memberi penutup kepala seperti helm atau topi.

Dela??

Dia tadi bawa topi dan ia pakai jadi tidak terlalu berantakan.

Kembali lagi ke Audi

"Dik," panggil Audi.

"APA?" teriak Dika karena tidak kedengeran.

"Nanti ke rumah gue dulu ya!!" teriak Audi.

"APA?" Dika kembali berteriak karena gak kedengaran. Mungkin efek kena angin jadi suaranya kabur di tambah Dika pakai helm yang menutup telinganya.

Haiss..Audi jadi geram, ia agak merapatkam tubuhnya jadi lebih dekat. Di posisi ini membuat Audi dag dig dug, tapi apalah demi Dika denger.

Dika merasa beban yang di bawa semakin maju, ia melihat dari balik spio, 'weh ngapain nih kok Audi makin maju aja' batin Dika yang merasakan itu dan juga hatinya tak kalah dag dig dug dengan Audi tapi ia mencoba tenang, karena dia lagi bawa motor takutnya oleng jadi kecelakaan.

Audi sudah berhasil merapatkan tubuhnya dengan Dika, ia mencondongkan mukanya jadi di samping kiri muka Dika, deketttt banget hanya sisa beberapa centi bahkan deru nafasnya bisa dirasakan Dika kalau dia tidak pakai helm.

ERLY ALBETRO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang