30. Permintaan seorang Dirga

301 27 12
                                    

Enjoy the reading..

🌻🌻🌻

Hujatan demi hujatan memasuki gendang telinga seorang gadis yang berjalan memasuki kawasan sekolah SMA Andromeda, kakinya melangkah melewati koridor yang banyak orang mencibiri dirinya.

Sok soan jadi sahabat, nyatanya munafik.

Sahabat mana yang tega buat sahabatnya celaka.

Cih dasar sahabat munafik.

Gak guna.

Cukup!! Sudah cukup! Hentikan!

Kaki gadis itu membawanya berlari sangat kencang meninggalkan koridor yang penuh hujatan yang sangat menyayat hatinya, bahkan ia tak mempedulikan orang yang ia tabrak. Kaki jenjangnya membawa ke taman belakang sekolah. Peluh membanjiri wajah cantiknya bahkan juga tak ia pedulikan, yang ia butuhkan sekarang hanyalah duduk menenangkan batin dan raga.

Ia melihat kursi panjang di bawah pohon, ia menghampiri lalu ia hempaskan bokongnya di situ. Duduk diam, hal itulah yang dilakukannya pandanganya mengarah ke depan dan kosong. Tak selang lama dari matanya mulailah keluar air yang mengalir seperti sungai tenang dan tanpa henti-hentinya.

Gadis itu ialah Dela Oliviana. Gadis yang selalu bar bar, selelu tertawa dimanapun berada tapi untuk pertama kalinya ia, menitihkan air matanya di area sekolah.

Berita Erly masuk rumah sakit akibat ulah Dela sudah menyebar luas ke seluruh penjuru SMA Andromeda. Semuanya sudah tau juga kalau Erly koma di rumah sakit. Entah berita itu sumbernya dari mana Dela tak tau.

Setelah kejadian kemarin semuanya langsung di pulangkan dari camping dan paginya langsung sekolah. Dan hal itu membuat Dela belum siap akan menerima hujatan demi hujatan itu.

Pagi ini tadi Dela, berangkat naik angkot tidak seperti biasanya karena biasanya dirinya di antar oleh orang tuanya, tapi pagi ini gak diantar orang tuanya lebih tepatnya gak ada yang mengantarkannya, karena orang tuanya gak peduli bisa di bilang benci, jadi gak diantar dan untuk uang jajanya juga di potong. Yang salah orangnya uang jajan pun ikut kena.

Setelah sampai di sekolah eh malah di hujat sama anak-anak yang bermulut laknat. Ya emang Dela yang bikin 'gitu' tapi kan gak seharus di hujat juga.

Di sinilah sekarang Dela duduk di taman belakang sekolah sendirian hanya angin yang selalu menemaninya menerpa setiap inci wajahnya, terutama matanya yang masih setia mengalir air seperti sungai kecil.

Sendiri dan tak ada yang peduli

Dua kata itulah untuk menggambarkan Dela sekarang ini.

"Apa semua pertemanan dan persahabatan ada orang yang iri dengan itu? Kalau iya tolong Tuhan kasih tau aku, buat mencari siapa yang mau mengadu domba aku dengan Erly?"

Batin Dela. Dela melamun melihat ke depan pikiranya menuju ke Erly. Kalau saja orang jahat itu tidak mengadu dombanya pasti tidak akan terjadi seperti ini.

Ia pasti masih dengan Erly di percampingan melakukan kegiatan bersama sama tapi...semua hanya khayalan belaka.

Kringg...kringg..kirngg

ERLY ALBETRO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang