7. Hari yang sial

671 66 4
                                    

Enjoy the reading..

🌻🌻🌻

Pagi yang cerah ini Erly menjalani aktivitas paginya seperti biasa.

Tapi yang membedakan, Erly nggak melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim, karena ada halangan.

Karna baru di hari pertama, badanya agak lemes apalagi bibirnya agak pucat, tapi Erly poles dengan liptin biar gak kelihatan pucat.

Selsai sarapan langsung, berangkat ke sekolah, bahkan ia mengendarai motornya agak lambat takutnya ada apa-apa di jalan.

Saat Erly di jalan menuju sekolah tiba-tiba perutnya kram dan nyeri, otomatis tanganya Erly memegang perutnya dan motornya agak oleng jadinya...

Brak

Jatuh dari motor. Untung Erly gpp cuma motornya aja yang ambruk.

"Haduhh sialan banget," gerut Erly pada dirinya sendiri.

Dari kejauhan Erly melihat siulet lampu mobil mengarah ke Erly, dan mobil itu berhenti di depan Erly, lalu orang itu turun menghampirinya.

“Dek Lo gak papa?" tanya seorang cowok, yang umurnya lebih tua dari Erly.

Dek?? Cuma Dirga yang memanggil dengan sebutan itu

Erly melirik, "Gak liat apa? jatuh gini di bilang nggakpapa gimana sih bang?" Jawab Erly dengan nada tak santainya. Dan yups dia Dirga.

“Iya-iya, yaudah ayo gue anter ke sekolah, pasti ada tamu ya sensi amat?"

“Dah tau masih nanya,” Erly berjalan menuju mobil dan langsung  masuk.

Dirga di buat melongo oleh Erly, enak aja langsung nylonong masuk mobil trus motornya?

“BANG CEPETAN GUE NANTI TELAT!!" teriakan Erly menyadarkan Dirga, dia berjalan kearah mobil, sebelum singa makin mengamuk tak karuan.

“Gak usah teriak gue denger,” sebelum Dirga masuk ke mobil ia mengotak atik hpnya.

“BIARIN”

Setelah itu Dirga langsung masuk ke mobilnya lalu melaju dengan kecepatan normal.

"Bang ngapain lo tadi ada di situ?" tanya Erly yang membuka pembicaraan.

"Tadinya mau jemput lo," jawab Dirga tanpa mengalihkan pandangan dari depan.

"Jemput gue ngapain?"

"Hadeh sekarang tanggal berapa??gue udah tau, udah hapal."

Walaupun Dirga dan Erly nggak serumah, tapi Dirga masih hafal tanggal tamu bulanan Erly dan tanggal sensinya.

"Oh gitu toh," jawab Erly menganggut anggut.

Saat udah sampai di depan gerbang Erly langsung turun sebelum..

"MAKASIH BANG,” teriak lagi kayaknya gue harus ke dokter merikasa kuping gue deh,' batin Dirga

Belum sempat Erly menginjakan kaki di koridor ada yang nepuk bahu Erly karna kaget Erly berteriak..

“AAAAAhmmptt”

“Woy jangan teriak ini gue Bang Dirga.”

Erly menengok ke belakang, “KENAPA SI BANG LO NGAhmptt”

“Gue bilang jangan, teriak gue cuma ngasih ini sama lo," sambil menyerahkan plastik hitam.

"Nanti langsung ke kamar mandi, sama ini jaket, teros lo Iket di pinggang lo," lanjut Dirga sambil menyerahkan jaket. 

ERLY ALBETRO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang