Enjoy the reading..
🌻🌻🌻
Sudah terhitung 3 hari setelah pasca kepergian Erly. Semuanya sudah mencoba ikhlas terutama Cahya dan Aksa, perlahan demi perlahan, sedikit demi sedikit lama lama jadi bukit wkwkwk. Semuanya sudah seperti biasa tapi ada yang kurang salah satu dari mereka. Siapa lagi kalau bukan Erly.
Setelah kepergian Erly juga semua barang-barang yang ada di kamar Erly di pindahkan ke kediaman Aldebaran atas suruhan Cahya. Katanya 'kalau kangen sama Erly gak usah jauh-jauh ke rumahnya'. Semua di desain persis seprti kamar Erly yang dulu. Tapi ini ada bedanya.
Beda??
Yah beda karena yang dulu berpenghuni tapi sekarang tidak berpenghuni.
Perlu di ketahui acara pembacaan surat Yasin di laksanakan juga untuk mendoakan arwah Erly biar tenang. Tentunya di kediaman Aldebaran. Pelaksanaanya setelah sholat magrib bersama bapak-bapak dan ibu-ibu komplek perumahan Dirga. Kurang lebih selama 7 hari.
Aksa, Dika, Satria, dan Audi juga ada. Bahkan setelah selesai acara itu mereka menginap di kediaman Aldebaran. Awalnya tidak mau menginap tapi, karena paksaan Cahya yaudah akhirnya mereka mau.
Dari pihak orang tua mereka pun tidak keberatan. 'Kalau anaknya mau ya boleh-boleh aja' kurang lebih gitu jawaban dari pihak orang tua.
Selesai acara itu mereka selalu berkumpul di ruang keluarga, hanya sekedar kumpul dan ngomong-ngomong santai biar lebih akrab dan lebih dekat.
Seperti sekarang ini mereka berkumpul dan duduk di sofa, menonton tv.
"Ekhmm."
Suara deheman mengalihkan perhatian penghuni ruang keluarga itu. Mereka semua mengalihkan pandangan ke sofa ujung. Ternyata kepala keluarga yang memandang mereka semua dengan intens.
Satria menaikan alis, "Apa om?"
"Kalian salah paham dan salah sasaran," lah lah ini ngapain ngomong tiba-tiba begini?
"Hah maksutnya om?" Sudah di bilang otak Satria itu lemot kenapa harus di kasih tau yang begituan. Bukan hanya Satria tapi mereka semua sama-sama lemot.
Bara menghela nafas, punya otak kok lemot sekali apa ini efek samping di rumah teros?
"Dalam masalah ini kalian nyalahin siapa?"
"Dela, om," jawab Satria tanpa basa basi.
Sudah ku duga, "Kalian salah besar."
"Lha kok bisa?" mereka semua menyerngit heran. Bukanya yang berulah Dela, kenapa salah?
"Ada orang yang sudah merencanakan ini semua jauh-jauh hari sebelum kalian ke camping, dan hal ini sepele yeah cuma soal hati," jelas papa.
"Siapa om?"
"Intinya orang itu sangat benci sama Erly. Pertama dia mau adu domba Erly dengan Dela setelah adu domba kedua, salah pastinya yang salah satu akan membalasnya dan yeah itu terjadi, ketiga membuat Erly masuk rumah sakit dan keempat bikin Erly lenyap dari dunia itu. Semuanya sudah berjalan lancar tapi.." papa menjeda sejenak, ia melihat raut wajah mereka yang berbagai ekspresi. "Ini semua belum selesai"
"Emang siapa om?" tanya Aksa yang tak santai.
"Human," Bara terkekeh pelan.
Aksa memutar bola matanya malas, "Iya tau om, maksutnya namanya siapa?"
"Kalian gak perlu tau biar om yang turun tangan. Tugas kalian hanya meminta maaf sama Dela dan berteman seperti dulu lagi."
"Tap..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLY ALBETRO (SELESAI)
Short StoryErly Albetro, gadis remaja yang kerap di sapa, Erly. Seorang gadis yang merelakan masa remajanya untuk melakukan pekerjaan yang tak seharusnya di lakukan di masa itu. Hidupnya tak seberuntung remaja seumurannya, melewati masalah demi masalah dalam k...