33. Perjalanan menuju Surga

278 25 13
                                    

Enjoy the reading..

🌻🌻🌻

"Ly."

Panggil Dela, dengan nada lirih. Tapi tidak ada sahutan dari sang nama yang di panggil, hanya suara mesin ekg yang membuat ruangan itu tidak sunyi.

Dela memberanikan diri mengengam tangan Erly, yang tidak di infus. Yang Dela rasakan setelah mengengam tangan itu adalah dingin dan kurus.

"Erly maafin gue, gue gak bermaksud buat lo gini, gue naiatnya cuma iseng tapi malah berakhir gini. Gue tau isengnya ini keterlaluan, kata maaf nggak bikin semuanya kembali seperti semula kan? hanya ada penyesalan dalam diri gue," kata Dela dengan panjang lebar dan ia sebenarnya menahan sesak dan air mata yang hampir membludak tapi masih ia tahan.

"Gue tau pasti sakit banget ya?? ya pasti lah kan tersesat, di patok uler dan terjun ke jurang walaupun gue gak ngerasain tapi gue tau kok hehe."

"Gue di sini cuma mau lihat lo, jenguk lo, dan minta maaf ke elo Ly, sahabat gue bahkan udah gue anggep saudara sendiri tapi, yang teganya buat celaka. Lo gak ngrespon tapi lo denger di sana. Gue mau minta maaf ke elo sebesar, besarnya setelah lo sadar, lo boleh benci gue kayak yang lainya temen, sahabat, dan bahkan keluarga gue aja benci sama gue hehe itu mungkin udah takdirnya gue. Mungkin Tuhan kasih ujian kayak gini," Oke sekarang Dela sudah tidak bisa menahan ingusnya. Ia keluarkan sampai benar-benar keluar.

Serasa sudah lega ia melanjutkan, "Udah ya curhatnya. Rasanya lega gue udah minta maaf sama lo dan ngomong sama lo, gue mau balik gak enak sama yang lain. Lo cepet sadar banyak orang nungguin lo. Gue pamit Assalamualaikum Erly."

Dela berdiri dari kursi dan berjalan keluar. Di luar terlihat Audi dan yang lainya duduk di kursi depan pintu VVIP.

Dela tersenyum melihat mereka yang mengalihkan tatapannya kearahnya, "Audi dan semuanya makasih udah kasih gue waktu sama Erly dan sorry udah buat begini gue pamit Assalamualaikum," pamit Dela.

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak.

Dela berjalan menjauh sampai punggungnya menjauh mengecil dan hilang di balik tembok.

"Udah ayok masuk," ajak Audi.

"Hayuk lah," sahut Dika cepat. Lalu mereka memasuki ruang inap Erly.

🌻🌻🌻

Mata nan cantik, bulat itu perlahan bergerak dengan berat dan susah. Setelah terbuka matanya itu menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina-nya, setelah terbuka sempurna seorang gadis merasa asing dengan tempat ini.

Serba putih

Satu hal itulah yang menggambarkan gadis itu. Gadis itu adalah Erly Albetro. Ia menyerngit heran dimana ini ?Ia merasakan tubuhnya berbaring di atas benda empuk dan nyaman ia mengangkat tanganya ke depan mukanya. putih? Ia bangun dari berbaring kakinya menjulang ke bawah. Ia meneliti pakaianya...jubah putih?

Matanya menyapu sekelilinga benar benar putih tidak ada noda kotor sedikitpun ia di buat heran diana ini? itulah yang dipikirkan Erly.

Matanya kembali menyapu sampai pandanganya terhenti di sebuah cahaya terang benderang dari jauh sana 'apa itu jalan keluarnya?' tanya Erly pada diri sendiri. Ia di buat penasaran akan ini, menuruni ranjang putih itu ia berjalan ke sana dengan pelan-pelan. Sepenjang jalan hanya putih, putih, dan putih saja yang ia lihat.

ERLY ALBETRO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang