44. Elanka

220 17 22
                                    

Enjoy the reading


"Nama gue....

🌻🌻🌻

"Elanka panggil aja Ela," sambung gadis itu a.k.a Ela.

"Oh nama kamu Ela. Kita makan bareng dulu yuk! sebagai tanda terimakasih," ajak Amel berharap di terima tapi..

"Sori bukanya gue gak mau tapi, gue gak bisa lain kali aja, gue mo pergi Assalamualaikum," tolak Ela halus lalu beranjak meninggalkan Amel dan Khaisar.

"Waalaikumsalam."

Ah Amel jadi lupa akan belanjaannya, "Ical kita bayar terus pulang ya!"

"Ya unda."

Amel berbalik, berjalan mendekati trolinya lalu mendorong trolinya dengan tangan satu karena yang satu buat menggendong Khaisar, takutnya hilang lagi.

Mendorong troli ke depan kasir dan membayarnya setelah itu dia keluar supermarket dengan menenteng tas kresek berjalan menuju parkiran dan untungnya di sana sudah ada Pak Mulyo, jadi tidak usah susah-susah menelfon.

"Non saya bantu."

"Ah iya pak taruh di bagasi aja," Amel mnyerahkan kresek nya sama Pak Mulyo, serasa sudah mereka menaiki mobil dan  meninggalkan supermarket.

🌻🌻🌻

Beda halnya dengan gadis yang bernama Ela. Sepulang dari supermarket ia menuju rumahnya yang tak jauh dari supermarket.

"Assalamualaikum bibik."

"Waalaikumsalam non baru pulang?"

"Iya dong bik ini udah sampai di rumah juga."

"Iya hehe"

"Papi belum ke sini lagi bik?"

"Belum non."

"Huhh udah deh Ela mau ke kamar dulu ya"

"Iya non"

Ela memasuki kamar yang letaknya di lantai satu. Rumah yang ia miliki hanya satu lantai tapi bersih, elegan dan rapi, hal itulah yang membuatnya nyaman.

Menghempaskan tubuhnya di atas king size pandanganya terarah ke langit-langit kamarnya yang terdapat bayangan bintang-bintang akibat pancaran sinar lampu di nakas. Menghela nafas sejenak.

"Kapan ini berakhir? Bosen gue hidup bukan diri gue?? Gpp lah mencoba hidup baru asik juga xixi," monolog Ela diakhiri cekikikan.

Getaran berasal dari saku celananya membuatnya ia mengambil benda pipih itu ternyata ada telfon dari papinya tanpa banyak basa basi ia menggeser tombol hijau dan..

Tut--Tersambung.

"Assalamualaikum papi, ada apa?"

"Waalaikumsalam jangan mudah berpikir ini akan berakhir Ela ingat apa yang kamu rencanakan. Papi tau itu," seakan papi Ela jadi cenayang bisa mengetahui pikiran anaknya kali ini.

Ela hampir lupa papinya itu serba tau. Walaupun jarang di rumah tapi ia memantaunya dari juah entah itu bagaimana Ela pun tak tau.

"Malah bengong ingat Ela"

Suara itu membuat Ela tersadar dari lamunya

"Iya papi Ela ingat kok tenang aja. Ela sebenarnya agak nggak nyaman aja."

"Gpp papi tau kok nanti kamu juga akan terbiasa."

"Iya papi."

"Ingat besok kamu pindah sekolah di SMA Andromeda papi udah urus semuanya."

ERLY ALBETRO (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang