CHAPTER 39

340 23 2
                                    

"Percuma punya banyak gebetan, 
tapi nggak ada yang menetap."
~Zoyana~

Happy Reading

~ - ~ -~

Laki-laki itu memakan snack-nya dengan rusuh. Bagaimana tidak? Ia dan temannya seperti jones nyasar di tengah pasangan-pasangan di depannya. Sopankah mereka memamerkan kemesraan di depannya yang jom... eh single maksudnya.

Ah tidak! Bahkan mereka berdua sudah seperti pasangan homo! Mengenaskan sekali.

Mau tau bagaimana keadaannya sekarang? Kedua orang tuanya saling berpelukan mesra di atas sofa sebelah kiri sambil menikmati film yang mereka tonton dan di sofa yang berbeda di sebelah kanan ada pasangan yang baru berbaikan beberapa jam yang lalu dengan adiknya yang anteng bersandaar di dada Revan sambil menerima suapan buah apel dari cowok itu. Di kolam berenang samping ruang TV terlihat twins somplak dengan pacar masing-masing sedang asik berenang.

Zio dan Dika saling berpandangan beberapa detik sebelum membuang muka kearah berlawanan. Menggelikan sekali membayangkan mereka berdua seperti pasangan gay yang terjebak disana.

"Mih. kita keluar kek. Siapa tau ada bule yang nyangkut di hati. Ini Bali loh mih!" gerutu Zio.

"Yana kan lagi sakit. Masa kita pergi? Nggak setia banget kamu jadi kakak," balas Tari.

"Ya abisnya kita berdua udah kayak pasangan homo nih tan. Masa kalian semua malah mesra-mesraan sama pasangan masing-masing sih. Ini liburan atau ngedate berjamaah?" timpal Dika.

"Yaudah kalian jalan-jalan aja. Lagian udah ada Revan yang jagain Yana kok," ucap Zoya. Ia juga tak tega melihat kakaknya yang dari tadi mengeluh seperti anak kecil. Lagian kalau Zio terus di dekatnya dan mengeluh terus yang ada dia tambah pusing.

"Yah masa kita ninggalin kalian? Kan liburan ini buat kamu juga, Na," ujar Sam.

"Kan besok masih bisa. Lagian Yana cuman butuh istirahat sehari doang. Kalau ada apa-apa, Yana telpon deh nanti."

Sam menatap istrinya sebentar meminta pendapat. Tari hanya bisa mengedikan bahu. Lagipula ia tidak mau putranya bermetamorfosis menjadi bayi besar dalam waktu dekat.

"Yaudah kita keluar. Revan, tante titip Yana ya? Kita cuman jalan-jalan sebentar kok."

"Iya tan. Santai aja. Zoya aman sama Revan," jawab Revan sambil mengacungkan kedua ibu jarinya kearah si camer (ciaelah camer😋).

"Jangan macem-macem pas kita nggak ada yah, Van. Gue cincang lo kalo sampe macem-macem," ancam Zio.

"Iye tenang aja. Nggak bakal gue apa-apain."

"Palingan kalau khilaf, tinggal diseret ke KUA," lanjut Revan dengan suara yang hanya bisa didengar oleh Zoya karena yang lainnya sudah mulai menjauh untuk bersiap-siap.

Cowok itu meringis kecil ketika merasakan cubitan maut pada perutnya disertai delikan tajam dari sang pacar.

"Canda sayang," cengir Revan.

~ - ~ - ~

Sejam yang lalu, keluarga dan teman-temannya sudah pergi ke luar vila menyisakan Zoya bersama Revan yang sekarang malah memperdebatkan tentang film yang mereka tonton sambil bersandar santai di sofa depan televisi.

"Ish! Padahal mereka gantengan kalau ada rambutnya tau. Liat deh tu rambutnya keren banget," ujar Zoya.

"Lah tapi mereka lebih imut kalau botak," bantah Revan sambil memasukkan keripik kentang ke dalam mulut Zoya.

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang