Love is a game of destiny. When destiny hurts you with love, fate will bring you to him in love.
~Zoya~Kini Revan dan Zoya sudah ada di dalam mobil untuk pulang dari arena balap. Perjalanan pulang mereka ditemani suara hujan yang dengan semangat menjatuhkan diri ke bumi.
"Van, gue salah ya?" ucap Zoya sambil menatap ke luar jendela mobil.
"Kenapa nanya gitu?" Revan yang sedari tadi hanya melihat jalan pun melirik Zoya sebentar, lalu kembali fokus menatap jalanan yang diguyur hujan.
"Jujur, Van. Hati gue rasanya sesak banget pas liat Fino tadi. Apalagi pas dia ngeremehin gue. Rasanya sakit banget. Gue benci sama dia tapi mau gimana pun juga dia pernah ngisi hati gue. Sekarang malah gue yang nggak bisa ngertiin diri gue sendiri."
Revan yang mendengar itu pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan, "Liat gue, Zoy," pintanya dengan lembut.
Zoya menoleh kearah Revan. Revan bisa melihat jelas bahwa gadis itu sedang menahan tangis. Revan menangkup wajah Zoya dan menatap dalam iris coklat itu.
"Lo nggak salah, Zoy. Justru dia yang nggak pantes dapetin berlian kayak lo. Lo itu cewek kuat. Dia nggak pantes remehin lo kayak tadi. Dan lo tau? Gue salut banget sama lo. Lo berhasil hancurin dia di depan banyak orang."
Zoya mengamgguk. Entah dorongan dari mana, Zoya memeluk Revan membuat Revan terkejut. Namun beberapa saat setelahnya, Revan membalas pelukan Zoya.
"Makasih, Van," lirih Zoya.
"Sama-sama," balas Revan.
Zoya melepas pelukannya dengan senyuman hangat untuk Revan.
"Lo laper nggak? Mampir ke supermarket dulu, yuk! Gue traktir," ajak Revan.
Zoya mengangguk antusias. Tadi saat di sekolah dia belum makan sama sekali. Dan sekarang dia butuh makanan untuk mengembalikan moodnya.
Sesampainya mereka di supermarket, Revan mengambil troli dan berjalan beriringan dengan Zoya untuk melihat apa yang akan mereka beli.
Revan berhenti di depan rak mi instan dan bertanya kepada Zoya, "Zoy, lo suka pedes nggak?"
"Lumayan suka," jawab Zoya.
Revan menatap Zoya dengan senyum yang sulit diartikan, "Bikin Samyang Challenge sambil Q&A, yuk! Ajak Zio sekalian. Dia pasti udah pulang sekolah."
"Boleh," singkat Zoya dengan anggukan singkat.
Mereka mengambil 3 bungkus samyang dan beberapa botol minuman dingin dan membayarnya, lalu bergegas pulang ke mansion Athala.
~ - ~ - ~
Di sebuah mansion mewah terlihat seorang cowok tampan yang mondar mandir dengan ponsel di tangannya. Kekhawatiran tergambar jelas di wajahnya, namun itu tidak cukup untuk menutupi ketampanannya. Sesekali dia mendengus kesal ketika mendengar suara operator dari ponsel mahalnya.
"Angkat, Na! Astaga, punya adek satu aja tapi ribet banget jagainnya," kesalnya.
Ketukan pintu berhasil membuatnya menoleh dan menghela napas lega mendapati adiknya bersama sahabatnya.
Zio pun menghampiri Revan dan Zoya, "Lo berdua pacaran mulu. Nggak kasian apa sama kakak lo yang jomblo ini kebingungan nyari adeknya."
"Dih! Siapa juga yang pacaran?" elak Zoya.
"Terus lo berdua darimana? Twins somplak bilang lo berdua bolos," tanya Zio sambil menatap Revan dan Zoya bergantian.
Zoya enggan memberi tau Zio kalau dia baru saja balapan. Dia menatap Revan meminta pertolongan. Revan yang mengerti pun berusaha mengalihkan pembicaraan, "Sesi pertanyaannya ditunda dulu mas bro. Gue sama Zoya beli samyang nih. Kita mau challenge sambil Q&A. Lo ikut nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Princess
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! ~ - ~ - ~ Cinta Persahabatan Keluarga Semuanya adalah permainan yang kini ada di depan mata seorang gadis belia yang punya tawa secerah mentari, namun pernah hilang karena kalah dalam pe...