CHAPTER 16

4K 148 0
                                    

Gue emang sering bikin adek gue kesel, apalagi nangis. Tapi kalau ada yang bikin dia nangis selain gue, siap-siap aja tuh orang ngerasain neraka.
~Revano~

Seperti yang sudah mereka rencanakan, hari ini mereka akan membuat kejutan ulang tahun untuk Airin, adik Revan. Revan dan Airin memang sering bertengkar, tapi ketahuilah dalam lubuk hati masing-masing terdapat ucapan kata sayang yang tertutup oleh ego.

Revan adalah sosok kakak terhebat bagi Airin. Ketika ayahnya meninggal, Revanlah yang menggantikan sosok ayah dalam hidup Airin.

Dan bagi Revan, Airin adalah penyemangat hidupnya saat ia kehilangan sosok ayah yang ia sayangi. Demi Airin, Revan berusaha menjadi sosok kakak sekaligus ayah yang masih sangat Airin butuhkan.

Sore ini, Airin diajak jalan-jalan bersama teman-temannya ke mall. Inilah kesempatan bagi mereka untuk menyiapkan kejutan. Tentu saja persiapan kejutan ini dibantu oleh beberapa teman Airin yang akan mengawasinya di mall.

Siang tadi, Revan mengajak kawan-kawannya nongkrong di rumahnya. Nanti saat Airin keluar rumah, mereka akan langsung mulai menyiapkan kejutan.

"Eh, neng air mancur dah cantik aja sore gini," sapa Dika ketika Airin turun dari lantai dua dengan pakaian santainya.

"Bang Dika baru sadar kalau Airin cantik? Telat bang. Airin udah punya pacar," ucap Airin dengan PD-nya persis seperti Revan.

"Nggak kakak, nggak adek sama aja. Satu merk," sindir Zio sambil melirik Revan yang pura-pura fokus dengan PS-nya.

"Ya iyalah semerk! Pabriknya dan formulanya aja sama," celetuk Alka yang menghadirkan tawa di ruangan itu.

"Bang, Airin berangkat sama Viany, yah. Abang kan masih nongkrong sama yang lain," pamit Airin kepada Revan tanpa mempedulikan lawakan Alka. Baginya, teman-teman Revan sudah seperti kakak-kakaknya juga. Jadi tidak heran kalau mereka saling melempar candaan.

"Oh, yaudah. Pergi sana, ntar telat lagi," sahut Revan yang pura-pura sibuk dengan play stationnya.

Airin mengerutkan alisnya, tidak biasanya Revan begini. Biasanya dia selalu bersikeras mengantarkan Airin sesibuk apapun itu. Bahkan dari pagi Revan belum mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Biasanya Revan akan mengusik tidurnya hanya untuk mengucapkan selamat tepat pada jam 12. Tapi sekarang?

"Abang nggak ada lupa sesuatu?"

"Lupa apaan sih, air mancur?"

"Ya... Lupa apa gitu. Yang penting."

Airin mencoba mengingatkan Revan. Tapi seketika itu juga kekecewaan menghampirinya karena Revan berlagak tidak ingat apa-apa.

"Emang apaan yang penting? Udahlah, Rin. Jangan ganggu konsentrasi abang. Abang sibuk."

Airin sempat tersentak tapi dengan cepat ia mengendalikan mimik wajahnya. Tidak biasanya Revan mengeluh seperti itu. Biasanya Revan akan meninggalkan apapun untuk adik kesayangannya. Airin tidak habis pikir dengan Revan. Matanya memanas hendak menangis, namun ditahan sekuat tenaga.

"Airin berangkat dulu," paraunya.

Airin kecewa? Ya! Sangat kecewa.

"Wah, Van. Gila lo, ya? Adek sendiri digituin. Hampir nangis dia," ucap Key sambil melempari Revan dengan kentang goreng.

"Emang si air mancur tadi mau nangis?" polos Revan sambil meletakkan stik PS.

Semua yang ada disitu langsung menganggukan kepala serempak termasuk Zoya yang biasanya tidak peduli malah merasa iba dengan Airin.

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang