CHAPTER 14

4.4K 137 2
                                    

Cemburu itu ungkapan sayang yang dikekang oleh ikatan gengsi.
~Revan~

~ - ~ - ~

"Mau nonton sama gue?"

"Nggak."

"Mau jalan sama gue?"

"Nggak."

"Mau makan bareng gue?"

"Nggak."

"Sekarang mau?"

"Nggak."

"Udah mau jalan sama gue?"

"NGGAK REVAN!!!"

Entah sudah berapa kali Revan melontarkan pertanyaan yang sama selama perjalanan. Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu dan Zoya terpaksa pulang dengan Revan.

Sebelum bel berbunyi tadi, Revan dan Zoya dimintai tolong oleh bu Linda untuk mengembalikan buku ke perpustakaan. Karena antrian pengembalian buku cukup panjang, teman-teman mereka pun pulang duluan.

Zoya pun kehilangan kesempatan untuk pulang bareng Zio. Dan disinilah dia harus mendengar ajakan unfaedah dari Revan.

Muak? Tentu saja. Kesal? Apalagi.

"Anggap aja kencan pertama gitu?"

"Jawabannya tetap nggak!"

Revan mendengus kesal. Apalagi yang harus dia lakukan? Ayolah, jangan paksa otaknya untuk berpikir keras!

Tiba-tiba ada ide yang hinggap di otaknya. Akhirnya!

"Lo mau nolak ajakan gue?"

"NGGAK AKAN REVAN!!!"

1 detik

2 detik

3 detik

Zoya melongo tak percaya. Dalam hatinya dia merutuki kebodohannya itu. Harusnya dia mencerna baik-baik pertanyaan Revan. Shit!!!

"Fix, kita pulang ke rumah lo dulu. Ganti baju, terus jalan-jalan," final Revan sambil tersenyum puas.

"Dasar pemaksa!" sebal Zoya dengan memanyunkan bibirnya dan malah terlihat semakin menggemaskan.

"Nggak usah manyun tu bibir. Minta dicium?" goda Revan.

Zoya cepat-cepat menutup mulutnya dengan kedua tangan. Revan itu nekat. Bisa saja dia membuktikan ancamannya. Jadi, daripada bibirnya dikorbankan, lebih baik dia diam.

Revan terkekeh pelan melihat tingah Zoya yang terlihat menggemaskan.

Mobil Revan memasuki pekarangan mansion Athala. Zoya dengan cepat turun dari mobil meninggalkan Revan yang tersenyum jahil kepadanya.

"Adek gue lo apain? Kok sampe buru-buru naik tangga gitu?" tanya Zio ketika Revan masuk ke dalam mansion.

Revan terkekeh pelan, "Dia terlalu semangat mau gue ajak jalan."

Zio menaikan satu alisnya tampak tak percaya,"Kok gue nggak yakin, ya? Pasti dia terpaksa tuh."

"Emang. Lo harusnya bersyukur pangeran tampan kayak gue mau ngajak jalan adek lo."

Zio menyentil jidat Revan,"Justru lo yang harusnya bersyukur bisa pacaran sama princess gue."

"Iya iya! Semerdeka lo aja lah! Gue pinjem baju lo, ya? Lupa bawa baju ganti gue," pasrah Revan.

"Lo kata rumah gue mall?"

"Yaelah lo sama adek ipar sendiri kejam amat," protes Revan.

"1 baju 50 juta."

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang