CHAPTER 5

5.8K 212 4
                                    

Hai awan!
Bukankah kau sudah terlalu lama menangis? Berhentilah sekarang
Biarkan aku melihat pelangi yang penuh warna. Aku lelah menantikannya
~Revano Fernando Aditama~

Kringgggg

Bel istirahat pertama menggema di seluruh penjuru sekolah.

Para murid pun berhamburan keluar kelas menghirup dalam-dalam oksigen di udara demi merilekskan otak yang sudah bekerja keras selama pelajaran.

Berbeda dengan dua insan yang masih terlelap. Mereka menutup mata seolah enggan menatap dunia.

Perlahan sang putri tidur yang sudah pingsan cukup lama itu membuka kelopak matanya membebaskan iris kelabu itu menatap tiap objek dalam ruangan itu.

Zoya mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya dalam ruangan.

"UKS." batinnya.

Merasa salah satu tangannya agak berat, ia pun menoleh untuk melihat penyebabnya.

Ternyata penyebabnya adalah Revan yang sedang tertidur pulas di atas tangannya.

Dia tau pasti yang menolongnya tadi adalah Revan. Karena sebelum ia pingsan, mereka sedang menjalani hukuman di depan bendera.

Sampai sekarang, Zoya tidak bisa memahami orang itu. Terkadang dia tengil, kasar, sok tidak peduli. Tapi terkadang dia juga perhatian,.

Revan juga selalu ingin tau tentang masa lalunya. Hal itulah yang membuat Zoya takut masa lalunya yang sudah tertutup rapat akan kembali terbuka lebar.

Mungkin memang terkesan agak lebay. Tapi percayalah, masa lalunya telah menghempaskan dirinya jauh dari cahaya mentari. Dan menyisakan Zoya yang dingin seperti sekarang.

Entah dorongan dari mana, tangan Zoya yang bebas terangkat dan menyentuh rambut Revan, berharap dengan gerakan itu Revan akan terbangun.

Ayolah, tubuh yang sedang lemah ditambah tangan yang pegal bukan suatu kombinasi yang bagus _-

Merasa tidurnya terusik, Revan membuka matanya dan saat itu juga bola mata kebiruannya bertubrukan dengan iris kelabu milik Zoya.

Mereka terjebak sesaat dalam lamunan masing-masing sampai akhirnya Zoya membuka suara.

"Tangan." lirih Zoya.

Revan mengernyit bingung sebelum akhirnya sadar dan langsung menegakan tubuhnya.

"Lo udah sadar dari tadi?" tanya Revan dengan suara serak khas baru bangun tidur.

"Barusan." singkat Zoya.

Revan merogoh saku celananya dan mengeluarkan ponselnya, "Udah jam istirahat. Lo mau makan apa? Biar gue beliin."

Baru saja Revan ingin beranjak dari duduknya, tangan mungil Zoya sudah menahannya, "Gue mau balik ke kelas aja." kata Zoya sambil mencoba untuk duduk.

Revan ingin membantahnya. Untuk bangun saja, gadis itu masih kesusahan. Bagaimana dia akan kuat melewati KBM dalam keadaan lemah?

Revan juga bisa merasakan tangan gadis itu agak hangat menandakan bahwa demamnya kemarin belum sembuh total.

Tapi niatnya terhenti ketika pintu UKS terbuka menampakan Zio dkk.

Zio menatap tangan Zoya yang sedang menahan tangan Revan penuh arti, "Guys, kayaknya kita ganggu, deh."

Zoya yang mengerti dengan sindiran Zio langsung menarik kembali tangannya.

"Tadi kita sempat ke sini niatnya mau jenguk. Eh, lu berdua masih tidur," tambah Zio sambil mendekat diikut teman-temannya dan twins somplak.

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang