CHAPTER 24

3.3K 103 3
                                    

Happy Reading

~ - ~ - ~

Angin berhembus mengiringi langkah kaki kedua most wanted AHS itu. Revan dan Zoya melangkahkan kaki dengan santainya di koridor sekolah yang masih tampak sepi.

Hanya ada beberapa murid teladan yang menyempatkan diri belajar atau sekedar berbincang di depan kelas sambil menikmati udara pagi.

Ya! Mereka kepagian.

Sejak pulang dari rumah sakit pagi tadi, keduanya langsung bersiap-siap ke sekolah. Revan meminjam baju Zio agar ia tak perlu lagi bolak balik ke rumahnya.

Dan yah, seperti biasa mereka selalu menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena paras bagai dewa dewi Yunani, tapi juga karena tangan Revan yang bertengger manis di bahu Zoya.

Senyuman manis terukir di bibir Revan dan tentu saja membuat kaum hawa meleleh. Namun mereka hanya bisa menekankan bahwa cogan AHS yang satu ini sudah menemukan tuan putrinya. Kecewa itu pasti.

Lalu, Zoya?

Gadis itu hanya memasang wajah tanpa ekspresi yang sudah menjadi pemandangan sehari-hari penghuni AHS. Namun tak dapat dipungkiri, kalau gadis itu tetap terlihat cantik sekalipun dengan wajah datar.

"Senyum dikit dong," bisik Revan tepat di samping telinga Zoya.

"Males," jawab Zoya.

"Kan senyum nggak bayar."

Zoya tidak menjawab. Kakinya tetap melangkah tanpa mempedulikan tatapan memuja dari penghuni AHS yang menyambutnya.

Zoya hanya sedang lelah saat ini. Entah kenapa, semangatnya hilang sekarang. Mungkin faktor hari pertama kedatangan tamu bulanan.

Sesampainya mereka di kelas, hanya ada beberapa murid di dalamnya. Tak banyak, mungkin sekitar sepuluh orang.

Revan menatap sengit meja Zoya yang diatasnya terdapat boneka beruang berwarna coklat bersama sebungkus coklat Dairy milk dengan sticky note bertuliskan 'Jangan lupa dimakan.'

Tanpa perlu dicari tau, mereka tau betul siapa yang memberikan boneka dan coklat itu untuk Zoya. Siapa lagi kalau bukan Fino Anggara.

Zoya menatap datar kedua benda itu. Berbeda dengan beberapa siswi yang melihat itu. Mereka pikir, kejutan itu diberikan oleh Revan.

Bayangkan saja, siapa yang tidak akan meleleh mendapat kejutan manis di pagi hari? Mungkin jika si pemberi kejutan adalah Revan, Zoya akan menerimanya. Tapi ini dari Fino yang notabenenya adalah manusia yang paling dibencinya saat ini.

Revan masih diam di tempatnya menunggu reaksi gadis yang masih dirangkulnya itu. Zoya bukanlah gadis yang mudah ditebak. Tentu saja Revan tidak mau bertindak gegabah. Lebih baik dia membiarkan gadis itu melakukan aksinya.

Tanpa ragu, Zoya meraih kedua benda itu dan membuangnya lewat jendela tanpa peduli nasib orang-orang di bawah sana.

Senyum Revan pun merekah, "Sadis."

"Rooftop," singkat Zoya sambil berbalik badan setelah meletakkan tasnya.

Lebih baik menikmati udara pagi yang sejuk untuk menyegarkan pikirannya saat ini. Lagipula, gadis itu masih mengantuk sekarang.

"Yes, princess."

Mereka kembali keluar dari kelas dan menaiki tangga menuju rooftop. Angin kencang menyapa keduanya memberikan kesejukan tersendiri bagi hati dan pikiran mereka.

Mereka memilih duduk berdampingan di bangku panjang yang ada di sana dan menikmati sejuknya pagi.

Zoya menatap indahnya langit biru di atas sana. Sampai akhirnya ia dikejutkan dengan Revan yang memasang salah satu bagian earphone di telinganya dan bagian satunya lagi di telinga cowok itu.

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang