CHAPTER 26

3.7K 121 8
                                    


Me gusta tu sonrisa princesa.
~Revano~

Hujan masih setia mengguyur ibukota. Hawa pagi yang dingin berpadu aroma tanah pun semakin terasa. Membuat ketujuh remaja yang masih terjebak dalam alam mimpi semakin enggan untuk sekedar bergerak.

Tak terkecuali seorang gadis yang masih bergelut dengan nyaman dibalik selimutnya. Anehnya, lengan kanannya terasa berat. Jujur saja, rasanya agak tidak nyaman.

Kelopak matanya masih enggan terbuka. Namun rasa pegal yang menyerang benar-benar mengusik kenyamanannya.

Ditambah lagi terjadi pergerakan dari benda yang menindih tangannya. Entah benda apakah itu.

Cukup sudah!

Zoya membuka matanya perlahan, berusaha menyesuaikan cahaya lampu yang menyerbu netranya.

Pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah selimut yang sedikit menutupi mulutnya. Sepertinya inilah yang membuatnya merasa hangat.

Kepalanya dimiringkan sedikit dan kini ia tau pelaku dari ketidaknyamanan yang menimpanya.

Siapa lagi kalau bukan Revan yang tertidur dengan posisi menggenggam tangan mungil Zoya di bawah kepalanya.

Iris matanya kembali bergulir menyapu seisi ruangan itu. Tampaklah teman-temannya yang terlelap dengan posisi yang bisa dikatakan "merusak image".

Tubuh Revan kembali memberi pergerakan. Kali ini disertai kerutan di dahinya. Sepertinya cowok itu sedang bernimpi buruk.

Zoya mengangkat sebelah tangannya yang bebas dan mengelus lembut rambut Revan. Perlahan, ia menarik tangannya yang ditindih oleh kepala Revan.

Tapi tetap saja sepelan apapun dia menarik tangannya, tidur cowok itu tetap terganggu. Untung saja, Zoya tetap mengelus kepalanya agar Revan kembali tidur dengan nyaman.

Setelah beberapa menit, barulah gadis itu bangkit berdiri dan melangkahkan kakinya menuju dapur. Hawa dingin membuatnya sedikit menggigil.

Dan kalian tau apa yang paling Zoya suka untuk melawan rasa dingin itu? Mi instan!

Cukup tau saja, sekalipun kakak kandungnya sendiri ahli dalam kegiatan memasak, Zoya malah tergolong cewek yang paling ‘anti’ dengan yang namanya memasak.

Dan selama hampir tujuh belas tahun hidup di dunia, gadis itu hanya bisa membuat mi instan!

Gadis itu mulai membuka kulkasnya dan mendapati stok mi instan yang masih banyak. Oke, sepertinya hari ini teman-temannya harus menikmati mi instan saja.

Karena hujan yang sepertinya tidak menunjukkan tanda akan berhenti. Dan gadis itu sedang mager kalau harus menerobos hujan dengan mobil.

Pandangannya kembali terarah ke ruang keluarga dan tampaklah para penjelajah dunia mimpi yang masih setia menutup mata. Dasar kebo!

Seketika ia sedikit bingung. Apa ia harus memasak mi instan untuk mereka juga saat ini?

Kan mubazir kalau mereka belum juga bangun saat mi instannya telah matang. Lalu Zoya harus bagaimana?

Ah, sudahlah! Nanti kalau mereka bangun, Zoya akan memasak mi instan lagi.

Zoya pun mulai memasak sebungkus mi tersebut. Setelah beberapa menit, mi itu melunak dan siap untuk dimakan.

Namun ketika Zoya hendak menuangkan mi tadi ke dalam mangkuk yang sudah diberi bumbu, tangannya malah ditahan oleh tangan lain dari belakang. Tanpa perlu ditanya lagi, Zoya sudah tau tangan siapa itu. Siapa lagi kalau bukan Revan?

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang