CHAPTER 25

3.3K 96 5
                                    


Karena pada dasarnya, cewek lebih nyaman sama fiksinya daripada harus bertahan dengan realita pahitnya
~Key~

~ - ~ - ~

"What?! Lo ikut olimpiade matematika? Kesambet jin apa lo?!" pekik Zio yang baru saja mendengar berita 'menggemparkan' sekaligus 'mengherankan'.

Sejak jam pulang sekolah tadi, Revan cs bersama twins somplak dan Zoya memutuskan untuk menjenguk Zio di rumah sakit. Keadaan Zio sudah mulai membaik, sehingga mereka diijinkan untuk merecoki cowok itu di dalam kamar rawatnya.

Dan disinilah mereka. Zoya dan Revan duduk di kursi samping brankar. Sementara yang lainnya duduk di sofa ruangan sambil memakan camilan yang mereka beli tadi.

Sementara Zio? Cowok yang masih terduduk di atas brankar rumah sakit dengan beberapa bagian tubuh yang diperban itu tak bisa menyembunyikan wajah cengonya.

Zio tidak habis pikir dengan pikiran Revan saat ini. Nilai matematikanya saja jatuh bangun, malah sok-sokan mendaftarkan diri untuk olimpiade.

Apalagi ini matematika! Mata pelajaran yang menjadi bencana bagi anak sekolah.

"Yaelah, sahabat laknat lo! Support gue dikit kek," cibir Revan yang duduk santai di samping Zoya sambil memainkan ponselnya.

Pletak

"Sakit, njir!"

Dika dengan tampang watadosnya menjitak kening Revan, "Lo kira matematika itu gampang? Nilai lo diatas KKM aja mukjizat."

"Tau lo, Van! Lo salah minum racun Bu Lena kali, yak?" timpal Rehan.

"Udahlah! Biarin aja dia berkarya sesuka hati," sahut Mey sambil memakan kripik kentangnya.

Zoya yang sejak tadi tidak menanggapi pun menegakkan kepalanya, "Van, pinjem HP. Punya aku lowbat."

Revan merogoh saku celananya dan menyerahkan HP-nya tanpa bertanya apa yang ingin dilakukan gadis itu.

Zoya mulai memainkan jari-jarinya di atas benda canggih itu. Sementara Revan hanya sibuk memperhatikan dari sebelahnya sambil menumpukan dagunya di atas bahu Zoya tanpa mempedulikan kawan-kawannya yang mulai sibuk dengan pembicaraan lain.

Kernyitan tampak jelas di dahi Revan ketika melihat gadis itu membuka aplikasi Google PlayStore di ponselnya.

"Mau download apaan sih?" bisik Revan.

Zoya tidak menjawab, namun jemarinya masih sibuk dengan aktifitasnya.

Revan membulatkan matanya dan spontan merebut ponselnya dari Zoya saat melihat gadis itu ingin mendownload aplikasi bimbel online.

"Loh kok diambil?" heran Zoya dengan suara yang membuat perhatian seisi ruangan tertuju kearahnya.

"Ngapain juga pake bimbel online, Zoy? Nanti aku dapet godaan buat main HP mulu. Kan, mending kamu yang ajarin," kilah Revan.

Faktanya, dia hanya tidak mau memorinya penuh dengan aplikasi bimbel online. Asal kalian tau saja, ponselnya dipenuhi dengan game online yang tentunya akan sangat disayangkan jika di uninstal.

"Ujung-ujungnya modus sama adek gue. Dasar Revanol!" cibir Zio.

Brak

Seisi ruangan terlonjak kaget ketika Key menggebrak meja di hadapannya.

"Mey, adek lo kapan warasnya sih? Orang lagi ngobrol, malah dikagetin," gerutu Alka.

"Ck, gue seratus persen waras keles! Gue ada ide nih! Mau denger nggak?"

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang