Happy Reading (~_^)
~ - ~ - ~
Revan POV
Gue baru aja bangun dan ngerasa haus banget. Nih tenggorokan rasanya kayak kemarau banget. Mana dingin banget lagi.
Gue beranjak keluar dari kamar. Kamar kita semua ada di lantai 2, jadi gue harus turun tangga buat ke dapur.
Gue mendesah lega setelah minum air.
Bentar, kok gue kayak dengar suara ya? Gue nengok jam dinding. Ini udah jam setengah enam lewat. Nggak mungkin kan ada setan?
Gue coba buat dengerin lebih jelas lagi. Suaranya dari ruang bacanya eyang Sarah. Gue mendekat dan suaranya makin jelas.
Gue buka pintu itu pelan-pelan. Sumpah gue kaget banget pas liat ada Zoya disana.
Dia lagi nyanyi. Anjir, suaranya bagus banget! Gue dengerin lagunya sanpai selesai. Dan dari yang gue denger, dia bener-bener mendalami liriknya.
Entah ada dorongan apa, gue refleks tepuk tangan buat dia pas lagunya selesai.
Author POV
Zoya tersentak kaget saat mendengar suara tepukan tangan. Ia berbalik dan terkejut melihat Revan sudah ada di sana. Apa Revan mendengar nyanyiannya tadi?
"Nggak usah kaget kalo gue tepuk tangan. Suara lo pantes dipuji. Bahkan gue denger lo mendalami banget liriknya " puji Revan sambil beranjak dan berdiri tepat di depan Zoya.
"Ngapain lo disini?" ucap Zoya mengalihkan pembicaraan.
Revan sadar kalau Zoya sedang mengalihkan pembicaraan.
"Kenapa lo ngalihin pembicaraan?" tanya Revan dengan tatapan mengintimidasi.
Zoya yang tidak kuat mendapat tatapan seperti itu pun bangkit dari duduknya dan berusaha untuk keluar. Namun langkahnya terhenti saat Revan mencekal tangannya.
Masih dengan posisi saling membelakangi, Revan pun mengatakan hal yang mengganjal di hatinya sejak semalam, "Senyuman lo nggak pantes hilang hanya karena si brengsek itu."
Zoya mematung di tempatnya. Apakah Revan sudah tau? Revan pun bisa merasakan ketegangan dari tangan Zoya yang masih dicekalnya.
Revan berbalik menghadap Zoya dan membalikkan tubuh gadis itu untuk menatapnya. "Dia bisa dengan gampangnya ngukir kenangan di hati lo. Tapi dia nggak berhak untuk ngambil kebahagiaan lo seenaknya."
Zoya tidak mengerti apa yang harus dia lakukan. Emosinya tiba-tiba memuncak. Dia tidak bisa mengendalikannya lagi. Dengan satu sentakan keras darinya, genggaman Revan pun terlepas membuat Revan menautkan alisnya.
"Terus apa? Setelah lo tau semuanya, sekarang mau lo apa?!" bentak Zoya.
"Zoy, gu-"
"Gimana menurut lo?! Menurut lo gue cengeng? Menurut lo gue lebay? Gue childish, iya?! Atau menurut lo gue-"
Dengan satu tarikan dari Revan, gadis itu sudah ada dalam dekapannya. Dia tidak mengerti dengan cara tubuhnya merespon kemarahan Zoya. Yang dia tau sekarang, Zoya sedang kehilangan kendali atas emosinya sendiri. Dan hati kecilnya berkata bahwa Zoya butuh ketenangan.
Zoya yang masih terkejut dengan perlakuan Revan hanya bisa membulatkan matanya dalam dekapan cowok itu ketika Revan berkata dengan sangat lembut, "Menurut gue lo rapuh."
Air mata Zoya sudah tidak bisa dibendung lagi. Kehangatan Revan telah berhasil meruntuhkan pertahanannya. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan hangat yang diberikan Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Princess
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM BACA!!! PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! ~ - ~ - ~ Cinta Persahabatan Keluarga Semuanya adalah permainan yang kini ada di depan mata seorang gadis belia yang punya tawa secerah mentari, namun pernah hilang karena kalah dalam pe...