CHAPTER 12

4.6K 160 3
                                    

Happy Reading (´∀`)♡

~ - ~ - ~

Ukiran senyum tak pernah lepas dari bibir seorang cowok yang kini tengah asyik bermain PS bersama teman-temannya. Meskipun terkadang kalah karena kurang fokus, dia tetap senang.

Entah kenapa, kejadian tadi siang benar-benar berbekas di ingatannya meninggalkan kebahagiaan yang tak terhingga dalam benaknya.

Rehan yang sejak tadi memperhatikan Revan menjadi gemas sendiri dengan sahabatnya itu.

Ya, Rehan dan Alka sedang berada di rumah Revan untuk bermain PS. Dika dan Zio tidak ikut karena keduanya masih harus mengikuti ujian, yang tentunya memerlukan ketekunan dalam belajar.

"Eh, bego! Kesambet jurig, lo? Kalah terus tapi malah senyum-senyum nggak jelas," tegur Rehan sambil melempar sepotong kentang goreng kearah Revan.

"Iya, Van! Senyum tuh emang ibadah. Tapi senyum lo tuh nyeremin. Kalah aja senyum. Aneh lo!" timpal Alka yang tengah fokus dengan PS nya.

Revan terkekeh pelan mendengar keluhan teman-temannya itu, "Tadi siang gue nembak Zoya."

Seketika itu juga, Alka dan Rehan seolah tersedak salivanya sendiri.

"Serius lo?" tanya Rehan dan Alka bersamaan.

"Wah, gila lo! Baru seminggu aja kenal ama Zoya, langsung nembak dia." Alka berdecak kagum.

"Eh, terus dia terima?" tanya Rehan penasaran.

"Ya iyalah. Orang gue nembaknya pake jebakan," enteng Revan.

Alka dan Rehan mengernyit bingung. Apa maksudnya? Jebakan apa?

Revan yang mengerti pun mulai menjelaskan, "Gini, tadi itu gue, Zio sama Zoya bikin Q&A. Pas giliran dia, gue nanya beruntun dan dia jawabnya iya terus. Nah, pertanyaan terakhir, gue tembak dia. Dan tanpa sadar, dia jawab iya. Otomatis dia jadi pacar gue. Tapi dia nggak ngakuin itu. Jadi, lo berdua harus bantuin gue buat dia ngakuin kalau gue pacarnya."

"Ka, kayaknya caranya Revan perlu dicoba deh," usul Rehan kepada Alka.

"Ck ck ck otak licik lo berdua kayaknya harus disucikan dulu deh. Itu namanya pemaksaan, ogeb!" decak Alka.

Revan melepaskan stik PS nya lalu berbalik menghadap Rehan dan Alka. "Zio sendiri yang percayain adeknya sama gue. Dan gue mau Zoya itu berubah jadi cewek yang lebih ceria. Emangnya lo berdua mau dia jadi cewek es seumur hidup?"

Rehan dan Alka spontan menggeleng.

"Nah, kalo gitu bantuin gue," ujar Revan dengan menjentikan jarinya.

"Okelah," jawab Alka pasrah.

"Trus gimana rencana lo?" timpal Rehan.

Revan tersenyum tipis, "Rencananya...."

~ - ~ - ~

Kejadian kemarin benar-benar membuatnya enggan membuka mata. Sinar sang surya yang terus saja mengetuk kelopak matanya untuk terbuka pun seolah diabaikan.

Zoya, gadis itu enggan untuk bangun. Kemarin otaknya dikotori dengan banyak memori tak berguna.

Ingin rasanya ia bangun dengan amnesia. Tapi keinginannya tak diwujudkan.

Pintu kamarnya terbuka secara perlahan, namun itu tidak mengusiknya sedikitpun.

"Adek lo kalo tidur nyeremin, ya? Masa tu matahari silau gitu, dianya nggak keganggu?" bisik Revan pada Zio.

"Bacot lo! Udah sana bangunin. Gue mau sekolah dulu. Awas lo kalau macem-macem," ancam Zio, lalu pergi meninggalkan Revan dan Zoya.

Revan melangkah memasuki kamar Zoya dan duduk di bibir ranjang.

My Ice PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang